hukum mim dan nun bertasydid
Terjemahbab Hukum Mad Kitab Tuhfatul Athfal dengan Penjelasannya. .وَغُنَّ مِيمًا ثُمَّ نُونًا شُدِّدَا ۞ وَسَمِّ كُـلاًّ حَرْفَ غُنَّةٍ بَدَا. Dengungkanlah mim dan nun yang bertasydid.. dan namakanlah kedua huruf tersebut dengan huruf ghunnah dan tampakkanlah. ---------.
HukumNun & Mim Bertasydid Huruf yang bertasydid pada mulanya merupakan gabungan dari 2 huruf; huruf pertama sukun dan yang keua berharokat, maka huruf yang sukun tadi dimasukan kepada huruf yang berharokat yang kemudian menjadi satu huruf dan huruf yang kedua ditasydidkan.
c Hukum Mim dan Nun yang Bertasydid Huruf-huruf bertasydid merupakan pengibaran dari 2 huruf yang sama. Yang pertama sukun dan yang kedua Metode Maisura, Bogor: CV Duta Grafika, 2017, cet. 10, hal. 310. Dan lihat juga Muhammad al-Mahmud, Hidayatul Mustafid: Ilmu Tajwid Lengkap dan Praktis, t.p: Sarana Ilmiah, t.th.hal. 18
ٌُخُمصابdibaca (bashirun). 23 4) Hukum Mim dan Nun yang Bertasydid Hukum mim dan nun yang bertasydid baik yang terletak dalam satu kata maupun dua kata adalah harus atau wajib dibaca dengung sepanjang dua harakat. Lama satu harakat diukur dengan lama seseorang menggenggam telapak tangannya dan membukanya kembali. Contoh: ُُ,نِمإ
Hukummim dan nun bersabdu Hukum mim dan nun bersabdu juga dikenali sebagai wajibal ghunnah (ﻭﺍﺟﺐ ﺍﻟﻐﻨﻪ) yang bermaksud diwajibkan dengung. Maka jelaslah yang bacaan bagi kedua-duanya adalah didengungkan. Hukum ini jatuh bagi setiap huruf mim dan nun yang mempunyai tanda sabdu atau bertasydid ( dan نّ). Antara contoh ayat
Wo Treffen Sich Singles In Hamburg. 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID -VGvHSZXX5EFV-Kky2zRFdXUSf05dwt6Yb_oVThBXEgnVSOJkIlV2g==
Hukum Nun dan Mim Bertasydid Ghunnah Musyaddadah Hukum mim dan nun bertasydid atau bersabdu adalah ghunnah. Karena bertasydid maka ada kalanya disebut dengan ghunnah musyaddadah. Ghunnah musyaddadah adalah suara nasal atau suara dengung yang terdapat pada nun dan mim yang bertasydid. Ghunnah merupakan sifat yang terdapat pada nun dan mim. Apabila kedua huruf tersebut bertasydid, maka semakin tampak jelas sifat ghunnahnya. Ghunnah Pada dasarnya huruf nun dan mim dalam keadaan apapun selalu berghunnah. Coba tekan hidung saat melafalakan nun dan mim! Pasti akan ada getaran yang menunjukkan ada aliran suara yang melewati hidung. Dalam kitab Tuhfatuh Athfal dijelaskan وَغُنَّ مِيمًـا ثُـمَّ نُونًـا شُدِّدَا • وَسَمِّ كُلاً حَـرْفَ غُنَّـةٍ بَــدَا Dan dengungkanlah mim dan nun yang bertasydid, dan kedua huruf tersebut dinamai dengan huruf ghunnah. Ketika nun dan mim bertasydid, maka ghunnahnya semakin nampak dan jelas. Begitu pula dijelaskan dalam kitab Muqaddimah Al-Jazariyyah وَأَظْهِرِ الغُنَّةَ مِنْ نُـوْنٍ وَمِنْ مِيْمٍ • إِذَا مَا شُدِّدَا.... Dan tampakkanlah ghunnah pada nun dan mim apabila keduanya bertasydid. Kata أَظْهِرْ yang artinya “tampakkanlah” diterjemahkan dengan أَكْمِلْ yang artinya “sempurnakanlah”. Ghunnah pada mim dan nun bertasydid harus disempurnakan dan ditahan selama dua harakat. Sedikit penjelasan tentang makhraj dan sifat huruf mim dan nun. - Makhraj dan sifat huruf mim م • Makhraj mim adalah dua bibir dengan tanpa tekanan. Satu makhraj dengan ba’ dan wau. • Sifat mim adalah jahr, tawasuth, istifal, infitah, idzlaq dan ghunnah. - Makhraj dan sifat huruf nun ن • Makhraj nun adalah ujung lidah dekat makhraj lam menempel ke gusi. • Sifat nun adalah jahr, tawasuth, istifal, infitah, idzlaq dan ghunnah. Contoh Ghunnah Musyaddadah Contoh nun bertasydid إِنَّا – فِيْهِنَّ - مَلِكِ النَّاسِ - وَآمَنَهُمْ مِّنْ Contoh mim bertasydid ثُمَّ - مُحَمَّدٌ – تُحَمِّلْنَا - عَذَابٌ مُّقِيْمٌ Contoh ayat yang terdapat ghunnah musyaddadah فِي عَمَدٍ مُمَدَّدَةٍ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ إِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُولٍ تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ Tambahan Perlu diketahui bahwa ada beberapa hal yang mengakibatkan huruf nun dan mim bertasydid. Yang intinya adanya tasydid menunjukkan ada idgham baik idgham bighunnah, idgham mitslian dan idgham syamsiyah.
Pembahasan hukum mim dan nun bertasydid adalah pembahasan kesekian dalam kajian Ilmu Tajwid. Pembahasan tentang hukum mim dan nun tasydid tidak cukup banyak, namun tentu saja tidak boleh disepelekan. Karena, bagaimanapun tanpa sungguh-sungguh dan kecermatan, akan sulit rasanya mempelajari dan memahami materi lainnya dalam membaca Al-Qur'an dengan benar sangat penting untuk memperhatikan dan mengikuti hukum tajwid. Hukum Mim Mati dan Nun Tasydid juga memiliki beberapa aturan penting yang harus diterapkan agar bacaan Al-Qur'an menjadi jelas, tepat, dan sesuai dengan ketentuan tajwid. Mim dan Nun Tasydid Mim dan nun Tasydid adalah mim dan nun yang memiliki harakat tasydid di atasnya. Sedang pada tasydid tersebut juga terdapat harakat lain seperti fathah, dlummah, atau kasroh. Dalam pengertian lain, mim dan nun tasydid merupakan huruf kembar, baik huruf yang kembar itu adalah mim ataupun nun. Keduanya lantas diidghomkan karena huruf yang pertama mati dan huruf yang kedua hidup. Pengertian mim dan nun tasydid tersebut mengacu pada kaidah penulisan dalam Bahasa Arab. Dalam kaidah itu dijelaskan, setiap dua huruf yang sama, sedang huruf yang pertama mati dan huruf yang kedua hidup, maka dua huruf tersebut harus dilebur. Syaratnya, dua huruf tersebut harus berada dalam satu kata. Dan sebagai penanda bahwa muasal huruf leburan tersebut adalah dua huruf yang sama, disematkan lah tasydid. Ini seperti contoh lafadz مَدَّ yang asalnya adalah مَدْدَ. Kiranya, pengertian tentang mim dan nun tasydid ini sudah cukup. Sekarang, pembahasan berlanjut pada hukum bacaan mim dan nun tasydid. Hukum Mim dan Nun Tasydid Dalam kajian Ilmu Tajwid yang lengkap, hukum mim dan nun tasydid disebut dengan Ghunnah. Ghunnah dalam satu pengertian adalah suara dengungan yang halus, yang keluar dari jalur hidung. Beberapa orang mengatakan suara dengungan ini mirip dengan suara mesin atau suara kumbang. Ghunnah sebenarnya tidak hanya dimiliki oleh mim dan nun tasydid. Sebab, ada juga beberapa hukum bacaan yang juga memiliki Ghunnah. Bacaan-bacaan tersebut adalah Idghom Bighunnah, Iqlab, Ikhfa’ Haqiqi, Ikhfa’ Syafawi, juga Idghom Syafawi. Termasuk nun yang berada di depan Alif Lam Syamsiyyah. Jadi, bila dipahami benar, Ghunnah bukan semata sebutan untuk hukum suatu bacaan. Lebih dari itu, Ghunnah diartikan juga dengan dengung. Inilah kenapa, setiap bacaan yang mengandung dengung bisa dihukumi dengan ghunnah, meskipun dalam tingkatan Ghunnah yang berbeda-beda. Cara Membaca Mim dan Nun Tasydid Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, hukum mim dan nun tasydid adalah Ghunnah. Lalu bagaimana cara membacanya? Dengan mendengungkannya hingga dua harakat. Panjang dengung itu sama dengan panjang bacaan pada Mad Thobi’i. Karena itu, butuh ketelitian yang baik untuk membaca Ghunnah. Kenapa membaca Ghunnah butuh ketelitian? Ini karena tidak sedikit orang yang membaca bacaan Ghunnah dengan mendengungkan satu harakat saja. Padahal seharusnya, bacaan ghunnah didengungkan sepanjang dua harakat. Tentu saja, masalah utamanya karena orang yang membaca Alquran tersebut terlalu terburu-buru. Atau karena kurang memperhatikan betul bacaan Alqurannya. Ghunnahnya Mim dan Nun Tasydid Ghunnah memiliki beberapa tingkatan. Tingkatan ini adalah tingkatan kuat tidaknya suara ghunnah atau suara dengung dalam suatu bacaan. Tingkatan paling rendah ghunnah terdapat pada suara huruf nun dan huruf mim yang berharakat. Tingkatan di atasnya adalah ghunnah dari nun mati atau mim mati yang memiliki hukum bacaan Idzhar, baik itu Idzhar Halqi atau Idzhar Syafawi. Dua tingkatan itu yang banyak dipahami orang sama sekali tidak memiliki suara dengung, padahal ada. Hanya saja, dengung pada keduanya hanya satu harakat, sehingga inilah yang membuat dua tingkatan tersebut seperti sama sekali tidak memiliki dengung. Tingkatan di atas dua tingkatan tersebut adalah suara dengung pada Ikhfa’ Haqiqi dan Iqlab. Tingkatan yang lebih kuat dari ini adalah dengung yang keluar dari bacaan Idghom Bighunnah. Sedang tingkatan paling tinggi adalah dengung yang keluar dari mim dan nun tasydid. Dengung ini lah yang suara dengungnya paling kuat dan jelas. Tetapi, sebagai catatan, tiga tingkatan ini memiliki panjang dengung dua harakat. Contoh ghunnah yang memiliki dengung paling kuat bisa Anda lihat pada ayat وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آَمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآَخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ. Ayat 8 Surat Al-Baqarah tersebut memuat kata النَّاسِ dan kata آَمَنَّا yang memuat nun tasydid. Sedang untuk contoh mim tasydid ada pada ayat صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ. Pada ayat 18 Surat Al Baqarah tersebut terdapat kata صُمٌّ yang memuat mim tasydid. Hukum mim dan nun tasydid merupakan materi yang lumayan ringan untuk diperbincangkan. Karena itu, rasanya pembahasan tentang mim dan nun tasydid ini sudah cukup. Tinggal mempraktikkan saja sekarang. Demikianlah tulisan dan penjelasan mengenai Hukum Mim dan Nun Tasydid dan Contohnya. Semoga dengan adanya tulisan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi segenap pembaca yang sedang membutuhkan materi tentang "Hukum Mim dan Nun Tasydid". Trimakasih,
Jakarta - Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam membaca Al-Qur'an adalah memahami ilmu tajwid. Ilmu tersebut mengatur sejumlah hukum bacaan mulai dari nun sukun atau tanwin hingga El-Mahfani menjelaskan dalam buku Belajar Cepat Ilmu Tajwid, kata 'tajwid' berasal dari bahasa Arab 'jawwada-yujawwidu-tajwid' جوّد-يجوّد-تجويدا yang artinya menurut istilah, tajwid adalah membaguskan bacaan huruf-huruf atau kalimat-kalimat Al-Qur'an satu persatu dengan terang, teratur, perlahan, dan tidak tergesa-gesa. Sehingga, ilmu tajwid dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari cara membaca Al-Qur'an dengan baik dan itu, menurut 'Athiyyah Qabil Nashar sebagaimana dijelaskan Marzuki dan Sun Choirol Ummah dalam buku Dasar-dasar Ilmu Tajwid, tajwid adalah ilmu yang membahas kata-kata ayat Al-Qur'an dari segi pemberian huruf pada haknya yang berupa sifat-sifat yang lazim Hukum Bacaan TajwidAda berbagai macam hukum bacaan tajwid dalam Al-Qur'an. Di antaranya hukum nun sukun dan tanwin, hukum mim sukun, hukum mim dan nun bertasydid, hukum mad, hukum idgham shagir, dan nun sukun dan tanwin terdiri dari izhar halqi, idgham bighunnah dan idgham bilaghunnah, iqlab, dan ikhfa hakiki. Kemudian, hukum mim sukun terdiri dari ikhfa syafawi, idgham mitslain, dan izhar pada hukum mad terdiri dari mad ashli dan mad far'i, sedangkan hukum idgham shagir terdiri dari idgham mutamatsilain, idhgam mutajanisain, dan idgham itu, hukum qalqalah terdiri dari qalqalah sugra dan qalqalah kubra. Berikut penjelasan tajwid Izhar HalqiMengutip buku Pintar Al-Qur'an oleh Abu Nizhan, secara bahasa, izhar adalah bayan atau jelas, sedangkan menurut istilah adalah membaca nun mati نْ atau tanwin ـَــًـ , ـِــٍـ , ـُــٌـ dengan jelas tanpa suara dengung atau enam huruf izhar, yaitu hamzah ء, kha ح, ha خ, ain ع, ghain غ, dan ha' هـ.Contoh bacaan izharمَآ أَغْنَىٰ عَنْهُArab latin Mā agnā 'an-hu QS Al Lahab 22. Idgham BighunnahSecara bahasa, idgham artinya idkhal atau memasukkan, sedangkan secara istilah adalah menyamarkan atau meleburkan nun mati atau tanwin dengan huruf-huruf idgham sehingga seolah-olah menjadi satu huruf yang idgham bigunnah yaitu jika nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ya ي, nun ن, mim م, dan wau و, maka harus dibaca idgham disertai dengan dengung di hidung gunnah.Contoh bacaan idgham bighunnahأَبِى لَهَبٍ وَتَبَّArab latin Abī lahabiw wa tabb QS Al Lahab 13. Idgham BilaghunnahIdgham bilaghunnah yaitu jika nun mati atau tanwin bertemu dengan lam ل dan ra ر, maka harus dibaca idgham tanpa disertai dengung di hidung gunnah.Contoh bacaan idgham bilaghunnahوَلَمْ يَكُنْ لَهُArab latin Wa lam yakul lahụ QS Al Ikhlas 44. IqlabSecara bahasa, iqlab artinya memindahkan atau mengubah sesuatu dari asalnya, sedangkan menurut istilah adalah mengubah atau menggantikan nun mati menjadi mim disertai dengungan jika bertemu dengan huruf ba ب.Contoh bacaan iqlabمِنْۢ بَعْدِArab latin mimm ba'di QS Al Bayyinah 45. Ikhfa HakikiHukum nun mati dan tanwin selanjutnya adalah ikhfa. Secara bahasa, ikhfa artinya satru yang berarti menutupi atau menyamarkan. Adapun menurut istilah, ikhfa adalah menyamarkan nun mati atau tanwin karena muncul suara dengungan gunnah jika bertemu dengan 15 ikhfa antara lain kaf ك , qaf ق , fa' ف , zha ظ , tha ط , dhad ض , shad ص , syin ش , sin س , za' ز , dzal ذ , dal د , jim ج , tsa' ث , dan ta' ت .Contoh bacaan ikhfaلَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَArab latin Laqad khalaqnal-insāna QS At Tin 46. Ikhfa SyafawiMengutip buku Ilmu Tajwid Praktis karya Muhammad Amri Amir, ikhfa syafawi yaitu ketika mim sukun مْ bertemu dengan huruf ba ب. Dalam hal ini, mim sukun dibaca tampak samar disertai ikhfa syafawiتَرْمِيهِم بِحِجَارَةٍArab latin Tarmīhim biḥijāratim Al Fil ayat 47. Idgham MitslainIdgham mitslain adalah hukum bacaan ketika mim sukun مْ bertemu dengan huruf mim yang berharakat مَ مِ , مُ. Cara membacanya harus disertai dengan idgham mitslainلَهُمْ مَايَتَقُوْنَArab-latin lahummmmaa yattaquuna8. Izhar SyafawiIzhar syafawi adalah ketika mim sukun مْ bertemu dengan huruf hijaiyyah selain huruf mim م dan ba ب. Cara membacanya mim sukun tampak jelas dan tanpa izhar syafawiأَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْArab latin An'amta 'alaihim Al Fatihah ayat 79. Mim Bertasydid dan Nun BertasydidMim bertasydid مّ dan nun bertasydid نّ juga dikenal dengan ghunnah musyaddah. Apabila bertemu hukum bacaan ini maka harus digunnahkan sepanjang 2 mim bertasydidوَمِمَّاArab-latin wa mimmaContoh nun bertasydidإِنَّهُمْArab-latin innahum10. Mad Ashli/Thabi'iTajwid selanjutnya adalah mad. Secara bahasa mad artinya bertambah dan memanjang, sedangkan menurut istilah adalah memanjangkan suara dengan huruf mad atau lin ketika adanya suatu sebab seperti hamzah ء dan sukun ه.Jenis mad yang pertama adalah mad ashli atau mad thabi'i. Hukum ini berlaku pada alif ا sesudah fathah, ya ي sukun sesudah kasrah, dan wau و yang sesudah mad ashliبِّ ٱلنَّاسِArab latin Birabbin-nās QS An Nas ayat 1.11. Mad Far'iHukum tajwid ini mengharuskan ayat dibaca lebih panjang dari mad asli. Tambahan dikarenakan adanya hamzah ء atau sukun ه dalam ayat. Contohnya adalahContoh mad far'iءَآللَّهُ خَيْرٌArab latin Allāhu khairun QS An Naml ayat 59.12. Idgham Mutamatsilain atau Idgham MimiTajwid ini berlaku jika ada dua huruf bertemu dengan makhroj dan sifat yang sama, kecuali wau و dan ya ي. Cara membacanya adalah dimasukkan, diidghamkan, atau ditasydidkan kepada huruf yang idgham mutamatsilainبَل لَّا تُكْرِمُArab latin bal lā tukrimụ QS Al Fajr ayat 17.13. Idgham MutajanisainHukum bacaan ini berlaku saat dua huruf bertemu dengan makhroj yang sama, namun sifatnya idgham mutajanisainفَلَمَّا اَثْقَلَتْ دَعَوَ اللهَ رَبَّهُمَاArab latin Fa lammā aṡqalad da'awallāha rabbahumā QS Al A'raf ayat 189.14. Idgham MutaqaribainHukum tajwid ini berlaku jika ada dua huruf bertemu dengan makhraj dan sifat yang hampir sama berdekatan. Huruf yang termasuk idgham mutaqaribain adalah lam ل dan ra ر, serta kaf ﻙ dan qaf ﻕ.Contoh idgham mutaqaribainفَقُل رَّبُّكُمْArab latin Fa qur rabbukum QS Al An'am ayat 14715. Qalqalah SugraHukum ini berlaku jika huruf qalqalah yakni ba ب, jim ج, dal د, ta ط, dan qaf ق berada di tengah ayat, dengan suara dipantulkan tidak terlalu qalqalah sugraرَزَقْنَٰهُمْArab latin razaqnāhum Qs Al Baqarah ayat 316. Qalqalah KubraCara baca tajwid ini adalah dengan pantulan cukup kuat. Huruf qalqalah kubra berada di akhir qalqalah kubraوَٱلْيَوْمِ ٱلْمَوْعُودِArab latin Wal-yaumil-mau'ụd QS Al Buruj ayat 2detikers kini bisa membaca al quran secara digital di Apps detikcom Quran Online. Simak Video "Permintaan Maaf Wanita Simpan Al-Qur'an Dekat Sesajen-Akui Tertarik Islam" [GambasVideo 20detik] kri/rah
Bab Hukum Mim dan Nun yang di tasydid dan Mim Mati Bab ini menerangkan tentang hukum-hukum bacaan tajwid yang berkaitan dengan mim & nun bertasydid dan mim mati. Yaitu Ghunnah, Idhar Syafawi, Idgham Ma’al Ghunnah/ Idgham Mimi/ Idgham Mitslii/ Idgham Mitslain ma’al Ghunnah, dan Ikhfa’ Syafawi. Baca juga Bab Hukum Nun mati dan Tanwin وَغُنَّةٌ قَدْ أَوْجَبُوْهَا أَبَدَا ۞ فِى الْمِيْمْ وَالنُّوْنِ اِذَامَاشُدِّدَ Ghunnah berdengung itu wajib diterapkan pada mim dan nun yang di tasydid. Hukum tersebut berdasarkan mufakat para ulama tajwid, seperti lafadh اِنَّ, مِمَّ وَالْمِيْمُ اِنْ تَسْكُنْ لَدَى الْبَاتُخْتَفِى ۞ نَحْوُاعْتَصِمْ بِاللهِ تَلْقَ الشَّرَفَا Ketika ada mim mati bertemu ba’ maka wajib dibaca ikhfa’ syafawi. Contoh اِعْتَصِمْ بِاللهِ, اَمْ بِهِ وَادْغِمْ مَعَ الْغُنَّةِ عِنْدَ مِثْلِهَا ۞ Ketika ada mim mati bertemu dengan mim maka wajib dibaca idgham ma’al ghunnah. Contoh اَمْ مَنْ, كَمْ مِنْ ۞وَاظْهِرْ لَدٰى بَاقِى الْحُرُوْفِ كُلِّهَا Ketika ada mim mati bertemu dengan huruf selain diatas tadi mim dan ba’ maka wajib dibaca idhar syafawi. Adapun huruf idhar syafawi ini berjumlah 26 yaitu hamzah, ta’, tsa’, jim, ha’, kha’, dal, dzal, ra’, za’, sin, syin, shad, dhat, tha’, dha’, ain, ghain, fa’, qaf, kaf, lam, nun, wawu, ha’, dan ya’ء, ت, ث, ج, ح, خ, د, ذ, ر, ز, س, ش, ص, ض, ط, ظ, ع, غ, ف, ق, ك, ل, ن, و, ه, ي . Contoh اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِالْمَغْضُوْبِ وَاحْرِصْ عَلَى الْاِظْهَارِعِنْدَالْفَاءِ ۞ وَالْوَاوِ وَاحْذَرْدَاعِىَ الْاِخْفَاءِ Ketika ada mim mati bertemu fa’ atau wawu wajib dibaca idhar syafawi, jangan sampai dibaca ikhfa’ syafawi seperti lafadh عَلَيْهِمْ وَلاَ , هُمْ فِيْهَا Berikut ini contoh dalam tabel No. Lafadh Bacaan Sebab 1 عَمَّ , مِنَ الْجِنَّة Ghunnah Nun dan mim ditasydidi 2 اِعْتَصِمْ بِاللهِ Ihkfa’ Syafawi Mim mati bertemu ba’ 3 كَمْ مِنْ فِئَةٍ Idgham Mitslii Mim mati bertemu mim 4 اَنْعَمْتَ Idhar Syafawi Mim mati bertemu ta’ 5 عَلَيْهِمْ غَيْرِ –”– Mim mati bertemu ghain 6 اَنَّهُمْ اِلَى رَبِّهِمْ –”– Mim mati bertemu hamzah 7 وَهُمْ رَاجِعُوْنَ –”– Mim mati bertemu ra’ 8 لَهُمْ فِيْهَا –”– Mim mati bertemu fa’ 9 عَلَيْهِمْ وَلَا –”– Mim mati bertemu wawu Sampai disini dulu penjelasan tentang bab mim & nun mati yang di tasydid dan mim mati. Jika ada yang kurang jelas, kita diskusikan dibawah via komentar . Catatan Ketika kita menemukan kalimah idhar syafawi, kita harus hati-hati dalam membacanya. Jangan sampai memunculkan harakat lagi dalam mim mati. Contoh هُمْ فِيْهَا jangan dibaca هُمْ مْ فِيْهَا Jangan pula berhenti sebentar karena takut terbaca ikhfa’ syafawi. Contoh هُمْ فِيْهَا jangan dibaca هُمْ berhenti sebentar, lalu فِيْهَا Masalah ini menjadi catatan karena masih banyak yang keliru dalam bacaan tajwid ini. Semoga kita dapat mengaplikasikannya dengan benar.
hukum mim dan nun bertasydid