ilmu leak tingkat tinggi

Adatujuh tingkatan leak : Leak barak (brahma). Leak ini baru bisa mengeluarkan cahaya merah api. Leak bulan Leak pemamoran Leak bunga Leak sari Leak cemeng rangdu Leak siwa klakah. Leak siwa klakah inilah yang tertinggi. Sebab dari ketujuh cakranya mengeluarkan cahaya yang sesuai dengan kehendak batinnya. Leakatau Calonarang dikenal makhluk jadi-jadian yang sangat menyeramkan, menguasai ilmu leak tingkat tinggi sehingga sangat ditakuti. Discovershort videos related to ilmu leak tingkat tinggi on TikTok. Watch popular content from the following creators: Semara Jaya(@semarajayaaa), 🌏🙏EDISI_TERBATAS🙏🌏(@waluyojati99), SKSD_RUSSUH(@biar_rusuh_tapi_seru_), Sanggar Kebatinan dirisejati(@sukahoror_jogja), KESATRIA KUMBANG KAPUK(@rijal.baduy) . Explore the latest videos from hashtags: #tingkattinggi, # Ajian'Kereb Akasa' Ilmu Leak Tingkat Tinggi redsobek- 185 Views Ajian KEREB AKASA adalah salah satu ajian atau ilmu leak tingkat tinggi dimana penggunanya bisa berubah wujud menjadi sebuah kain putih yang sangat panjang. . Ilustrasi: Kerab Akasa Leak- ilmu Spiritual tingkat tinggi warisan leluhur Bali Leak merupakan suatu ilmu kuno yang diwariskan oleh leluhur Hindu di Bali. Kata leak sudah mendarah daging di benak masyarakat hindu di Bali Wo Treffen Sich Singles In Hamburg. Atraksi Leak-Ilustrasi Nusantaranews adapatasi dari berbagai sumber – Asal Usul Leak dan Kekuatannya Kini. Sebermula, tercipta sekelumit kisah menegangkan tentang seorang janda mandraguna. Dayu Datu nama janda yang hingga kini oleh sebagian masyarakat diyakini sosok dan ruwayatnya. Dayu Datu menurut cerita tutur rakyat setempat hidup di Desa Girah, letaknya di pesisir dan masih berada dalam kawasan Kerajaan Majapahit masa itu. Dayu Datu kemudian kesohor namanya dengan sebutan Calon Arang. Dikisahkan pula, Dayu Datu sendiri yang menuliskan seluruh ilmi sihir miliknya menjadi sebuah kitab ilmu hitam. Iinilah muasal yang dipercayaai sebagai cikal-bakal lahirnya Leak. Leak bagi sebagian masyarakat sudah tidak asing lagi sebagai salah jenis mahluk yang mungkin cukup menakutkan. Leak dalam penggalan catatan sejarah dinyatakan sudah ada sejak abad ke-11. Tepatnya ketika Raja Airlangga 1006-1042 M memerintah di Jawa Timur sejak 1021 M. Tentu saja cerita Leak tidak begitu saja terjadi. Kokon, dulu si Calon Arang kalah tempur sebab kitab saktinya miliknya dicuri dan diamankan oleh Mpu Bharadah. Setelah Kitab sihir berada di tangan Mpu Bhadarah, tidak jelas ke tangan siapa Kitab sakti tersbut berpindah. Akan tetapi beberapa murid Calon Arang yang telah mempelajari sebagian ilmu sihir Calon Arang, melarikan diri ke pulau Bali. Di Pulau Dewata itulah, beberapa murid tersebut melestarikan ilmu sihir Calon Arang dan mengajarkan kepada sesiapa yang ingin mempelajarinya. Selanjutnya, ilmu sihir yang berkembang di Bali termasyhur dengan sebutan Leak. Oleh karena itulah kisah calon arang ini sangat dekat dengan adat masarakat Hindu Bali sehingga Calon Arang di klaim sebagai orang Bali. Perlu diketahui juga bahwa pada masa itu Bali juga berada dalam kekuasaan Airlangga, dan diperintah oleh adik dari Airlangga sendiri yang bernama Anak Wungsu. Leak dalam mitologi Bali adalah penyihir jahat. Le’ artinya penyihir dan ak’ artinya jahat. Leak hanya bisa dilihat di malam hari oleh para dukun, sebab pada siang hari meraka tampak seperti manusia biasa. Menurut kepercayaan orang Bali, Leak adalah manusia biasa yang mempraktekkan sihir jahat dan membutuhkan darah embrio agar dapat hidup. Dikatakan juga bahwa Leak dapat mengubah diri menjadi babi atau bola api, sedangkan bentuk Leak yang sesungguhnya memiliki lidah yang panjang dan gigi tajam. Beberapa orang mengatakan bahwa sihir Leak hanya berfungsi di pulau Bali, sehingga Leak hanya ditemukan di Bali. Apabila seseorang menusuk leher Leak dari bawah ke arah kepala pada saat kepalanya terpisah dari tubuhnya, maka Leak tidak dapat bersatu kembali dengan tubuhnya. Jika kepala tersebut terpisah pada jangka waktu tertentu, maka Leak akan mati. Ilmu leak ini bisa dipelajari pada lontar – lontar yang memuat serangkaian Ilmu Hitam. Lontar ini terbuat dari daun pohon lontar yang dibuat sedemikian rupa dengan ukuran panjang 30 cm dan lebar 3 cm dan diatasnya bertuliskan aksara Bali dengan bahasa yang sangat sakral. Murid-murid Calon Arang yang melarikan diri ke Bali menuliskan Ilmu Pengleakan pada kitab lontar dan membuatnya dalam empat kitab yaitu, Lontar Cambra Berag, Lontar Sampian Emas, Lontar Tanting Emas dan Lontar Jung Biru. Sedangkan Ilmu leak ini ada 3 tingkatan. Antara lain, Ilmu Leak Tingkat Bawah yaitu orang yang bisa ngeleak tersebut bisa merubah wujudnya menjadi binatang seperti monyet, anjing, ayam putih, kambing, babi betina bangkung dan lain – lain. Kemudian Ilmu Leak Tingkat Menengah yaitu orang yang bisa ngeleak pada tingkat ini sudah bisa merubah wujudnya menjadi Burung Garuda dan bisa terbang tinggi, paruh dan cakarnya berbisa, matanya bisa keluar api, juga bisa berubah wujud menjadi Jaka Tungul atau pohon enau tanpa daun yang batangnya bisa mengeluarkan api dan bau busuk yang beracun. Tingkat terakhir, Ilmu Leak adalah Tingkat Tinggi yaitu orang yang sudah bisa merubah wujudnya menjadi Bade yaitu berupa menara pengusungan jenasah bertingkat dua puluh satu atau tumpang selikur dalam bahasa Bali dan seluruh tubuh menara tersebut berisi api yang menjalar – jalar sehingga apa saja yang kena sasarannya bisa hangus menjadi abu. Achmad/Sule Redsobek – Ajian KEREB AKASA adalah salah satu ajian atau ilmu leak tingkat tinggi dimana penggunanya bisa berubah wujud menjadi sebuah kain putih yang sangat panjang. . Ilustrasi Kerab Akasa Perlu waktu bertahun-tahun bagi orang penekun leak untuk mencapai tingkatan ini dan harus tekun memuja Dewi Durga Birawi yang berstana di Pura Dalem,. karena Kereb Akasa adalah kerudung beliau. . Kata “Kereb” berarti kerudung dan “Akasa” berarti langit, Kereb Akasa bisa diartikan kerudung yang mampu menutupi langit. . Dimuat dalam berbagai lontar di Bali, saat Dewi Durga turun ke bumi beliau membawa sebuah kain sutra putih yang digunakan sebagai kerudungnya,. lalu kerudung tersebut dihidupkan menjadi makhluk halus yang menjadi salah satu “ancangan” atau bawahan Dewi Durga,. makhluk halus itulah yang kemudian disebut sebagai Kereb Akasa. . Dengan rupa atau wujud inilah yang kemudian ditiru oleh para pegiat ataupun penekun ilmu leak ini. Informasi yang serupa bisa anda baca dibawah … Perbedaan antara Kereb Akasa mahkluk halus ancangan Dewi Durga dengan Kereb Akasa jadi-jadian manusia penganut ilmu leak. Menurut penuturan orang yang pernah melihat Leak Kereb Akasa, kemunculannya selalu diawali dengan bau anyir seperti mayat,. kemudian terlihat sesosok kain putih usang yang membentang sangat panjang serta dipenuhi dengan kotoran tanah, terbang meliuk-liuk kesana kemari. . Konon Leak Kereb Akasa sangat jarang menyerang kecuali, ada orang yang berkata-kata kotor atau bertindak sembarangan ketika berpergian,. sehingga orang penekun leak menjadi terganggu dan ingin memberinya pelajaran. . Maka ia akan berubah wujud menjadi kain putih panjang yang kemudian menyerang korbannya dengan melilit dan membungkus tubuh korbannya hingga sang korban menghilang,. saat ditemukan korban menjadi linglung bahkan gila. . Ilmu Ajian Kereb Akasa’ Ilmu Leak Tingkat Tinggi ini tidak untuk para pemula atau hanya iseng-iseng saja dipelajari. … Agar menguasai ilmu leak Ajian Kereb Akasa butuh mental dan persiapan yang matang. . … Konon ilmu ini masih banyak peminatnya karena mitos-mitos yang beredar di masyarakat khususnya Hindu Bali, sering terjadi saat-saat hari nyepi. . Sebab dihari-hari sakral tersebut sangat baik untuk memperdalam ilmu kanuragan secara niskala. . Ada baik dan buruknya mempelajari ilmu kereb akasa ini karena apabila berhasil maka suatu kebanggaan sebagai penjaga diri. . Namun apabila gagal bisa menjadi momok menakutkan seperti merugikan diri sendiri, menjadi gila atau stress. . Persiapkanlah diri kalian apabila sudah siap secara lahir dan bhatin mempelajari ilmu kebhatinan ini. Semoga berhasil! Post Views 978 7 TINGKATAN ILMU LEAK DI BALI, Ilmu LEAK dalam hal kewisesan ilmu pengliakan ini bisa dipelajari dari lontar-lontar yang memuat serangkaian ilmu pengeleakan, antara lain; “Cabraberag, Sampian Emas, Tangting Mas, Jung Biru”. Lontar – lontar tersebut ditulis pada zaman Erlangga, yaitu pada masa Calonarang masih hidup. Pada Jaman Raja Udayana yang berkuasa di Bali pada abab ke 16, saat I Gede Basur masih hidup yaitu pernah menulis buku lontar Pengeleakan dua buah yaitu “Lontar Durga Bhairawi” dan “Lontar Ratuning Kawisesan”. Lontar ini memuat tentang tehnik-tehnik Ngereh Leak Desti. Selain itu lontar yang bisa dipakai refrensi diantaranya; “Lontar Tantra Bhairawa, Lontar Kanda Pat dan Lontar Siwa Tantra”. Leak mempunyai keterbatasan tergantung dari tingkatan rohani yang dipelajari. Ada tujuh tingkatan leak Leak barak brahma. Leak ini baru bisa mengeluarkan cahaya merah api. Leak bulan Leak pemamoran Leak bunga Leak sari Leak cemeng rangdu Leak siwa klakah. Leak siwa klakah inilah yang tertinggi. Sebab dari ketujuh cakranya mengeluarkan cahaya yang sesuai dengan kehendak batinnya. Di samping itu, ada tingkatan yang mungkin digolongkan tingkat tinggi seperti Calon Arang Pengiwa Mpu Beradah Surya Gading Brahma Kaya I Wangkas Candi api Garuda Mas Ratna Pajajaran I Sewer Mas Baligodawa Surya Mas Sanghyang Aji Rimrim. Dalam gegelaran Sanghyang Aji Rimrim, memang dikatakan segala Leak kabeh anembah maring Sang Hyang Aji Rimrim, Aji Rimrim juga berbentuk Rerajahan. Bila dirajah pada kayu Sentigi dapat dipakai penjaga pengijeng pekarangan dan rumah, palanya sarwa bhuta-bhuti muang sarwa Leak kabeh jerih dan berikut kutipan mantranya Ih ibe bute leak, enyen ngadakang kite, sangiang mrucu kunda sangkan ibe ngendih, sangiang brahma menugra sire, kai sangiang siwa menugra kai, angimpus leak, angawe leak bali grubug, tutumpur punah, pengawe pande tikel, pengawen dewa tulak, aku sarinning sangiang rimrim, asiyu bale agung wong ngleak, kurang peteng 3x, jeng. Om ram rimrim durga dewi dan seterusnya…. Disamping itu, ada sumber yang mengatakan ilmu leak mempunyai tingkatan. Tingkatan leak paling tinggi menjadi bade menara pengusung jenasah, di bawahnya menjadi garuda, dan lebih bawah lagi binatang-binatang lain, seperti monyet, anjing ayam putih, kambing, babi betina dan lain-lain. selain itu juga dikenal nama I Pudak Setegal yang terkenal cantik dan bau harumnya, I Garuda Bulu Emas, I Jaka Punggul dan I Pitik Bengil anak ayam yang dalam keadaan basah kuyup. Dari sekian macam ilmu Pengleakan, ada beberapa yang sering disebut seperti Bajra Kalika yang mempunyai sisya sebanyak seratus orang, Aras Ijomaya yang mempunyai prasanak atau anak buah sebanyak seribu enam ratus orang. Di antaranya adalah I Geruda Putih, I Geringsing, I Bintang Sumambang, I Suda Mala, Pudak Setegal, Belegod Dawa, Jaka Tua, I Pering, Ratna Pajajaran, Sampaian Emas, Kebo Komala, I Misawedana, Weksirsa, I Capur Tala, I Anggrek, I Kebo Wangsul, dan I Cambra Berag. Disebutkan pula bahwa ada sekurang-kurangnya empat ilmu bebai yakni I Jayasatru, I Ingo, Nyoman Numit, dan Ketut Belog. Masing-masing bebai mempunyai teman sebanyak 27 orang. Jadi secara keseluruhan apabila dihitung maka akan ada sebanyak 108 macam bebai. Di lain pihak ada pula disebutkan bermacam-macam ilmu pengLeakan seperti Aji Calon Arang, Ageni Worocana, Brahma Maya Murti, Cambra Berag, Desti Angker, Kereb Akasa, Geni Sabuana, Gringsing Wayang, I Tumpang Wredha, Maduri Geges, Pudak Setegal, Pengiwa Swanda, Pangenduh, Pasinglar, Pengembak Jalan, Pemungkah Pertiwi, Penyusup Bayu, Pasupati Rencanam, Rambut Sepetik, Rudra Murti , Ratna Geni Sudamala, Ratu Sumedang, Siwa Wijaya, Surya Tiga Murti, Surya Sumedang, Weda Sulambang Geni, keputusan Rejuna, Keputusan Ibangkung buang, Keputusan tungtung tangis, keputusan Kreta Kunda wijaya, Keputusan Sanghyang Dharma, Sang Hyang Sumedang, Sang Hyang Surya Siwa, Sang Hyang Geni Sara, Sang Hyang Aji Kretket, Sang Hyang Siwer Mas, Sang Hyang Sara Sija Maya Hireng, dan lain-lain yang tidak diketahui tingkatannya yang mana lebih tinggi dan yang mana lebih rendah. Hanya mereka yang mempraktekkan ilmu-ilmu tersebut yang mengetahuinya. Tingkatan Leak pun sebenarnya sangat banyak. Namun karena suatu kerahasiaan yang tinggi, jadinya tidak banyak orang yang mengetahui. Mungkin hanya sebagian kecil saja dari nama-nama tingkatan tersebut sering terdengar, karena semua ini adalah sangat rahasia. Dan tingkatan-tingkatan yang disampaikan pun kadangkala antara satu perguruan dengan perguruan yang lainnya berbeda. Demikian pula dengan penamaan dari masing-masing tingkatan ada suatu perbedaan. Namun sekali lagi, semuanya tidak jelas betul, karena sifatnya sangat rahasia, karena memang begitulah hukumnya. Setiap tingkat mempunyai kekuatan tertentu. Di sinilah penganut leak sering kecele, ketika emosinya labil. Ilmu tersebut bisa membabi buta atau bumerang bagi dirinya sendiri. Hal inilah membuat rusaknya nama perguruan. Sama halnya seperti pistol, salah pakai berbahaya. Makanya, kestabilan emosi sangat penting, dan disini sang guru sangat ketat sekali dalam memberikan pelajaran. Selama ini leak dijadikan kambing hitam sebagai biang ketakutan serta sumber penyakit, atau aji ugig bagi sebagian orang. Padahal ada aliran yang memang spesial mempelajari ilmu hitam disebut penestian. Ilmu ini memang dirancang bagaimana membikin celaka, sakit, dengan kekuatan batin hitam. Ada pun caranya adalah dengan memancing kesalahan orang lain sehingga emosi. Setelah emosi barulah dia bereaksi. Emosi itu dijadikan pukulan balik bagi penestian. Ajaran penestian menggunakan ajian-ajian tertentu, seperti aji gni salembang, aji dungkul, aji sirep, aji penangkeb, aji pengenduh, aji teluh teranjana. Ini disebut pengiwa tangan kiri. Kenapa tangan kiri, sebab setiap menarik kekuatan selalu memasukan energi dari belahan badan kiri. Pengwia banyak menggunakan rajah-rajah tulisan mistik juga dia pintar membuat sakit dari jarak jauh, dan dijamin tidak bisa dirontgen dan di lab dan yang paling canggih adalah cetik racun mistik. Dan aliran ini bertentangan dengan pengeleakan, apabila perang beginilah bunyi mantranya, “ong siwa gandu angimpus leak, siwa sumedang anundung leak, mapan aku mapawakan Yang paling canggih adalah cetik racun mistik. Aliran ini bertentangan dengan pengeleakan. Apabila perang, beginilah bunyi mantranya; ong siwa gandu angimpus leak, siwa sumedang anundung leak, mapan aku mapawakan segara. Ilmu Leak ini sampai saat ini masih berkembang karena pewarisnya masih ada, sebagai pelestarian budaya Hindu di Bali dan apabila ingin menyaksikan leak ngendih datanglah pada hari Kajeng Kliwon Enjitan di Kuburan pada saat tengah malam. Kata Leak di Bali sangat populer, orang yang diketahui bahkan hanya diduga mempelajari ilmu leak pengleakan di Bali akan menjadi pergunjingan warga, dan dalam pergaulan sosial di masyarakat, mereka akan mulai menjaga jarak dengan orang bersangkutan, karena kepercayaan masyarakat Bali pada umumnya leak itu identik dengan kejahatan mistis menyeramkan yang bisa mengguna-gunai, menyantet, menyihir, menyakiti, membunuh serta berbagai kejahatan lain yang dapat merugikan orang disekitarnya atau orang yang berseberangan dan bermusuhan, walaupun tidak ada fakta dan cukup sulit untuk dibuktikan. baca juga; fakta tentang Bali yang jarah diketahui orang >>>> Ilmu leak di Bali digolongkan ilmu aliran kiri yang berkonotasi buruk atau dikenal dengan ilmu Aji Wegig atau sifat mengganggu orang lain, sehingga ilmu tersebut juga dikenal dengan Ngiwa berasal dari kiwa yang artinya ngiwa. Leak merupakan tingkatan ilmu olah spiritual tingkat tinggi, dan sekarang tergantung orang yang mempelajari ilmu tersebut, apakah yang mempelajari untuk kebaikan dan melesatrikan budaya serta warisan leluhur, atau digunakan untuk kejahatan seperti mengganggu dan menyakiti orang lain, tetapi pemahaman masyarakat sudah melekat bahwa ilmu leak tersebut adalah ilmu yang bersifat jahat dan desti tingkat tinggi yang membahayakan. Cerita tentang leak yang beredar di masyarakat Bali, dengan pengalaman-pengalaman mistis oleh beberapa orang yang konon pernah mengalami dan melihat langsung, menjadi cerita berantai yang menyeramkam, walaupun jarang yang bisa dibuktikan. Sekarang sudah jaman serba modern, ada alat perekam seperti kamera atau video kamera yang membuktikan keberadaan mereka yang mungkin kedepannya yang penasaran melihat keberadaan leak di Bali bisa menyaksikannya lewat rekaman orang lain lewat media sosial ataupun sejenisnya, karena jarang orang bisa menyaksikan keberadaan leak secara langsung, karena leak di Bali hanya muncul pada malam hari dan itupun pada malam dan suasana tertentu saja. Kisah-kisah seram tentang leak di Bali, apalagi ditambah penuturan dari orang atau saksi yang pernah melihat langsung, menambah keyakinan masyarakat tentang keberadaan leak tersebut, walaupun ada saja yang meragukan dan menyangsikan keberadaan leak tersebut, karena mereka tidak pernah melihat langsung atau tidak pernah mengalami kejadian-kejadian mistis, itu semua adalah hal yang wajar, karena semua berdasarkan akan keyakinan, seperti halnya keyakinan beragama, keyakinan akan keberadaan Tuhan bahkan keyakinan akan keberadaan leak tersebut. Ilmu leak bisa dipelajari oleh siapa saja tanpa batas, yang terpenting adalah kemauan, ketekunan dan keyakinan. baca juga; budaya dan tradisi unik di pulau Bali >>>> Anda mau belajar ilmu leak? sah-sah saja untuk mengenal warisan budaya leluhur tersebut, yang terpenting jangan digunakan untuk sesuatu yang jahat atau menyakiti orang lain. Belajar ilmu leak di Bali tentu tidak akan mudah, karena ilmu tersebut bersifat rahasia, karena hampir tidak ada yang mengaku bisa atau memahami ilmu tersebut, karena tentunya tidak ingin mereka sebagai penekun ilmu tersebut dijauhi karena dianggap membahayakan. Penampakan leak di Bali diyakini dalam berbagai bentuk menyerupai semua benda ataupun hewan, termasuk juga endihan nyala api yang berjalan mengambang pada malam hari dan yang paling menyeramkam dan sudah termasuk ajaran tingkat tinggi adalah berupa Rangda ataupun Calonarang, membayangkannya saja sudah menyeramkam apalagi sampai bertemu langsung. baca juga; tempat wisata seram dan angker di Bali >>>> Kisah Calonarang sendiri sangat populer dalam cerita rakyat Bali. Yang mana saat pemerintahan kerajaan Daha di Jawa pada masa pemerintahan Airlangga, hidup seorang janda sakti mandraguna di desa Girah bernama Dayu Datu dijuluki Rondo Naten Girah dan dikenal dengan nama Calonarang, Calonarang menuliskan semua ilmunya dalam sebuah kitab, tetapi akhirnya mampu dikalahkan oleh Mpu Bharadah dan berhasil mengamankan kitab tersebut agar tidak menyebar luas di masyarakat, namun sejumlah pengikutnya yang masih hidup melarikan diri ke Bali. Ilmu yang mereka pelajari dilestarikan hingga kini sampai akhirnya terkenal dengan nama leak. Murid-murid Calonarang tersebut menulis beberapa kitab ilmu Leak, sehingga di Bali dikenal beberapa kitab dalam bentuk lontar pengleakan, seperti; lontar Cambra Berag, Sampian Emas, Tanting Emas dan Jung Biru. Dari kemampuan atau penekun ilmu leak, mereka dibagi dalam beberapa tingkat kemahiran diantaranya; Ilmu Leak tingkat bawah; kemampuan penekun ilmu leak pada tingkatan ini, masih dasar dan sudah bisa merubah wujudnya menjadi hewan seperti anjing, babi, monyet, ayam dan lainnya. Ilmu Leak tingkat menengah; kemampuan lebih tinggi bisa berubah bentuk menjadi burung Garuda bisa terbang tinggi. Kemudian Ilmu Leak tingkat tinggi bisa berwujud Bade tumpang selikur. baca juga; kebiasaan orang Bali >>>> Konotasi dari Ilmu Leak tersebut adalah ilmu teluh guna-guna, desti menyakiti, trangjana melihat, membunuh dari jarak jauh, wegig licik, jahat dan cetik racun. Ilmu leak di Bali dikenal dalam beberapa tingkatan, mulai dari tingkat terendah yaitu, Leak Brahma, Leak Bulan, Pemaron, Bunga, Sari, Cemeng Randu dan Leak Siwa Klakah. Pada tingkatan ke-7 yaitu Leak Siwa Klakah menjadi tingkatan tertinggi yang mana ke tujuh cakranya terbuka dan mengeluarkan cahaya. Jadi ilmu leak tersebut merupakan warisan sastra kuno leluhur, tidak berupa pesugihan walaupun bagi penekun tertentu bisa dikomersilkan seperti dijual untuk guna-guna, keteguhan kesaktian ataupun santet, bisa dikatakan tidak menghasilkan cukup materi, sehingga Ilmu Leak di Bali tersebut cenderung sudah ditinggalkan, apalagi kehidupan sekarang lebih banyak mengejar materi, namun demikian Ilmu Leak tersebut masih menjadi pilihan bagi sejumlah orang penekun sastra kuno dan mengenal budaya warisan leluhur. baca juga; sejarah Bali kuno >>>> Artikel tentang Leak di Bali ini disadur dari beberapa sumber, sangat jauh dari kata sempurna. Ini hanya untuk melengkapi sedikit pengetahuan mereka yang belum paham tentang pengertian ilmu pengleakan, saran dan kritik bagi orang-orang pintar sangat kami perlukan dengan mengisi di formulir komentar, untuk melengkapi artikel tersebut di atas. Rangda Ilmu LEAK dalam hal kewisesan ilmu pengliakan ini bisa dipelajari dari lontar-lontar yang memuat serangkaian ilmu pengeleakan, antara lain; “Cabraberag, Sampian Emas, Tangting Mas, Jung Biru”. Lontar – lontar tersebut ditulis pada zaman Erlangga, yaitu pada masa Calonarang masih hidup. Pada Jaman Raja Udayana yang berkuasa di Bali pada abab ke 16, saat I Gede Basur masih hidup yaitu pernah menulis buku lontar Pengeleakan dua buah yaitu “Lontar Durga Bhairawi” dan “Lontar Ratuning Kawisesan”. Lontar ini memuat tentang tehnik-tehnik Ngereh Leak Desti. Selain itu lontar yang bisa dipakai refrensi diantaranya; “Lontar Tantra Bhairawa, Lontar Kanda Pat dan Lontar Siwa Tantra”. Leak mempunyai keterbatasan tergantung dari tingkatan rohani yang dipelajari. Ada tujuh tingkatan leak. Leak barak brahma. Leak ini baru bisa mengeluarkan cahaya merah api. Leak bulan Leak pemamoran Leak bunga Leak sari Leak cemeng rangdu Leak siwa klakah. Leak siwa klakah inilah yang tertinggi. Sebab dari ketujuh cakranya mengeluarkan cahaya yang sesuai dengan kehendak batinnya. Di samping itu, ada tingkatan yang mungkin digolongkan tingkat tinggi seperti Calon Arang Pengiwa Mpu Beradah Surya Gading Brahma Kaya I Wangkas Candi api Garuda Mas Ratna Pajajaran I Sewer Mas Baligodawa Surya Mas Sanghyang Aji Rimrim. Dalam gegelaran Sanghyang Aji Rimrim, memang dikatakan segala Leak kabeh anembah maring Sang Hyang Aji Rimrim, Aji Rimrim juga berbentuk Rerajahan. Bila dirajah pada kayu Sentigi dapat dipakai penjaga pengijeng pekarangan dan rumah, palanya sarwa bhuta-bhuti muang sarwa Leak kabeh jerih. dan berikut kutipan mantranya Ih ibe bute leak, enyen ngadakang kite, sangiang mrucu kunda sangkan ibe ngendih, sangiang brahma menugra sire, kai sangiang siwa menugra kai, angimpus leak, angawe leak bali grubug, tutumpur punah, pengawe pande tikel, pengawen dewa tulak, aku sarinning sangiang rimrim, asiyu bale agung wong ngleak, kurang peteng 3x, jeng. Om ram rimrim durga dewi dan seterusnya…. Disamping itu, ada sumber yang mengatakan ilmu leak mempunyai tingkatan. Tingkatan leak paling tinggi menjadi bade menara pengusung jenasah, di bawahnya menjadi garuda, dan lebih bawah lagi binatang-binatang lain, seperti monyet, anjing ayam putih, kambing, babi betina dan lain-lain. selain itu juga dikenal nama I Pudak Setegal yang terkenal cantik dan bau harumnya, I Garuda Bulu Emas, I Jaka Punggul dan I Pitik Bengil anak ayam yang dalam keadaan basah kuyup. Dari sekian macam ilmu Pengleakan, ada beberapa yang sering disebut seperti Bajra Kalika yang mempunyai sisya sebanyak seratus orang, Aras Ijomaya yang mempunyai prasanak atau anak buah sebanyak seribu enam ratus orang. Di antaranya adalah I Geruda Putih, I Geringsing, I Bintang Sumambang, I Suda Mala, Pudak Setegal, Belegod Dawa, Jaka Tua, I Pering, Ratna Pajajaran, Sampaian Emas, Kebo Komala, I Misawedana, Weksirsa, I Capur Tala, I Anggrek, I Kebo Wangsul, dan I Cambra Berag. Disebutkan pula bahwa ada sekurang-kurangnya empat ilmu bebai yakni I Jayasatru, I Ingo, Nyoman Numit, dan Ketut Belog. Masing-masing bebai mempunyai teman sebanyak 27 orang. Jadi secara keseluruhan apabila dihitung maka akan ada sebanyak 108 macam bebai. Di lain pihak ada pula disebutkan bermacam-macam ilmu pengLeakan seperti Aji Calon Arang, Ageni Worocana, Brahma Maya Murti, Cambra Berag, Desti Angker, Kereb Akasa, Geni Sabuana, Gringsing Wayang, I Tumpang Wredha, Maduri Geges, Pudak Setegal, Pengiwa Swanda, Pangenduh, Pasinglar, Pengembak Jalan, Pemungkah Pertiwi, Penyusup Bayu, Pasupati Rencanam, Rambut Sepetik, Rudra Murti , Ratna Geni Sudamala, Ratu Sumedang, Siwa Wijaya, Surya Tiga Murti, Surya Sumedang, Weda Sulambang Geni, keputusan Rejuna, Keputusan Ibangkung buang, Keputusan tungtung tangis, keputusan Kreta Kunda wijaya, Keputusan Sanghyang Dharma, Sang Hyang Sumedang, Sang Hyang Surya Siwa, Sang Hyang Geni Sara, Sang Hyang Aji Kretket, Sang Hyang Siwer Mas, Sang Hyang Sara Sija Maya Hireng, dan lain-lain yang tidak diketahui tingkatannya yang mana lebih tinggi dan yang mana lebih rendah. Hanya mereka yang mempraktekkan ilmu-ilmu tersebut yang mengetahuinya. Tingkatan Leak pun sebenarnya sangat banyak. Namun karena suatu kerahasiaan yang tinggi, jadinya tidak banyak orang yang mengetahui. Mungkin hanya sebagian kecil saja dari nama-nama tingkatan tersebut sering terdengar, karena semua ini adalah sangat rahasia. Dan tingkatan-tingkatan yang disampaikan pun kadangkala antara satu perguruan dengan perguruan yang lainnya berbeda. Demikian pula dengan penamaan dari masing-masing tingkatan ada suatu perbedaan. Namun sekali lagi, semuanya tidak jelas betul, karena sifatnya sangat rahasia, karena memang begitulah hukumnya. Setiap tingkat mempunyai kekuatan tertentu. Di sinilah penganut leak sering kecele, ketika emosinya labil. Ilmu tersebut bisa membabi buta atau bumerang bagi dirinya sendiri. Hal inilah membuat rusaknya nama perguruan. Sama halnya seperti pistol, salah pakai berbahaya. Makanya, kestabilan emosi sangat penting, dan disini sang guru sangat ketat sekali dalam memberikan pelajaran. Selama ini leak dijadikan kambing hitam sebagai biang ketakutan serta sumber penyakit, atau aji ugig bagi sebagian orang. Padahal ada aliran yang memang spesial mempelajari ilmu hitam disebut penestian. Ilmu ini memang dirancang bagaimana membikin celaka, sakit, dengan kekuatan batin hitam. Ada pun caranya adalah dengan memancing kesalahan orang lain sehingga emosi. Setelah emosi barulah dia bereaksi. Emosi itu dijadikan pukulan balik bagi penestian. Ajaran penestian menggunakan ajian-ajian tertentu, seperti aji gni salembang, aji dungkul, aji sirep, aji penangkeb, aji pengenduh, aji teluh teranjana. Ini disebut pengiwa tangan kiri. Kenapa tangan kiri, sebab setiap menarik kekuatan selalu memasukan energi dari belahan badan kiri. Pengwia banyak menggunakan rajah-rajah tulisan mistik juga dia pintar membuat sakit dari jarak jauh, dan “dijamin tidak bisa dirontgen dan di lab” dan yang paling canggih adalah cetik racun mistik. Dan aliran ini bertentangan dengan pengeleakan, apabila perang beginilah bunyi mantranya, “ong siwa gandu angimpus leak, siwa sumedang anundung leak, mapan aku mapawakan ………..” Yang paling canggih adalah cetik racun mistik. Aliran ini bertentangan dengan pengeleakan. Apabila perang, beginilah bunyi mantranya; ong siwa gandu angimpus leak, siwa sumedang anundung leak, mapan aku mapawakan segara gni………..… Ilmu Leak ini sampai saat ini masih berkembang karena pewarisnya masih ada, sebagai pelestarian budaya Hindu di Bali dan apabila ingin menyaksikan leak ngendih datanglah pada hari Kajeng Kliwon Enjitan di Kuburan pada saat tengah malam. Sumber

ilmu leak tingkat tinggi