ilmu lompat tinggi dan pukulan keras
Ilmulompat tinggi dan pukulan keras; alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ♥Selamat Datang di gubuk kami..♥ Silahkan amalkan semua artikel di blog ini dengan bijak dan agar lebih mendekatkan kita kepada Allah SWT.♥ Bagi yang ingin berpartisipasi atau mengirim artikel di blog ini silahkan hubungi kami di nomor 085753960096 atau email ke
Suatubentuk gerakan melompat ke atas dengan cara mengangkat kaki ke depan dalam upaya membawa titik berat badan setinggi dan secepat mungkin jatuh adalah pengertian dari lompat tinggi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian olahraga lompat tinggi adalah salah satu jenis aktivitas olahraga yang dilakukan meloncat setinggi
Apapunalasan Anda untuk mencari artikel tentang doa bisaloncat lbih tinggi dan pukulan lbih keras, yang pasti kunjungan Anda di situs ini tidak akan sia-sia karena di halaman yang Anda buka dan baca ini memuat konten artikel yang lengkap yang berkaitan dengan informasi tentang doa bisaloncat lbih tinggi dan pukulan lbih keras yang sedang Anda
Ilmulompat tinggi dan pukulan keras Sändy Hyuugä 23 Desember pukul 16:47 bagi ilmu nya guru.ilmu lompat tinggi dan pukulan keras. Abby Abi Abby Abi Hehehe Ilmu gampang.. Tapi cara riadzoh yang susah.. Baik akan abi ijazahkan ilmu untuk pukulan.. Ilmu ini dulu pernah diposting digrup ini..
Apapunalasan Anda untuk mencari artikel tentang Amalan al-quran untuk bisa lompat tinggi dan pukulan kuat, yang pasti kunjungan Anda di situs ini tidak akan sia-sia karena di halaman yang Anda buka dan baca ini memuat konten artikel yang lengkap yang berkaitan dengan informasi tentang Amalan al-quran untuk bisa lompat tinggi dan pukulan kuat
Wo Treffen Sich Singles In Hamburg. Oleh Ani Rachman, Guru SDN Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi - Lompat tinggi pertama kali dikompetisikan pada abad ke-19 di Skotlandia. Di era sekarang, olahraga satu ini cukup populer. Bahkan lompat tinggi menjadi salah satu cabang atletik yang mencetak banyak atlet berbakat. Lompat tinggi dilakukan untuk memperoleh lompatan setinggi-tingginya saat melewati mistar dengan ketinggian tertentu. Pengertian lompat tinggi Lompat tinggi adalah gerakan melompat ke atas sebagai upaya membawa titik berat badan setinggi dan secepat mungkin untuk jatuh mendarat.Tinggi minimal tiang mistar lompat adalah 2,5 meter dan panjangnya 3,15 meter. Gaya lompat tinggi Ilustrasi lompat tinggi Berikut beberapa jenis gaya lompat tinggi Gaya gunting scissor Disebut sebagai gaya sweney. Saat melakukan gaya ini, pelompat melakukan awalan dari tengah. Baca juga Gaya Lompat Tinggi Ketika hendak melompat, jika tumpuan dilakukan menggunakan kaki kiri, pelompat akan mendarat dengan kaki kiri.
Banyak olahraga yang membutuhkan lompatan tinggi, seperti basket dan voli. Keduanya membutuhkan pemain melompat tinggi agar pukulan lebih kuat dan tepat. Namun diperlukan latihan fisik yang tepat agar lompatan bisa lebih tinggi. Berikut ini adalah beberapa latihan fisik yang bisa dilakukan agar lompatan jadi lebih tinggi1. Latihan lompat taliSalah satu latihan yang banyak dilakukan para atlet profesional dalam mendapatkan lompatan yang tinggi saat bertanding adalah latihan lompat tali. Latihan lompat tali akan membantu menguatkan otot-otot kaki sehingga kaki lebih mampu melakukan lompatan yang lompat tali sebaiknya dilakukan di tempat dengan lantai yang keras. Lakukan lompatan dengan jarak yang cukup lebar antara kepala dan tali. Sebaiknya lakukan latihan ini 15 hingga 20 menit setiap Latihan squatsLatihan squats sangat baik untuk kekuatan kaki dan punggung. Latihan squats akan sangat membantu mendapatkan lompatan yang tinggi saat bertanding. Namun pastikan pula latihan squats yang dilakukan juga latihan squats dengan melakukan gerakan jongkok berdiri 90 derajat. Letakkan tangan ke depan, buka kaki selebar bahu, lalu turunkan bokong secara perlahan hingga jongkok dengan sudut 90 derajat. Tahan dan rasakan tarikan pada bagian bokong, betis, dan pinggul. Lalu naikkan tubuh kembali secara perlahan dan lakukan kembali gerakan tadi. Pastikan punggung tetap tegak lurus saat melakukan squats agar squats benar-benar memberikan hasil yang Latihan vertical jumpLatihan vertical jump adalah latihan dengan melakukan lompatan dengan jongkok 45 derajat. Latihan ini akan sangat membantu menguatkan otot kaki untuk melakukan lompatan yang melakukannya adalah dengan berdiri tegak dan buka kaki selebar bahu. Lalu jongkok dengan sudut 45 derajat sambil tetap menjaga postur tubuh tegak lurus. Kemudian lakukan lompatan setinggi mungkin dan mendarat dengan telapak kaki sedikit menekuk. Lakukan latihan vertical jump secara rutin setiap hari. Lakukan dalam 2 set dengan 8 repetisi dalam setiap Latihan long jumpLong jump atau lompat jauh juga sangat berguna meningkatkan kemampuan untuk melakukan lompat tinggi. Lompat jauh dilakukan dengan berdiri dengan salah satu kaki berada di depan. Lalu lakukan ancang-ancang untuk berlari secepat mungkin dalam jarak sekitar 30 hingga 40 secepat mungkin, dan tambah kecepatan ketika sudah mendekati papan tolakan. Lakukan tolakan dengan kaki yang paling kuat lalu condongkan badan saat melayang di latihan fisik yang bisa dilakukan untuk mendapatkan lompatan yang lebih tinggi. Namun ingat untuk tetap rutin dalam latihan karena usaha tidak pernah mengingkari hasil.
ArticlePDF Available AbstractTujuan penelitian ini adalah untuk mencari perbedaan pengaruh model latihan dan fleksibilitas terhadap kemampan smas dalam permainan sepaktakraw. Penelitian ini dilakukan di klub Duta Perdana Gorontalo. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan rancangan faktorial sederhana 2X2. Melalui simple random sampling diperoleh sejumlah 40 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 Metode latihan Pliometrik memberikan pengaruh lebih baik terhadap kemampan smas dalam permainan sepaktakraw dibandingkan dengan metode latihan beban, 2 Bagi kelompok kelentukan tinggi dilatih dengan metode latihan Pliometrik lebih baik pengaruhnya dari yang dilatih metode latihan beban, 3 Bagi kelentukan rendah diberikan metode latihan beban lebih baik pengaruhnya dibandingkan dengan metode latihan pliometrik terhadap kemampan smas dalam permainan sepaktakraw, 4 Terdapat interaksi antara metode latihan dan kelentukan terhadap kemampan smas pada permainan sepaktakraw. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 49 PENGARUH METODE LATIHAN DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN SMAS DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW Asry Syam Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Gorontalo email asri_s_2006 Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari perbedaan pengaruh model latihan dan fleksibilitas terhadap kemampan smas dalam permainan sepaktakraw. Penelitian ini dilakukan di klub Duta Perdana Gorontalo. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan rancangan faktorial sederhana 2X2. Melalui simple random sampling diperoleh sejumlah 40 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 Metode latihan Pliometrik memberikan pengaruh lebih baik terhadap kemampan smas dalam permainan sepaktakraw dibandingkan dengan metode latihan beban, 2 Bagi kelompok kelentukan tinggi dilatih dengan metode latihan Pliometrik lebih baik pengaruhnya dari yang dilatih metode latihan beban, 3 Bagi kelentukan rendah diberikan metode latihan beban lebih baik pengaruhnya dibandingkan dengan metode latihan pliometrik terhadap kemampan smas dalam permainan sepaktakraw, 4 Terdapat interaksi antara metode latihan dan kelentukan terhadap kemampan smas pada permainan sepaktakraw. Kata Kunci Metode Latihan, pliometrik, latihan beban, sepak takraw, smash. EFFECT OF TRAINING METHODS AND FLEXIBILITIES TOWARD SMASH OF PERFORMACE IN SEPAKTAKRAW GAME Abstract The purpose of this study was to look for differences in training models and support for smash in sepaktakraw. This research was conducted at the Duta Perdana Gorontalo club. An experimental method factorial 2X2 design. Through simple random sampling, 40 samples were obtained. The results showed that 1 the plyometric training method had a better influence on the ease of smash in a sepaktakraw compared with weight training method, 2 for the high flexibility group drilled with the plyometric training method for its better effects than those drilled with the weight training method, 3 For the low flexibiliy given the weight training method is better than the plyometric training , 4 There were an interaction between the training method and flexibility of the Smash in the sepaktakraw. Key words training method, plyometric, weight training, sepak takraw, smash Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 50 PENDAHULUAN Sepak takraw merupakan salah satu cabang olahraga yang telah banyak mengalami perubahan dalam perkembangannya. Dari yang sifatnya tradisional atau dimainkan dengan sangat sederhana dan simpel menjadi olahraga modern yang dimainkan dengan peraturan komplit seperti sekarang ini. Dari yang bersifat demonstrasi menjadi olahraga permainan yang dapat dipertandingkan. Dari olahraga yang mulanya hanya sebagai kegiatan mengisisi waktu luang menjadi olahraga prestasi. Olahraga ini awal mulanya menggunakan bola terbuat dari rotan sekarang berubah menjadi bola yang terbuat dari plastik synthetic fibre. Dari istilah “sepak raga” berubah nama menjadi “sepak takraw”. Perubahan tersebut terjadi karena mulai dipertandingkan di PON, yakni sejak PON X tahun 1981. Namun berdasarkan histori diberbagai daerah di Indonesia khususnya dan di negara Asia pada umumnya tetap mengenal sepak takraw dengan nama yang berbeda-beda sesuai dengan nilai-nilai luhur dan misi budaya masing-masing. Misalnya dibeberapa daerah di Indonesia seperti sulawesi selatan dikenal dengan “marraga akraga”, di Riau dikenal dengan nama “rago tinggi”, Sumatera Barat dan Bengkulu dikenal dengan nama “sepakrago”, dan secara keseluruhan di Indonesia dikenal dengan “sepak raga”. Kemudian di negara Asia lainnya mempunyai istilah yang berbeda-beda, misalnya Malaysia dikenal dengan “sepak raga jaring”, Brunai dikenal dengan “sepak raja”, China dikenal dengan “theng chew”, “di Burma dikenal dengan “chung long”, laos dikenal dengan “kator”, Philipina dikenal dengan “sipa”, Thailand dikenal dengan “takraw”, dan di Singapura dikenal dengan “bola sepak raga”. Untuk mengorganisir dan mengakomodir berbagai istilah yang dikenal diberbagai negara maka pada tangal 27 maret 1965 istilah “sepak takraw” dibakukan secara resmi di Malaysia. Secara harfiah kata “takraw” berasal dari bahasa Thai, yang artinya bola yang terbuat dari rotan. Kemudian ditambah didepan kata “sepak” dari bahasa melayu artinya menendang, memainkan, bola dengan bagian kaki mulai dari ujung kaki sampai kepangkal paha. Permainan ini didominasi oleh kaki yang dimainkan diatas lapangan seluas lapangan bulutangkis dan dipertandingan antara dua regu yang saling berhadapan dengan jumlah pemain masing-masing 3 tiga orang. Permainan sepak takraw mulai dikembangkan di Indonesia setelah adanya kunjungan tim sepak takraw Malaysia pada bulan september 1970 dan tim sepak takraw singapura pada april 1971. Kedua tim tersebut telah mengadakan pertunjukan di beberapa kota, yaitu Jakarta, Bandung, dan Medan. Dengan adanya kunjungan dari kedua tim sepak takraw tersebut maka diadakan suatu pertemuan yang dimulai pada 29 september sampai 5 oktober 1970 di Cipayung, Bogor. Dari hasil pertemuan tersebut, Direktur Jendral Pendidikan Olahraga dan Pemuda mengintruksikan agar permainan sepak takraw segera dikembangkan dan dibina di seluruh Indonesia. Berawal dari kunjungan kedua negara tersebut selanjutnya didirikanlah induk organisasi sepak takraw pada tahun 1971 yang disebut dengan PERSERASI didukung oleh lahirnya beberapa Pengda yaitu Pengda Sumut, Sumbar, Riau, dan Sulsel. Pada tahun 1980 PERSERASI mengadakan kejuaraan nasional sepak raga ke-3 yang diikuti oleh 14 kontingen. Berkat kerja keras itu maka PB PERSERASI berhasil memasukan sepak raga menjadi salah satu cabang olahraga yang dipetandingkan dalam PON 1981. Perkembangan selanjutnya dapat Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 51 diperhatikan bahwa sepak raga yang disebut juga sepak takraw masuk kedalam Sea Games yang diikuti oleh beberapa negara antara lain Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Brunei Darussalam. Sebagai sebuah organisasi PB. PERSERASI pada tanggal 6 – 8 menyelenggarkan kongres yang dihadiri 24 utusan daerah. Salah satu keputusan penting dari kongres itu adalah istilah sepak raga diganti dengan istilah sepak takraw, sehingga dengan sendirinya Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia PERSERASI berubah menjadi Persatuan Sepak Takraw Seluruh Indonesia PERSETASI. Kemudian PERSETASI sekaligus menjadi anggota Internasinal Sepak Takraw Federation ISTAF dan Asian Sepak Takraw Federtion. PB. PERSETASI 21. Tentunya sebagai salah satu dari berbagai cabang olahraga yang berkembang di Indonesia, prestasi sepak takraw cukup banyak mengalami kemajuan, para pelatih, pembina di daerah seluruh Indonesia sangat antusias menggenjot atlitnya yang sewaktu-waktu dapat dipersiapkan untuk mengikuti kejuaraan, baik yang bersifat daerah, nasional maupun internasional. Dari segi perhatian pemerintah pada cabang ini dinilai cukup serius, ditandai dengan berdirinya PPLP Pusat Pendidikan Latihan Pelajar sepak takraw pada tahun 1983 yang merupakan wadah pembibitan olahraga pelajar berbakat dan berpotensi yang berorientasi terhadap pencapaian prestasi baik dibidang akademis maupun dibidang olahraga secara optimal. Namun prestasi yang diharapkan belum sepenuhnya tercapai dengan baik. Usaha melahirkan atlet yang berprestasi tinggi tidaklah mudah, namun memerlukan waktu dan melibatkan berbagai komponen. Adapun komponen –komponen yang berperan dalam pencapaian pretasi menurut Harsono ada empat faktor yang berpengaruh dalam mendapatkan prestasi olahraga, yaitu 1 kondisi fisik, 2 teknik, 3 taktik, 4 psikologis. Keempat komponen tersebut harus diberikan kepada atlet secara terprogram, teratur, terarah dan terukur untuk mendapatkan prestasi yang optimal. Berbicara masalah komponen teknik maka melatih penguasaan teknik keterampilan pada cabang sepak takraw sangatlah penting karena salah satu kelemahan yang nyata pada atlet sepak takraw adalah tampil tidak maksimal karena penguasaan keterampilan masih sangat kurang memadai. Olahraga beregu telah banyak model-model latihan yang diterapkan dalam permainan yang berkaitan satu sama lain, di mana selama pelajaran latihan pada umumnya dilaksanakan di bawah kondisi yang serupa dengan spesifikasi permainannya Tudor O Bomba, 1994 27. Sehubungan penguasaan keterampilan, smash adalah salah satu keterampilan yang harus dilatih dalam permainan sepak takraw. Karena dengan smash yang mematikan, maka poin bagi suatu regu itu dapat bertambah sekaligus dapat menentukan kemenangan dalam pertandingan. Kegagalan dalam melakukan smash kedaerah lawan berarti memberikan peluang untuk lawan dalam memperoleh poin. Terjadinya kekalahan dalam pertandingan salah satunya disebabkan oleh teknik smash yang tidak akurat dan efisien. Data yang diperoleh bahwa dalam satu set pertandingan salah satu regu bisa mendapatkan tiga lima puluh kali peluang mematikan bola dengan smash, tetapi yang bisa dilakukan hanya bisa sepuluh kali itupun banyak yang tersangkut di atas net, diblok dan bolanya keluar garis. Sedangkan pihak lawan empat puluh kali peluangnya melakukan smash empat kali gagal. Dengan demikian hal ini menjadi permasalahan Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 52 serius yang harus di perhatikan dalam bermain sepak takraw. Ucup Yusuf, mengatakan bahwa score smash secara keseluruhan diperoleh dengan cara menjumlahkan skor sasaran dengan skor waktu dari 5 kali kesempatan melakukan smash. Ucup Yusuf 74. Smash yang merupakan salah satu senjata utama dalam proses memenangkan pertandingan, sangat diperlukan loncatan dan pukulan yang keras. Dengan demikian faktor kondisi fisik yang menjadi pendukung utamanya untuk lebih maksimal dalam melakukan gerakan smash. Komponen fisik tersebut adalah kekuatan, kecepatan, kelentukan, koordinasi, power, daya tahan dan sebagainya. Seorang yang melakukan smash akan terlihat nyata hasilnya ketika salah satu komponen tersebut tidak dimiliki. Tungkai atau kaki secara umum sangat berperan dalam memainkan bola, menyepak, sebagai tumpuan dan sebagainya, tetapi yang lebih khusus lagi peran tungkai adalah pada saat melakukan smash lurus sangat diperlukan. Dimana kaki harus mampu menjangkau bola pada posisi melambung di atas kepala. Ucup yusup mengatakan untuk melakukan smash dengan kaki, kakinya harus mampu menjangkau bola. Kemampuan itu dimungkinkan kalau kualitas fleksibilitas kakinya cukup tinggi sehingga dia akan mampu melakukan sepakan smash yang keras. Kelentukan merupakan salah satu komponen fisik yang sangat penting untuk dipertimbangkan dalam suatu penampilan gerak. Terutama sekali yang menyangkut kapasitas fungsional suatu persendian, tendon ligamen beserta otot-otot di sekitarnya melakukan gerak secara maksimal. Seseorang yang kurang memiliki kelentukan biasanya gerakanya kaku, kasar dan lamban. Kelentukan sangat diperlukan dalam permainan sepak takraw terutama kelentukan tungkai sesuai dengan anggota tubuh yang dominan digunakan dalam bermain sepak takraw. Seseorang yang memiliki kelentukan tungkai dapat memudahkan efisiensi gerakan, seperti gerakan-gerakan koordinasi, kecepatan, kelincahan, power dan keterampilan dalam bermain sepak takraw. Kelentukan adalah ukuran seberapa jauh seseorang dapat menggerakan lengan, tungkai dan tubuhnya pada sendi masing-masing. Suatu cabang olahraga tertentu yang banyak menggunakan gerakan-gerakan, merunduk, meliuk dan menekuk, seperti sering terjadi pada permainan sepak takraw yang sangat memerlukan kelentukan tubuh yang baik untuk dapat selalu unggul dari yang lainnya. Michael Yassis, 1992 73. Dalam meningkatkan kualitas gerakan keterampilan dapat menggunakan metode latihan pliometrik dan latihan beban yang disesuaikan dengan kualitas kelentukan masing-masing alet. Metode latihan pliometrik pada prinsipnya merupakan latihan dengan pendekatan kecepatan-kekuatan yang dirancang untuk mengembangkan power eksplosif, kecepatan reaksi, kegesitan, kelincahan, ketangkasan pada atlet. Menurut Donald A. Chu, 1992 1 bahwa metode latihan pliometrik adalah cara latihan yang dapat menghasilkan kontraksi otot menjadi kuat dengan gerakan yang sangat cepat. Hazeldyne, 1989 89 mengatakan bahwa pliometrik adalah bentuk latihan dengan meningkatnya kualitas atlet yang berupa power yang dilakukan secara eksplosive dengan gerakan reaktif yang dilihat pada aktifitas kita. Metode latihan beban merupakan metode latihan dengan pendekatan kekuatan-daya tahan otot yang dirancang untuk mengembangkan kekuatan pada atlet. Metode latihan beban secara khusus dirancang untuk meningkatkan kekuatan, power dan ketahanan otot. Latihan ini mempunyai berbagai macam Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 53 bentuk yang berkaitan erat dengan gerakan otot yang dilakukan secara statis maupun dinamis. Edward L. Fox and Richard w, Bowers, 1991. Kedua metode latihan tersebut penerapanya terpusat pada tungkai sesuai dengan angota tubuh yang dominan dipakai dalam gerakan smash lurus pada permainan sepak takraw. METODE Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan faktorial 2X2. Variabel bebas yaitu Metode latihan Pliometrik dan Metode latihan beban, variabel terikat adalah kemampuan smas dalam sepaktakraw, serta variabel kategori yaitu kelentukan tinggi dan kelentukan rendah. Populasi terjangkau adalah atlet putera pada klub Duta Perdana Gorontalo yang telah pernah mengikuti pertandingan dengan sampel 40 orang dan dibagi kedalam empat kelompok yang setiap kelompok terdiri atas 10 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tabel 1 Rangkuman Hasil Kemampuan Smash Hasil analisis data yang dilakukan dengan menggunakan Anava dirangkum dan disajikan dalam bentuk Tabel 2. Rangkuman Hasil Anava Dua Arah Kemampuan Smas Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 54 Berdasarkan Tabel 2, hasil analisis varians dua jalan dapat dijelaskan sebagai berikut. Perbedaan Kemampuan Smas antara Kelompok Metode Latihan Pliometrik dan Kelompok Metode Latihan Beban Berdasarkan hasil perhitungan analisis varians mengenai perbedaan pengaruh metode Pliometrik dibandingkan dengan Metode Beban terhadap kesegaran jasmani siswa seperti tampak pada Tabel 16 di atas. Terbukti bahwa terdapat perbedaan antar perlakuan latihan, yaitu diperoleh harga Fh antar kolom A sebesar yang teryata lebih besar daripada Ft sebesar Fh = > Ft = dengan dk pembilang V1 a-1b-1 = 1, dk penyebut V2 ab n-l = 2 x 2 11-1 = 36. Artinya hipotesis nol H0 yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan smas antara Kelompok Metode Pliometrik dan kelompok Metode Beban ditolak, atau hipotesis penelitian gagal ditolak. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan kemampuan smas antara Kelompok Metode Pliometrik dan kelompok Metode Beban. Tabel 3. Hasil ANAVA Dua Arah Tahap Lanjut dengan Uji Tukey Kelompok yang dibandingkan Harga Perbedaan Rerata Absolut A1 dan A2 B1 dan B2 A1B1 dan A2B1 A1B2 dan A2B2 Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Berdasarkan uji lanjut yang dilakukan dengan menggunakan uji Tukey diperoleh harga Q hitung Qh = yang lebih besar daripada Q tabel Qt = atau Qh > Qt pada taraf signifikansi α = dengan dk 240, sehingga H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara metode Pliometrik dan Metode Beban. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa Kemampuan smas Kelompok Metode Pliometrik memiliki pengaruh lebih tinggi daripada kelompok Metode Beban. Perbedaan Kemampuan Smas yang Memiliki Kelentukan Tinggi antara Kelompok Metode Latihan Pliometrik dan Kelompok Metode Latihan Beban Berdasarkan hasil perhitungan analisis varians tahap lanjut dengan uji Tukey mengenai perbedaan kemampuan smas yang memiliki kelentukan tinggi antara kelompok Pliometrik dan kelompok Beban, secara keseluruhan seperti tampak pada Tabel. Terbukti bahwa terdapat perbedaan bagi kelompok yang memiliki kelentukan tinggi antara kelompok Pliometrik A1B1 dan yang dilatih dengan Beban. Pada kelompok A1B1 dan A2B1 harga Q hitung Qh = lebih besar daripada Qt = atau Qh > Qt pada taraf signifikan dengan demikian Hipotesis nol Ho; ditolak atau hipotesis kedua gagal ditolak. Artinya, bahwa hasil kemampuan smas yang memiliki kelentukan tinggi dengan Pliomertik lebih tinggi baik daripada yang dengan Beban XAIBI = > XA2B1 = Perbedaan Kemampuan Smas yang Memiliki Kelentukan Rendah antara Kelompok Metode Latihan Pliometrik dan Kelompok Metode Latihan Beban Berdasarkan hasil perhitungan analisis varians tahap lanjut dengan menggunakan uji Tukey mengenai perbedaan kemampuan smas yang memiliki kelentukan rendah antara kelompok Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 55 pliometrik dan kelompok beban, secara keseluruhan seperti tampak pada Tabel di atas. Terbukti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kelentukan rendah antara kelompok Plimetrik A1B2 dan kelompok Beban A2B2. Pada kelompok A1B2 dan A2B2 harga Q hitung Qh = lebih besar daripada Q tabel Qt = atau Qh > Qt pada taraf signifikansi α = berarti hipotesis nol H0 ditolak atau hipotesis ketiga diterima. Interaksi antara Model latihan dan Fleksibilitas Terhadap Penampilan Servis Atas Berdasarkan hasil perhitungan anava seperti tampak Tabel 2 bahwa terdapat interaksi antara metode latihan dan kelentukan, yaitu diperoleh harga Fh kolom AB sebesar yang ternyata lebih besar dari Ft sebesar dengan dk pembilang V1 a-lb-l = 1, dk penyebut V2 abn-l = 2x2 10-1 = 36.. Berarti pencapaian tingkat kemampuan smas dipengaruhi oleh interaksi antara metode latihan dan kelentukan. Interaksi antara metode latihan dan kelentukan terhadap kemampuan smas dapat dilihat pada gambar berikut. Fleksibilitas Tinggi Rendah Gambar1 Interaksi Model latihan dengan kelentukan Pembahasan Metode latihan pliometrik memberikan pengaruh lebih baik terhadap kemampuan smas dalam permainan sepaktakraw dibandingkan dengan metode latihan beban. Hipotesis pertama menyatakan bahwa meode latihan pliometrik A1 lebih baik pengaruhnya dari yang dilatih dengan Metode latihan beban A2 secara keseluruhan terhadap kemampuan smas pada permainan sepaktakraw. Hal ini dapat diterima kebenarannya karena sesuai dengan hasil analisis yang signifikan. Latihan pliometrik adalah salah satu metode latihan yang dapat meningkatkan kekuatan, daya ledak power explosive, kecepatan kontraksi otot. Bentuk latihan ini sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan smash lurus. Karena dalam latihan pliometrik atlet diarahkan kepada latihan yang bertumpu pada pengembangan kekuatan eksplosif, kecepatan reaksi, ketangkasan gerak. Maka secara otomatis kerja tendon, crossbridge, filamen actin dan filamen myosin yang menyusun serabut otot dan sensor-sensor dalam otot spindel proprioceptors akan menghasilkan kontraksi otot cepat atau fast-twitch fiber Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 56 dan gerakan strect refleks. Dalam latihan pliometrik mengarah pada gerakan cepat dengan kekuatan penuh dan berlangsung dalam waktu sependek-pendeknya. Dan keadaan seperti ini menyebabkan protein myosin, berfungsi sebagai enzim untuk memecahkan Adenosin Triphosfat ATP. Dalam hal ini energi yang dipergunakan lebih bersifat anaerobic. Latihan beban adalah metode latihan yang menggunakan peralatan mekanis seperti barbel, dambell, pakaian yang diberi beban, pemukul, tabung-tabung lentur, sabuk kaki dan sebagainya yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan, daya ledak, kekuatan dan daya tahan mempunyai dampak positif terhadap pengembangan kemampuan teknik smash lurus dalam sepak takraw. Latihan beban dilakukan dengan sedikit lambat ketimbang latihan pliometrik, karena tubuh mendapat tahanan dari suatu beban. Secara fisiologi bahwa gerakan yang dilakukan dengan lambat berarti lebih cenderung serabut otot yang aktif lebih banyak serabut otot lambat slow twitch fiber dan sistem energy cenderung mengarah energy aerobik. Latihan beban juga bermanfaat dalam pembentukan hipertropi otot yang pada akhirnya akan membantu daya tahan otot yang bekerja pada saat melakukan smash lurus yang ekplosif. Tetapi karena smash lurus pada umumnya dilakukan dengan cepat maka seseorang yang terbiasa terlatih dengan latihan beban membutuhkan penyesuaian untuk melakukannya. Jadi pada prinsipnya latihan pliometrik lebih mengarah kepada pendekatan kekuatan-kecepatan yang tujuan akhirnya menghasilkan daya ledak sesuai dengan karakteristik dan proses pelaksanaan smash lurus yang dilakukan dengan cepat dan keras. Sedangkan latihan beban didasarkan pada pendekatan kekuatan-daya tahan otot, makanya terkesan statis pada prosesnya tetapi tujuan akhirnya baik untuk meningkatkan kualitas teknik gerakan smash lurus. Dengan demikian secara keseluruhan hasil kemampuan smash lurus atlet sepak takraw yang dilatih dengan metode latihan pliometrik lebih baik dari pada atlet yang dilatih dengan metode latihan beban. Bagi kelompok kelentukan tinggi dilatih dengan metode latihan pliometrik lebih baik pengaruhnya dari yang dilatih metode latihan beban Hasil pengujian hipotesis kedua menyatakan bahwa bagi kelompok yang memiliki kelentukan tinggi latihan pliometrik memberi pengaruh yang lebih baik terhadap kemammpuan smas dibanding dengan latihan beban. Hal ini diterima kebenarannya karena berdasarkan hasil analisis yang menunjukkan signifikansi tinggi. Hasil tersebut diperkuat oleh teori bahwa kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan penguluran ruang gerak sendi seluas-luasnya, selain oleh ruang gerak sendi juga kelentukan ditentukan oleh elastis tidaknya otot-otot, tendin dan ligament. Seorang atlet yang memiliki kelentukan tungkai tinggi akan memberikan peluang besar untuk menghasilkan gerakan-gerakan yang lebih cepat dan gesit. Dia lebih leluasa mengambil ancang-ancang lompatan, lebih mudah mengangkat kaki pada saat memukul bola, memiliki peluang memukul bola dengan kuat, lebih mudah mengarakan bola pada saat smash, saat mendarat ke lantai kaki lebih mengeper dengan sempurna. Sehubungan dengan pembentukan gerakan-gerakan cepat dan gesit maka latihan pliometrik adalah salah satu latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kecepatan, power eksplosif, kelentukan dan khususnya kelentukan pada tungkai. Bentuk latihan pliometrik menyerupai gerakan dalam teknik dasar smash lurus dalam sepak Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 57 takraw, dimana yang ditingkatkan adalah kualitas lompatan dan kecepatan yang dilatih. Apabila seseorang memiliki kelentukan tungkai tinggi akan cepat dan mudah menyesuaikan saat melakukan gerakan latihan pliometrik. Sementara pelaksanaan latihan beban lebih ditekankan pada pengontrolan gerakan dan terfokus pada anggota tubuh yang dilatih sehingga terkesan statis. Tentunya bagi atlet yang memiliki kelentukan tinggi jika diberikan latihan beban perlu penyesuaian tersendiri. Oleh karena itu, kemampuan smash atlet sepak takraw yang memiliki kelentukan tungkai tinggi ketika dilatih dengan metode pliometrik akan lebih baik dari pada atlet yang dilatih dengan metode latihan beban. Bagi kelentukan rendah diberikan metode latihan beban lebih baik pengaruhnya dibandingkan dengan metode latihan pliometrik terhadap kemampuan smas dalam permainan sepaktakraw Hasil pengujian hipotesis ketiga menyatakan bahwa metode latihan pliometrik A1B2 kurang lebih baik pengaruhnya dari kelompok yang dilatih dengan metode latihan beban A2B2 pada tingkat kelentukan rendah terhadap kemampuan smas pada permainan sepaktakraw. Hal ini diterima kebenarannya karena berdasarkan hasil analisis yang menunjukkan signifikansi yang cukup nyata. Bagi atlet yang memiliki kelentukan tungkai rendah, peluang melakukan gerakan akan lebih lamban, sehigga dia lebih cocok diberikan metode latihan beban, karena gerakan hampir dikatakan statis dan lebih mudah dipantau kesalahan-kesalahan gerakannya. Jadi latihan beban akan memberikan solusi bagi para atlet yang kualitas kelentukannya rendah untuk bisa melakukan smash lurus. Karena tidak selamanya smash lurus selalu dilakukan dengan cepat tetapi terkadang dilakukan dengan lambat juga namun hasilnya mematikan. Jadi pada prinsipnya seorang atlet sepak takraw yang gerakannya lambat atau kelentukan rendah bukan berarti harus memaksakan dirinya untuk melakukan smash dengan cepat, tetapi dia harus lebih dapat menyesuaikan dengan kondisi fisiknya. Sedangkan latihan pliometrik yang bertujuan untuk meningkatkan power ekplosif dilakukan secara dinamis dan cepat, hal ini tentunya sangat memerlukan atlet yang memiliki kelentukan tungkai tinggi. Dengan demikian kemampuan smash bagi atlet yang memiliki kelentukan rendah ketika dilatih dengan metode latihan pliometrik kurang efektif dibandingkan dengan atlet yang dilatih dengan metode latihan beban. Interaksi antara metode latihan pliometrik dan metode latihan beban dengan kelentukan tungkai terhadap kemampuan smash lurus pada permainan sepak takraw Hipotesis keempat, menyatakan bahwa terdapat interaksi antara metode latihan dan kelentukan terhadap kemampuan smas pada permainan sepaktakraw. Hal ini dapat diterima kebenarannya sehubungan dengan hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan signifikansi yang nyata secara statistik. Berdasarkan hasil perhitungan analisis varians mengenai interaksi antara metode latihan dan Motivasi berprestasi terhadap kesegaran jasmani siswa , secara keseluruhan seperti tampak pada Tabel. Terbukti bahwa terdapat interaksi antara metode latihan dan kelentukan, yaitu diperoleh harga Fh kolom AB sebesar yang ternyata lebih besar dari Ft sebesar dengan dk pembilang V1 a-lb-l = 1, dk penyebut V2 abn-l = 2x2 10-1 = 36. Berarti hipotesis nol H0 yang menyatakan ada interaksi antara metode latihan dan kelentukan dalam pengaruhnya terhadap Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 58 kemampuan smas di terima. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa pencapaian tingkat kemampuan smas dipengaruhi oleh interaksi antara metode latihan dan Motivasi berprestasi. Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat interaksi antara model latihan dan kelentukan tungkai. Penelitian terdahulu memberikan informasi bahwa latihan pliometrik Thomas, French, & Hayes, 2009, membandingkan pengaruh latihan pliometerik terhadap kelincahan dan power untuk sepak bola. Terjadi peningkatan terhadap kemampuan lompat tinggi dan kelincahan tetapi tidak terjadi perubahan pada kemampuan sprint. Sağıroğlu, Konar, Önen, Ateş, & Alkurt, 2012 penelitian membuktikan bahwa pliometerik pada pemain basket, dengan latihan selama delapan minggu dengan pertemuan tiga kali dalam seminggu. Hasil penelitian memberikan pengaruh yang signifikan terhadap anaerobic power. Flavio, de Oliveira, & de Souza, 2018, pengaruh pliometrik terhadap terhadap kecepatan lari 30 meter kemampuan lompat horizontal. Sampel 14-17 tahun pemain sepak bola dengan latihan pliometrik dua kali dalam seminggu dilakukan selama empat minggu belum memberikan dampak terhadap kecepatan lari dan tes kemampuan lompat horizontal dan vertical. Furqoni & Sudijandoko, 2019, pengaruh lompat tali dengan lompat dan diagonal terhadap power tungkai dan kelincahan. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan power tungkai 12% dan kelincahan 1%. Sedangkan hasil untuk yang lompat diagonal 8% untuk power dan 2% untuk kelincahan. Berryman, Maurel, & Bosquet, 2010 Latihan pliometerik dan latihan beban keduanya efektif untuk meningkatkan efisiensi teknik dalam lari. Pembahasan berikutnya adalah tentang latihan beban Garthe, Raastad, Refsnes, Koivisto, & Sundgot-Borgen, 2011 dalam kontek ini peneliti membuktikan bahwa latihan beban dapat dipergunakan untuk menurunkan berat badan. Ho, Dhaliwal, Hills, & Pal, 2012 Setelah latihan 12 minggu dengan intensitas moderat, lima kali dalam seminggu berhasil menurutkan berta badan dan lemak, serta terjadi peningkatan kebugaran. Tsaklis, Grooten, & Franzén, 2012 Meneliti pengaruh latihan beban terhadap keseimbangan, setelah latihan selama empat minggu terjadi peningkatan keseimbangan dari skor awal 42 ke 46. Penelitian berikutnya Beattie, Kenny, Lyons, & Carson, 2014 Atlet melakukan latihan daya tahan lebih dari 6 jam per minggu dan latihan beban 5 jam per minggu. Setelah selama enam bulan kedua latihan ini meningkatkan VO2 max dan efisiensi serta meningkatkan power. Berdasarkan meta analisa yang dilakukan oleh Denadai, de Aguiar, de Lima, Greco, & Caputo, 2017 menyimpulkan bahwa latihan beban dengan beban berat memberikan manfaat dalam meningkatkan efisiensi lari, latihan dengan beban maksimal dilakukan secara eksplosif, selanjutnya Beattie, Carson, Lyons, Rossiter, & Kenny, 2017 dalam latihan yang cukup lama, selama 40 minggu memberikan bukti bahwa latihan kekuatan meningkatkan kekuatan maksimal dan kekuatan relative, meningkatkan efektifitas lari, meningkatkan VO2max dengan dosis satu repetisi maksimal setiap alat. Kedua latihan ini sama sama dapat dipergunakan untuk meningkatkan kekuatan dan power, ketika kekuatan dan power ini telah meningkat maka asumsinya akan dapat dipergunakan untuk melakukan smash dalam sepak takraw. Smash merupakan gabungan kemampuan biomotor dan teknik koordinasi tubuh. biomotor yang diperlukan adalah power, sedangkan power diperoleh dari kekuatan dan kecepatan. Latihan beban akan meningkatkan kekuatan ataupun juga power, sedangkan latihan pliometrik akan mengingkatkan power. Dengan latihan beban juga dapat meningkatkan power dengan menentukan dosis intensitas dan irama repesiti yang seharusnya untuk tujuan power. Latihan pliometrik adalah latihan yang secara khusus ditujukan untuk melatih power. Larihan beban berdasarkan bukti penelitian juga memberikan dampak yang sama terhadap efisiensi, kekuatan, power, BMI, kadar lemak, daya tahan dan Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 59 kebugaran. Berdasarkan pada penelitian dan asumsi berfikir ini maka jika unsur biomotor dinaikkan, maka dengan sendirinya akan memberi nilai positif terhadap kemampuan teknik. Dengan semakin kuat dan lentur seorang atlet maka resiko untuk gagal dalam melakukan sebuah teknik akan dapat dikurangi. Dengan naiknya power maka hasil dari smash tentunya juga akan meningkat. KESIMPULAN Penelitian ini menguji metode latihan Pliometrik dan Metode latihan beban, variabel terikat adalah kemampuan smas dalam sepaktakraw, serta variabel kategori yaitu kelentukan tinggi dan kelentukan rendah. Berdasarkan hasil uji dan pembahasan maka disimpulkan, keseluruhan hasil kemampuan smash lurus atlet sepak takraw yang dilatih dengan metode latihan pliometrik lebih baik dari pada atlet yang dilatih dengan metode latihan beban. Kesimpulan kedua kemampuan smash atlet sepak takraw yang memiliki kelentukan tungkai tinggi ketika dilatih dengan metode pliometrik akan lebih baik dari pada atlet yang dilatih dengan metode latihan beban. Kesimpulan ketiga kemampuan smash bagi atlet yang memiliki kelentukan rendah ketika dilatih dengan metode latihan pliometrik kurang efektif dibandingkan dengan atlet yang dilatih dengan metode latihan beban. Kesimpulan keempat terdapat interaksi antara model latihan dan kelentukan tungkai. Berdasarkan pada kesimpulan ini secara umum dapat dipaham bahwa latihan metode pliometrik dan latihan beban sama sama meningkatkan kemampuan smash dalam sepak takraw. Jika dibandingkan kedua metode inim maka pliometeri akan lebih efektif meningkatkan kemampuan smash bagai atlet sepak takraw. DAFTAR PUSTAKA Alfiandi, Patrice., Ali, Nur., Wardoyo,Hendro,. 2018. Pengembangan Model Latihan Sepak Sila Pada Permainan Sepak - Jurnal Ilmiah Sport Coaching and Education. Vol. 2 No. 111-126. Retrive from Bomba, Tudor O. 1994. Theory and Metodology of Training. Dubuque Lowa Kendall/Hunt Publishing Company. Corbin, C. B., Pangrazi, R. P., & Franks, B. D. 2000. Definitions Health, fitness, and physical activity. President's Council on Physical Fitness and Sports Research Digest Beattie, K., Carson, B. P., Lyons, M., Rossiter, A., & Kenny, I. C. 2017. The effect of strength training on performance indicators in distance runners. Journal of Strength and Conditioning Research. Beattie, K., Kenny, I. C., Lyons, M., & Carson, B. P. 2014. The effect of strength training on performance in endurance athletes. Sports Medicine. Berryman, N., Maurel, D., & Bosquet, L. 2010. Effect of plyometric vs. dynamic weight training on the energy cost of running. Journal of Strength and Conditioning Research. Denadai, B. S., de Aguiar, R. A., de Lima, L. C. R., Greco, C. C., & Caputo, F. 2017. Explosive Training and Heavy Weight Training are Effective for Improving Running Economy in Endurance Athletes A Systematic Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 60 Review and Meta-Analysis. Sports Medicine. Edwin, Fleishman dalam Yanuar, Phil Kiram. 1992. Belajar Motorik. Jakarta Depdikbud. Flavio, J. M., de Oliveira, D. C., & de Souza, E. G. 2018. Effect of pliometric training on speed performance and height of vertical and horizontal heels for young football players. Revista Brasileira De Futsal E Futebol. Furqoni, R. S., & Sudijandoko, A. 2019. The comparison of rope jump, cone step up, and diagonal to the power and agility. Jurnal SPORTIF Jurnal Penelitian Pembelajaran. Garthe, I., Raastad, T., Refsnes, P. E., Koivisto, A., & Sundgot-Borgen, J. 2011. Effect of two different weight-loss rates on body composition and strength and power-related performance in elite athletes. International Journal of Sport Nutrition and Exercise Metabolism. Ho, S. S., Dhaliwal, S. S., Hills, A. P., & Pal, S. 2012. The effect of 12 weeks of aerobic, resistance or combination exercise training on cardiovascular risk factors in the overweight and obese in a randomized trial. BMC Public Health. Hakim, Rifki. 2013. Perbedaan Pengaruh Latihan Servis Dengan Jarak Tetap Dan Bertahap Terhadap Kemampuan Servis Dalam Permainan Sepak Takraw Pada Siswa Putra Ekstrakurikuler Smp Negeri 1 Banjarmangu Kab. Banjarnegara Tahun 2011/2012. Retrive from Herbart, A. Devries and Housh, Terry J. 1994. Physiology of Exercise. Dubuque Iowa WCB. Brown & Benchmark Publishers. Jamalong, A., Syam, A. 2014. Teknik Dasar Permainan Sepak Takraw. Yogyakarta Penerbit Ombak Munir, Abdul., Aji, Tri., Hermawan. 2015. Sumbangan kekuatan otot tungkai dan kelentukan terhadap kemampuan servis bawah sepak Journal of Sport Sciences 4 1 hal. 1-6. Retrive from Nur, Hasriwandi., Jonni., Syampurna, Hilaminur., 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Langsung dalam Meningkatkan Penguasaan Teknik Dasar Sepaktakraw. Jurnal Performa. Volume 4. Nomor 1. Juni 2019. Hal. 29-39. Retrive from Persetas, PB. 1996. Peraturan Perwasitan, Permainan dan Pertandingan Sepak Takraw. Jakarta PB. Persatuan Sepak Takraw Seluruh Indonesia. Prastyo, Widhi., Hanani, Endang Sri., Akhiruyanto, Andry. 2012. Hasil latihan servis Twist Tenis jarak bertahap dan tetap Terhadap ketepatan. Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 1 2 2012 hal. 92-98. Retrive from Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 61 Sağıroğlu, İ., Konar, N., Önen, M. E., Ateş, O., & Alkurt, Z. 2012. Effect of pliometric training on anaerobic performance in young basketball players. / genç basketbolcularda pliyometrik antrenmanin anaerobik performans değerlerine etkisi. Journal of Physical Education & Sports Science / Beden Egitimi ve Spor Bilimleri Dergisi. Thomas, K., French, D., & Hayes, P. R. 2009. The effect of two plyometric training techniques on muscular power and agility in youth soccer players. Journal of Strength and Conditioning Research. Tsaklis, P. V., Grooten, W. J. A., & Franzén, E. 2012. Effects of weight-shift training on balance control and weight distribution in chronic stroke A pilot study. Topics in Stroke Rehabilitation. Saleh, M. Sahib. Hubungan antara Kelentukan Pergelangan Tangan dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Bermain Tenis Meja Pada Siswa SMP Negeri 3 Makassar. Jurnal Competitor, Nomor 1 Tahun 3, Pebruariv2011. Hal. 53-63. Retrive from Semarayasa, I Ketut. 2016. Pengaruh strategi pembelajaran dan tingkat motorability terhadap keterampilan servis atas sepak Takraw pada mahasiswa penjaskesrek FOK UNDIKSHA. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia Volume 12, Nomor 1, April 2016. hal. 34-41. Singer, Robert N. 1980. Motor Learning and Human performance. New York Macmillan Publishing Company Inc. Syahruddin., Suyuti, Andi. 2016. Pengaruh gaya mengajar latihan dan gaya mengajar komando terhadap keterampilan passing atas bolavoli. Jurnal Pedagogik Keolahragaan Volume 02, Nomor 01, Januari-Juni 2016,Hal. 11-22. Retrive from Syam, Asry. 2019. Analisis Kemampuan Inteligensi Atlet Cabang Olahraga Sepak Takraw Provinsi Gorontalo. Jambura Journal of Sports Coaching Vol. 1, No. 2, Juli 2019 hal. 79 – 90. Retrive from Yassis, Michael, 1992. Rahasia Kebugaran Dan Pelatihan Olahraga Soviet, Terjemahan Andung Purbo. Bandung Institut Teknologi Bandung. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Sofyan FurqoniAndun SudijandokoThis study aims 1 to determine the effect of rope jump training on increasing leg muscle power and agility; 2 to determine the effect of step-up training on increasing leg muscle power and agility 3 to determine the effect of diagonal cone hops exercises on increasing leg muscle power and agility; and 4 to find out the differences in the effect of pliometric rope jump, step up, and diagonal cone hops exercises on increasing leg muscle power and agility. The sample of this study was 40 students of futsal extracurricular at Firdaus Jembrana High School. This type of research is quantitative research with a quasi-experimental method. The study design used a pre-test and post-test non-randomized control group, with data analysis using MANOVA. The process of collecting data was to use leg muscle power tests by using jump df and agility tests using the agility T-test during the pre-test and post-test. Then the research data were analyzed using SPSS ver It can be concluded that there is an increase in limb muscle power and agility for each group after being given training with a significant value There were no differences between the treatment groups p > The study concludes that both DJ and CMJ plyometrics are worthwhile training activities for improving power and agility in youth soccer of pliometric training on speed performance and height of vertical and horizontal heels for young football playersJ M FlavioD C De OliveiraE G SouzaFlavio, J. M., de Oliveira, D. C., & de Souza, E. G. 2018. Effect of pliometric training on speed performance and height of vertical and horizontal heels for young football players. Revista Brasileira De Futsal E Pengaruh Latihan Servis Dengan Jarak Tetap Dan Bertahap Terhadap Kemampuan Servis Dalam Permainan Sepak Takraw Pada Siswa Putra Ekstrakurikuler Smp Negeri 1Rifki HakimHakim, Rifki. 2013. Perbedaan Pengaruh Latihan Servis Dengan Jarak Tetap Dan Bertahap Terhadap Kemampuan Servis Dalam Permainan Sepak Takraw Pada Siswa Putra Ekstrakurikuler Smp Negeri 1Sumbangan kekuatan otot tungkai dan kelentukan terhadap kemampuan servis bawah sepak takrawA JamalongSyamAbdulAjiTriHermawanJamalong, A., Syam, A. 2014. Teknik Dasar Permainan Sepak Takraw. Yogyakarta Penerbit Ombak Munir, Abdul., Aji, Tri., Hermawan. 2015. Sumbangan kekuatan otot tungkai dan kelentukan terhadap kemampuan servis bawah sepak Journal of Sport Sciences 4 1 hal. 1-6. Retrive from jss/article/view/8623
Teknik Dasar Lompat Tinggi – Pada kali ini akan menerangkan materi tentang Lompat Tinggi yang mana pembahasanya meliputi pengertian, cara bermain, peraturan, teknik dasar, contoh gambar lapangan dan berita tentang Olahraga secara lengkap. Lompat tinggi adalah salah satu acara olahraga yang paling diidamkan dan selalu mendapat banyak perhatian. Lompatan tinggi pertama kali diperkenalkan pada 1887 dan pada 1896 lompat tinggi diperkenalkan dalam olahraga Olimpiade. Acara ini adalah acara yang ramai karena para atlet menggunakan gaya lompat yang berbeda Kompetisi lompat tinggi dimulai di Skotlandia pada abad ke-19. Tidak bisa sembarangan saat gaya yang dapat digunakan. Pada abad ini, pelompat tinggi harus menggunakan gaya gunting dan jatuh ke tanah. Gaya lompat jauh menyebabkan cedera pada peserta untuk menjaga cedera serendah mungkin dengan menggunakan tikar sebagai alat pendaratan. Lompat tinggi adalah salah satu olahraga yang menguji keterampilan melompat Anda dengan melewati mistar gawang. Tujuan dari olahraga lompat tinggi ini adalah untuk mencapai lompatan tertinggi ketika melintasi tiang pada ketinggian tertentu. Ketinggian mistar gawang, yang harus dilampaui oleh atlet lompat tinggi minimal 2,5 meter dengan panjang minimal 3,15 meter. Olahraga lompat tinggi dilakukan di lapangan olahraga tanpa menggunakan alat-alat tertentu. Lompat tinggi adalah olahraga yang menguji kemampuan melompat dengan melewati mistar gawang. Melompat adalah cabang atletik. Tujuan dari olahraga ini adalah untuk mencapai lompatan tertinggi ketika melewati mistar pada ketinggian tertentu ketinggian palang harus setidaknya 2,5 meter, sedangkan panjang palang setidaknya 3,15 meter. tanpa alat bantu. Dalam pertandingan, mistar gawang dinaikkan setelah peserta telah melampaui mistar gawang. Peserta harus melompat dengan satu kaki. Peserta dapat melompat pada awal yang diinginkan, yang dianggap dibatalkan jika peserta menyentuh mistar gawang dan tidak melompat. Menjatuhkan bilah selama lompatan atau menyentuh area pendaratan jika gagal melompat Peserta yang tidak melewati bilah tiga kali berturut-turut tanpa membawanya pada level di mana kesalahan terjadi akan dikeluarkan dari permainan gagal sehingga dia tidak bisa lagi mengikuti aturan. Ketinggian lompatan diukur secara vertikal dari tanah ke bagian tengah di samping lapangan. Setiap peserta diberi kesempatan untuk melompat tiga kali. Jika seorang peserta tidak melewati mistar tiga kali berturut-turut, mereka dinyatakan gagal, dan untuk menentukan kemenangan, peserta harus mencoba untuk melompat setinggi mungkin. Pemenang ditentukan oleh lompatan tertinggi yang harus dilewati. Teknik Dasar Lompat Tinggi Sejarah dari Lompat Tinggi Sejarah Lompatan tinggi dicatat untuk pertama kalinya di Olimpiade di Skotlandia pada abad ke-19. Jenis melompat pada saat itu adalah jenis gunting. Sekitar abad ke-20, gaya lompat tinggi dimodernisasi oleh seorang Irlandia-Amerika bernama Michael Sweeney. Pada tahun 1895, Michael Sweeney berhasil membuat lompatan 1,97 meter ke timur, yang tampak seperti gunting, tetapi memperpanjang punggungnya dan meratakan palang. Seorang Amerika lain bernama George Horine mengembangkan teknik melompat yang lebih efisien yang disebut Western Roll. Teknik ini memungkinkan Horine pada tahun 1912 untuk melompat hingga 2,01 meter. Di Olimpiade di Berlin 1936, teknik lompat ini menjadi dominan dan lompatan tinggi dimenangkan oleh Cornelius Johnson, yang mencapai ketinggian 2,03 meter. Selama empat dekade berikutnya, jumper Amerika dan Soviet telah mendorong pengembangan teknik mengangkang. Charles Dumas adalah orang pertama yang menggunakan teknik ini untuk mencapai ketinggian 2,13 m pada tahun 1956. Orang Amerika John Thomas mencetak rekor dunia pada tahun 1960 dengan ketinggian melompat 2,23 m. Dan akhirnya Valeriy Brumel mengambil alih layanan selama empat tahun ke depan. Pelompat Soviet mencapai ketinggian melompat 2,28 m dan memenangkan medali emas Olimpiade pada tahun 1964 sebelum kecelakaan sepeda motor mengakhiri karirnya Dari Brumel, para atlet mencoba mempelajari dan mengembangkan olahraga lompat tinggi, sejauh ini terdapat gaya yang berbeda dalam olahraga lompat tinggi di seluruh dunia termasuk gaya gunting, gaya rol barat, gaya guling straddle, dan gaya flop fosbury. Meskipun acara lompat tinggi termasuk dalam kompetisi Olimpiade kuno, acara lompat tinggi dikatakan telah terjadi di Skotlandia pada ketinggian 1,68 meter pada awal abad ke-19. Ada gaya tertentu yang perlu dikuasai untuk menghindari kecelakaan pada abad ke-19, peserta melompat dan jatuh ke halaman dengan gunting dengan berpaling dari lompat tinggi dengan mendarat di atas tikar sehingga kecelakaan dapat diminimalkan . Atlit lompat tinggi sekarang menggunakan teknik kegagalan Fosbury. Tingkatan Posisi Lompat Tinggi Jika Anda ingin melakukan lompatan tinggi, berbagai teknik harus dipertimbangkan. Ada 4 level posisi yang perlu Anda ketahui sebelum melakukan teknik lompat tinggi Posisi awalan harus dijalankan ke arah bilah palangPosisi refleks adalah menggerakkan tumpuan kaki di lantai dasar untuk mengangkat tubuh ke arah melayang adalah kekuatan ketika posisi tubuh berada di atas bar atau di udaraPosisi mendarat adalah jatuhnya tubuh di atas matras Style Lompat Tinggi Berikut ini adalah 4 jenis gaya lompat tinggi yang biasa digunakan oleh atlet lompat tinggi Teknologi Straddle-Gaya Bolster Kekuatan baut straddle adalah kekuatan di mana tubuh kita melewati batang dengan memutar dan memutarnya lagi. sehingga postur kita di palang diarahkan ke bawah. Cara gaya bergulir dilakukan adalah bahwa pelompat tinggi harus mengambil awalan dari samping antara 3, 5, 7, 9 langkah. Kaki bersandar pada kaki terkuat dan kemudian mengayun ke depan. Setelah kaki berayun untuk dapat melewati palang, kita dengan cepat membalik tubuh kita sehingga postur kita berada di atas palang. Kami mencoba membuat bokong kami lebih tinggi dari kepala kami sehingga kepala sedikit bengkok. Gunakan kaki kanan saat mendarat dan tangan kanan saat menggunakan kaki kiri, dan sebaliknya. Teknik ini dilakukan dengan memasukkan awalan dari samping antara 4, 6, 8 atau 10 langkah, tergantung pada ketinggian tujuan yang ingin kita lewati. Saat menggunakan kaki kiri sebagai kaki, ayunkan kaki kanan kembali ke depan. Setelah kaki diayun melewati, posisikan tubuh di udara atau di atas bar di posisi tengkurap. Posisi pinggang coba lebih tinggi dari posisi kepala. Ketika posisi jatuh adalah alas di kedua tangan dan kaki ayun pertama telah mendarat. Kemudian gulingkan tubuh terlebih dahulu dengan punggung tangan Anda dan akhiri di bahu Anda. Teknik Straddle-Prefix Jangan mengambil posisi persegi terlalu jauhBerlari dengan kecepatan sedangPosisikan awalan dari samping sekitar 30 derajat atau 40 derajat sehubungan dengan posisi bilah lompatMelainkan pasakTeknik tolakan mengangkangDengan ottoman yang diisolasi dengan mistar gawangDengan reaksi penolakan, tubuh sedikit berbaring ke belakang atau sedikit bersandarPosisi tinja menolak untuk naik sampai kedua lutut lurus dan tangan dan kaki diayunkan ke depan dengan kekuatan penuh Teknik Mengangkang di Atas Materas CenderungKetika tubuh mulai jatuh, posisi kaki harus segera diregangkan ke belakangTeknik pendaratan straddleJika Anda menggunakan kaki kiri, kaki kanan digunakan pertama kali di posisi pendaratan. Kemudian lanjutkan dengan gerakan posisi roll. Kegagalan Gaya Fosbury Gaya ini dirancang oleh Dick Ricarod Fosbury, pelompat tinggi dari Amerika Serikat yang merupakan master pertama lompat tinggi di Olimpiade 1968 di Meksiko. Sejak saat itu, banyak atlet mempelajari gerakan unik ini. Keunikan dari gerakan Fosbury adalah bahwa tubuh terlentang di atas mistar dan masih jatuh dengan punggung dalam posisi terlentang. Cara turun dari rak dengan teknik ini adalah kebalikan dari teknik straddle. Ketika rel melompat berguling-guling dari palang di atas palang. Sebaliknya, ketika teknik gagal mengarah sedikit ke kiri, tidak lagi tegak lurus terhadap batang. Teknik Awalan-flop Di awal teknik flop pendaratan dari depan, tegak lurus dengan palang. Saat Anda menggunakan kaki kiri sebagai penyangga dari depan ke kanan. Jika Anda mengubah arah kemiringan ke kiri di langkah terakhir, itu tidak akan lagi berdiri secara vertikal di atas bilah. Teknologi Tolakan Gagal Gunakan kaki terkuat di pangkalanSaat menggunakan kaki kiri, angkat dengan lutut ditekuk sambil memutar tubuh Anda ke arah awalanTubuh harus berbalik ke palangBagian belakang dekat bar di bawahPosisi bengkok saat melewati mistar Teknik Gagal atas Penguasa Headboard harus terlebih dahulu melewati bilahSelain itu, dengan posisi telentangKembali ke ketinggian maksimum tercapai dan pinggang melewati bar, posisi kedua kaki digerakkan atau diayunkan untuk melewati bar dengan sempurna. Mendarat Bagian tubuh yang pertama kali mendarat dengan teknik ini adalah bagian belakang. Hal ini disebabkan posisi telentang saat mendarat dan teknik ini hanya boleh dilakukan dengan busa pendaratan. Gaya Gunting Gunting Gaya Gunting ditemukan oleh Sweney, Gaya Gunting sering juga disebut Gaya Sweney. Sebelumnya pada tahun 1880, Mr. Swenwy menggunakan gaya squat, tetapi ia percaya gaya tersebut tidak tepat sampai akhirnya ia mengubahnya menjadi gaya gunting. Kemudian Sweney menciptakan gaya lompat tinggi lain pada tahun 1895, “Gaya Gunting Samping”. Gaya Roll-Sisi Barat-Roll Gaya ini diciptakan oleh G. Horin, yang berasal dari Amerika pada tahun 1912, tetapi sangat disayangkan bahwa gaya ini tidak dapat berkembang karena konflik peraturan. Gaya side-roll digunakan untuk lompat tinggi. Ketika kita melewati palang, posisi kepala kita cenderung lebih rendah dari pinggul kita. Jadi ini tidak valid. Oleh karena itu, gaya ini tidak pernah digunakan dalam lompatan tinggi. Untuk Awalan Area awalan panjang. tidak terbatas setidaknya 15 mArea dasar harus rata dan kemiringan 1 100 Jump bar Jump bar harus kuat dan kuat, dapat dibuat dari bahan apa saja dan berjarak 3,98 – 4,02 lompat terbuat dari kayu, logam atau bahan lain yang cocok untukPanjang bar lompat adalah 3,98 – 4,02 m dan berat maksimum bar adalah 2,00 kgDiameter penggaris antara 2,50 – 3,00 m, penampang bulat dan permukaan harus rata dengan ukuran 3 cm x 15 cm x 20 cmDukungan slat adalah lebar 4 cm dan panjang 6 cmArea pendaratan Area pendaratan setidaknya berukuran 3 x 5 m dan terbuat dari busa dengan tinggi 60 cm. Ada kasur dengan ketebalan 10 hingga 20 cm di atasnya. Alat Alat Yang Dipakai Di Olahraga Lompat Tinggi Acara lompat tinggi ini membutuhkan area dan peralatan khusus untuk menjadikan lompatan salah satu acara olahraga. Seorang pembela prestasi atletik terbaik harus memastikan bahwa semua ini terjadi sebelum pertandingan dimulai. Perangkat yang diperlukan meliputi Tinggi Melompat Bar Diperlukan dua kutub dan kutub ini tidak boleh diubah selama pertandingan. Misalnya, jika posisi perlu diubah, ini harus dilakukan setelah putaran di mana semua peserta terlibat. Kedua kutub harus dilengkapi dengan alat pendukung khusus sehingga kutub dapat diatur tanpa jatuh. Lompat Tinggi Bar Tiang lompat tinggi harus dibuat seolah-olah memiliki bentuk bundar atau segitiga, bukan kayu, logam atau bahan. Panjang batang harus sesuai dengan jarak antara dua batang yang terpasang. Bilah palang ini diletakkan pada bilah yang membawa alat pendukung tipikal. Ini harus mudah dinaikkan atau diturunkan pada tiang. Bidang Mendarat Dalam peringkat pertama dari acara lompat tinggi, para pendukung kurang memperhatikan area pendaratan. Akhirnya, dengan teknik melompat dan pendaratan tertentu, perlu untuk menyediakan tempat pendaratan yang cocok. Sebelum sejumlah teknik atau gaya lompat diperkenalkan, area pendaratan terdiri dari satu area yang diisi dengan pasir lembut dan lembab. Sekarang area pendaratan digunakan untuk acara lompat tinggi ini dengan lembut atau lembut dengan selimut atau persegi panjang. Tilam atau pengala lunak ini harus ditempatkan dengan tepat di belakang dua lompat tinggi. Menara berbentuk kerucut atau seperti karet dapat digunakan selama cocok untuk pendaratan peserta. Pita Pengukur Pita pengukur harus mengukur ketinggian lompatan yang berhasil dilakukan oleh setiap peserta. Ukuran hanya dibuat satu kali sebelum lompatan dimulai setelah bilah dinaikkan. Sekarang alat pengukur elektronik digunakan dalam kasus lompatan tinggi untuk dapat melakukan proses pengukuran dengan cepat dan tepat. [su_box title=”Teknik Lompat Tinggi” box_color=”043b27″] Teknik dasar gaya lompat tinggi a. awalanBerbeda dengan straddle, awalan dimulai pada kegagalan dari awal, dilakukan dengan sangat cepat, dengan memutar atau memutar dengan lembut dan tegak lurus ke posisi palang. Awalan dari depan ke palang kanan jika bersandar di kaki kiri. Pada langkah terakhir, ubah arah kemiringan ke kiri, tidak lagi tegak lurus ke bar. b. penolakanGerakan jika ada penolakan Ketika kaki kanan sedang beristirahat, kaki kanan sedang beristirahat, Kaki kiri dengan lutut ditekuk ke arah awalan, Tubuh menarik ke palang, Diikuti oleh gerakan melintang melintasi bar dengan punggung melengkung. c. Postur tubuh di atas mistarPostur di atas mistar adalah gaya lompat tinggi. Sikap gagal adalah Kepala melewati bilah terlebih dahulu Diikuti oleh punggungKembali ke palang Setelah titik tinggi maksimum dan bokong telah melewati kutub, kedua kaki diputar ke atas agar dapat melintasi kutub sepenuhnya Dagu ditarik ke dada dan punggung atlet ditempatkan di atas mistar menyerupai panah d. mendaratAnggota badan yang mendarat pertama adalah bagian belakang. Sikap sepeda telentang saat mendarat. Karena itu pantulan tinggi ini hanya dimungkinkan pada busa. Jangan coba gaya gagal di sandpit. Teknik Dasar Gaya lompat lompat tinggi a. awalanAwalan harus cepat dan melengkung dengan jarang sekitar 3,5,7,9 langkah. Tujuan dari awalan ini adalah Persiapkan diri untuk penolakan dengan irama awalan Persiapkan sudut mulainya. Generasi arah gerakan horisontal diubah menjadi kecepatan vertikal. b. penolakanSalah satu kaki terkuat digunakan untuk penolakan. Jika kaki kanan digunakan untuk tolakan, awalan ada di sisi kiri penguasa. Tujuan penolakan adalah sebagai berikut Mengembangkan kecepatan resistensi pada sudut berat badan yang optimal. Dapatkan waktu untuk berlebihan dengan apa yang dibutuhkan di atas panggung Ubah arah gerakan horizontal ke arah vertikal. c. Postur tubuh di atas mistarKami merekomendasikan postur ini saat Anda berada di palang dengan kedua kaki terkulai lemas. Cobalah untuk menarik dagu sedikit ke arah dada Anda, dan punggung Anda berada di atas palang, yang merupakan lengkungan pegas. Tujuannya adalah sebagai berikut Bawa bagian tubuh dengan nyaman di atas mistar Bawa berat sesedikit mungkin dengan bar tanpa menyentuh atau menjatuhkannya Mendarat dengan sangat baik dan aman d. mendaratPostur pendaratan adalah postur jatuh setelah melintasi busa, sedangkan cara yang baik untuk melakukan pendaratan adalah sebagai berikut Jika pendaratan terdiri dari matras, sisi pundak dan punggung adalah posisi jatuh terlebih dahuluJika pendaratan ada di pasir, yang mendarat pertama adalah kaki. Kaki kanan kemudian berguling ke depan dan bersandar di bahu bahu kanan. Teknik dasar gaya lompat tinggi / gaya lompat tinggi a. Langkah Jalankan AwalanAwalan berjalan yang mengangkang seperti berjalan dalam garis lurus yang meluncur dari depan tikar pendaratan. Sudut yang disarankan adalah sekitar 20-30 derajat dari garis kasur. Namun, awalannya bisa dalam bentuk busur pada sudut 45 hingga 55 derajat ke posisi penggaris. Diperlukan tingkat inisiasi awal untuk memberi tubuh dorongan untuk menyeberangi bar. Oleh karena itu, awalan dijalankan pada kecepatan yang cukup tinggi. Panjang awalan adalah delapan langkah, dalam empat langkah terakhir itu lebih luas dari empat awalan pertama. Untuk mengandalkan titik pivot yang benar, disarankan untuk menggunakan tanda. Jika posisi kaki adalah dengan kaki kiri, awalan dimulai seperti lompatan dari sisi kiri. b. teknologi penolakanMemukul mundur pijakan kaki dengan kaki terkuat untuk gerakan ke atas maksimum. Langkah terakhir sedikit lebih lebar dan disertai dengan postur tegak, yang disertai dengan gerakan ke atas untuk mencapai titik berat yang lebih tinggi. Postur yang sedikit terangkat dapat menciptakan sudut penyangga yang lebih besar, sehingga memudahkan untuk mengayunkan kaki. Gerakan kaki ayun lurus, tetapi tidak kaku. Setelah kaki kanan diayunkan dan tubuh diangkat dengan kaki penopang. Ketika Anda berjalan di atas mistar, ayunkan kaki Anda lebih tinggi dari kepala Anda dan silangkan mistar di depan sisa Bada. c. Bentuk pergerakan melewati penguasaSetelah mencapai ketinggian maksimum, tubuh diputar sepenuhnya ke kiri, dengan kepala mengarah ke bawah di atas mistar dengan perut dan dada ke bawah. Bangku yang awalnya digantung menari dalam posisi kangkang. Pada titik ini, kaki kanan telah jatuh dan tangan siap membantu mendarat. d. teknik pendaratanSetelah melewati mistar, tubuh bisa jatuh langsung di punggungnya, yang tidak berbahaya baginyaJumper. Tetapi jika situs pendaratannya adalah sebuah pasir. Karena itu pendaratan berlangsung dengan kaki kanan dan didukung dengan kedua tangan [/su_box] Demikian Pembahasan kali ini mengenai Teknik Dasar Lompat Tinggi. Dan Jangan Lupa Tetap Kunjungi karena banyak artikel menarik dan bermanfaat. Terimaksih telah setia bersama kami dan tetap sinau ya sobat semua. Baca Juga Teknik Dasar Lompat JauhTeknik Dasar Lari Jarak PendekTeknik Dasar Permainan Bola KastiTeknik Dasar Pencak SilatTeknik Dasar Tenis MejaTeknik Dasar Bulu TangkisTeknik Dasar Bola Voli
June 17, 2019 Alfonsius Rofinus Pili1, Bernabas Wani2,Yovinianus Mbede Wea3 1Mahasiswa Progrgam Studi PJKR, STKIP Citra Bakti Program Studi PJKR,STKIP Citra Bakti pilialfonsius ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan skipping terhadap kemampuan lompatan smash pada ekstrakulikuler bola voli siswa kelas XI SMAK Thomas Aquino Golewa. Penelitian ini menggunakan desain the static –grop-pretest-posttest disign,dengan sampel siswa kelas XI SMAK Thomas Aouino Golewa yang berjumlah 32 orang yang terdiri atas dua kelompok yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masing-masing berjumlah 16 orang yang di ambildengan menggunakan random sampling,data tinggi lompatan di ukur dengan menggunakan vetical jump dengan satuannya meter yang valid dan dianalisis gain skor termolisasi dengan t-tes hasil pengujian di peroleh thitung= 4,424, nilai ttabel pada dk = n-2 32-2=30 di peroleh harga sebesar 2, demikian thitung lebih besar dari t tabel diperoleh t hitung =4,424> t tabel 2,042 ini berarti Ho di terima dan H1 di terima dengan demikian terdapat perbedaan yang lompatan smash antara kelompok eksparimen dan kontrol. Berdasarkan nilai rata-rata hitung di ketahui bahwa rata –rata hitung eksperimen lebih besar dari rata- rata hitung kontrol X̅₁ = 0,1147> X̅₂ = 0,0475 Dengan demikian disimpulkan bahwa latihan Skipping berpengaruh terhadap kemampuan melakukan Lompatan smash dalam ekstrakurikuler permainan Bola voli pada siswa kelas XI SMAK Thomas Aquino Golewa. Kata kunciLatihan Skipping, Lompatan Smash ABSTRACT This study aims to determine the effect of skipping exercise on the ability to jump smash on extracurricular volleyball student class XI SMAK Thomas Aquino study used the static-posstest disign-design,with a sample of student XI SMAK Thomas Aquino Golewa which amounted to 32 people consisting of two groups namely experimental group and control of which amounted to 16 people taken by using,high jump data measured by using vertical jump with valid meter units and analyzed gain thermolization score with t-test result of test obtained tacount= 4,424, value ttableata dk = n-2 32-2=30 the price of 2,042. Therefore tacountgreater than t tableobtained t acount=4,424> ttable2,042 this means ho is accepted thus there is a significan difference. high smash jump between experiment and control on the average value of the count in know that the average of the experimental count is greater than the average control X̅₁ = 0,1147> X̅₂ = 0,0475 Thereforeit was concluded that the skipping exercise had an effect on the ability to make a smash jump in the extracurricular game of volleyball XI SMAK Thomas Aquino Golewa. KeywordsExercise Skipping, Jump Smash PENDAHULUAN Dalam kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat dipisahkan dari olahraga, baik untuk adu prestasi maupun untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. Olahraga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Melalui olahraga dapat di bentuk manusia yang sehat jasmani, rohani serta mempunyai kepribadian, disiplin, sportivitas yang tinggi sehingga pada ahirnya akan terbentuk manusia yang berkualitas. Hingga ahirnya aktivitas olahraga di masyarakat saat ini berkembang sangat pesat, baik di negara maju maupun dinegara menengah kebawah. Hal ini dipicu dari kesadaran masyrakat bahwa olahraga itu relatif murah dan menjanjikan, yaitu memperoleh kesehatan dan kebugaran jasmani, sehingga dapat melaksanakan tugas sehari-harinya dengan lancar. Akhir-akhir ini juga terasa banyak sekali minat dan bakat seseorang dalam setiap cabang olahraga. Hal ini terbukti semakin banyak atlet-atlet yang berprestasi, baik di sekolah maupun di masyarakat umum. Hal ini tidak lepas dari peranan pendidikan dalam kehidupan manusia salah satu contohnya pendidikan jasmani di sekolah. Pendidikan jasmani olahraga, dan kesehatan Penjasorkes pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam fisik, mental serta emosional suroto dkk, 2007. Proses pembelajaran penjasorkes merupakan proses pembelajaran melalui aktifitas jasmani yang di desain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi samsudin ,2008 2. Gerak sebagai aktivitas jasmani merupakan dasar bagi manusia untuk belajar mengenal alam sekitar dan diri sendiri Abdul Kadir Ateng dalam Aip Syrifudin 19973. “Pendidikan jasmani adalah proses interaksi antra peserta didik dan lingkungan yang di kelolah melalui aktivitas jasmani dalam upaya menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya” pendidikan jasmani bertujuan membantu siswa dalam usaha perbaikan derajat kesehatan dan kesegaran jasmani menurut Aip syarifudin 19974. Salah satu tujuan pendidikan jasmani di lembaga-lembaga pendidikan diantaranya ialah untuk meningkatkan kemampuan siswa melalui aktivitas jasmani yang di aplikasikan melalui cabang-cabang olahraga yang sudah memasyarakat dilingkungan suatu lembaga pendidikan atau sekolah yang bersangkutan dan pada kenyataanya masyarakat sangat banyak mengharapkan peningkatan kemampuan. Peserta didik terutama dalam cabang olahraga oleh karena tuntutan masyarakat tersebut timbul persoalan mendasar yaitu bagimanahkah cara meningkatkan kemampuan siswa dalam penguasan keterampilan cabang olahraga sehingga alokasi waktu yang tersedia dan sarana pada suatu sekolah dapat efektif penggunaan dan tujuan yang dinginkan, dapat tercapai secara maksimal. Untuk mencapai tujuan yang di inginkan pihak sekolah biasanya menyelegarakan kegiatan ekstrakurikuler disitu siswa dapat menuangkan suatu pemikiran, menyalurkan bakat, minat, belajar berkelompok, siswa dapat berinteraksi dengan sesama teman dan bisa juga untuk menambah wawasan pengetahuan siswa. SMAK Thomas Aquino merupakan salah satu sekolah favorit, tidak dalam bidang akademik saja yang banyak diminati oleh siswa, mereka juga sangat antusias dengan kegiatan adalah kegiatan di luar kurikulum yang dapat menambah pengetahuan keterampilan karena itu ekstrakurikuler pada dasarnya adalah aktifitas penunjang dan sarana untuk mengembangkan minat dan bakat siswa. Wio Be’i 2017204. yang bergerak dalam bidang olahraga seperti diantaranya Sepak Bola, Basket, Bola voli dari ke tiga ekstrakurikuler tersebut siswa dapat memilih yang sesui dengan minat dan bakat serta satunya ekstrakurikuler cabang olahraga yang diminati siswa SMAK Thomas Aquino Golewa adalah ekstrakurikuler bola voli cabang olahraga bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat memasyarakat, oleh karena itu peningkatan keterampilan bermain bola voli para siswa di sekolah maupun para pemainnya sudah suatu keharusan setelah melihat tututan yang sangat besar dari masyarakat. Menurut persatuan bola voli seluruh indonesia 2004-2008 7 bola voli adalah olahraga yang dimainkan oleh dua tim dalam setiap lapangan dengan di pisahkan oleh sebuah net. tujuan dari permainan ini adalah melewatkan bola di atas net agar jatuh menyentui lantai lawan. Olahraga bola voli sudah sangat popular di masyarakat luas baik di club-club, kantor-kantor, desa-desa, maupun di sekolah, hal ini di sebabkan karena olahraga bola voli memerlukan peralatan yang sangat sederhana serta mendatangkan kesenangan bagi yang bermain. oleh karena itu permainan ini berkembang pesat di tanah air. Disamping itu permainan ini sangat penting artinya bagi para siswa, utamanya dalam menunjang tercapainya tujuan pendidikan secara umum untuk meningkatkan prestasi bola voli, ditutut adanya berbagai usaha dalam membina olahraga bola voli permainan bola voli merupakan cabang olahraga beregu yang melibatkan banyak orang yang sudah menguasai teknik permainan bola voli. Baik individu maupun beregu teknik dasar yang harus di kuasai yaitu Servis, Passing, Spike, Blok. Keempat teknik dasar ini apabila kemampuan fisik dalam melakukan loncatan sangat bagus maka pemain dapat mengendalikan laju arah bola yang akan dipukul karena semakin tinggi melakukan loncatan maka pemain dapat menentukan arah jatuhnya bola. Berdasarkan hasil obserfasi awal yang dilakukan di SMAK Thomas Aquino Golewa dalam pembelajaran Penjasorkes khususnya pada materi bola voli diketahui bahwa pada saat melakukan smash banyak siswa belum melakukan smash dengan baik hal ini dikarenakan kurangnya tinggi lompatan pada saat melakukan smash. Seiring berjalanya waktu tim bola voli SMAK Thomas Aquino Golewa dalam beberapa bulan ini prestasinya agak menurun dan salah satu factor yang mempengaruhinya adalah kurangnya tinggi lompatan pada saat melakukan smash pada permainan bola voli. Ketika turnamen di STPM Ende tim voli putra mengalami kekalahan pada babak pengisian hal tersebut di karenakan beberapa pemain kurangnya tinggi lompatan pada saat smash dan pelatih bingung apa penyebapnya. Dari masalah yang ada di atas di atas maka di butuhkan program latihan yang maksimal agar dapat meningkatkan prestasi di cabang olahraga voli. Untuk meningkatkan prestasi tersebut dibutuhkan latihan yang terencana dan sistematis agar dapat meningkatkan daya ledak otot tungkai pada saat melakukan smash. Teknik lompatan dalam permainan voli khususnya pada teknik smash sambil meloncat jumping smash sangat dipengaruhi oleh kualitas otot tungkai dari pemain voli. Untuk dapat melakukan teknik jumping smash dengan baik diperlukan unsur kekuatan dan kecepatan dari sekelompok otot yang mendukung gerakan tersebut. Dari sekelompok otot yang sangat mempengaruhi adalah otot tungkai yang dibagi dalam dua bagian yaitu otot tungkai atas dan otot tungkai adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan maksimal, dengan usaha yang dikerahkan dalam waktu yang sesingkat mungkin. Jika seseorang memiliki kemampuan yang lebih dan dalam waktu yang relatif singkat, berarti memiliki power yang baik Rusli Lutan, 2002; 71. Salah satu latihan yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan kekuatan adalah latihan skipping karena dengan latihan skipping sangat menbantu dalam membina kekuatan kaki, pergelangan kaki, daya tahan, koordinasi gerak, dan membantu meningkatkan kualitas gerak pergelangan tangan. Selain bermanfaat banyak, latihan skipping ini sangat sederhana dan bisa dilakukan di mana saja. Latihan ini sangat baik untuk membina daya tahan, kekuatan kaki, dan kecepatan serta melatih kemampuan gerak pergelangan tangan lebih lentur dan kuat. Latihan skipping adalah latihan cardio sederhana yang berdampak besar bagi tubuh yang bisa melatih otot kaki dan melatih daya ledak otot. Menurut penelitian, dengan lompat tali skipiing akan menggerakan otot betis, paha, perut, dada, punggung ,bahu dan lengan Bayu Suria,20103. Lompattaliskipiingiugaberperanpentingdalammelatihkeseimbangansedangkankeseimbanganadalahsalahsatu parameter kelincahan Muhyifaqur, 200923.Tujuanlompattaliadalah1Melatihketerampilanmelompatdanmeloncat, 2 melatihketerampilankoordinasiantarakeduatangandan kaki,3melatihotottungkaiuntukmendapathasillompatan yang baik. Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi awal yang di lakukan, peneliti ingin membuat suatu penelitian dan mencari solusi dalam meningkatkan lompatan pada pukulan smash dengan latihan Skipiing dengan judul “ Pengaruh latihan Skiiping terhadap kemampuan lompatan Smash dalam ekstrakurikuler bola voli siswa kelas X1 SMAK Thomas Aquino Golewa. Berdasarkan latar belakang di atas, Maka permasalahan yang ingin di kaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut, “Apakah latihan skipping berpengaruh terhadap tinggi lompatan smash dalam ekstrakurikuler bola voli siswa kelas X1 SMAK Thomas Aquino Golewa? Dari rumusan masalah yang di kemukakan di atas, maka tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini yaitu,”untuk mengetahui pengaruh latihan Skiping terhadap tinggi lompatan smash bola voli pada kegiatan ekstrakurikuler siswa kelas X1 SMAK Thomas Aquino Golewa tahun pelajaran 2018/2019. KAJIAN LITERATUR Permainan Bola Voli merupakan permainan yang kompleks yang tidak mudah dilakukan oleh setiap orang. Diperlukan pengetahuan tentang teknik teknik untuk dapat bermain voli. Permainan Bola Voli merupakan olaharaga beregu yang di mainkan beregu dengan masing –masing dimainkan oleh enam pemain Ahmadi,200719. Dalam permainan Bola Voli jika ingin mendapat suatu kemenangan, maka setiap pemain harus dapat mengkombinasi dan mengkordinasi teknik service, pasing, spike maupun block dengan baik sesuai dengan ukuran ruang dan waktu wisahati,201010. Smash bola bertujuan untuk memukul bola ke arah lawan sehingga bola bisa melewati dan tidak dapat dikembalikan oleh lawan, dan tim si pemukul bola mendapatkan nilai. Melakukan smash bola dalam permainan bola voli dapat dilakukan dengan cara memukul bola dimana posisi pemukul berada di atas udara. Nuril ahmadi 200732 adalah syatu pukulan dimana tangan melakukan kontak dengan bola secara penuh pada bagian atas sehingga jalannya bola terjal dengan kecepatan tinggi. Cara melakukan smash adalah dengan di awali posisi berdiri tegak keduakaki terbuka selebar bahu, kedua lutut kaki agak di tekuk dan siap untuk berlari lalu melompat kearah bola yang sudah di umpankan tersebut. Pada saat bola yang di umpankan berada di atas udara maka segera pemukul bola melompat ke atas kearah bola tersebut dengan dorongan kedua kaki. Dorongan kedua kaki dilakukan dengan kuat sehingga pemukul bisa melompat setingi-tingginya. Salah satu tangan terkuat diangkat lurus keatas untuk di pertemukan dengan bola, pandangan mata fokus pada bola yang akan di pukul. Begitu berada pada posisi yang tepat bola dipukul dengan keras melewati net. Setelah melakukan pukulan dengan keras selanjutnya adalah lakukan pendaratan dengan baik agar badan tetap berada dalam empat urutan utama yang di lakukan oleh pemukul dalam menguasai teknik dasar yakni pertama mengambil ancang-ancang untuk berlari. Kemudian yang kedua adala melakukan lompatan ke udara untuk memukul bola. Setelah itu yang ketiga adalah melakukan pukulan bola yang keras, dan keempat adalah melakukan pendaratan yang baik. Keempat tahapan ini di lalui oleh seorang pemain bola voli yang mengambil posisi sebagai pemukul spiker. Latihan Skipping Lompat tali skipiing adalah suatu aktifitas yang menggunakan tali dengan kedua ujung tali di pengang dengan kedua tangan lalu diayunkan mel ewati kepala dengan kaki sambil melompatnya. Menurut penelitian, dengan lompat tali akan menggerakan otot betis, paha, perut, dada, punggung, bahu dan lengan Bayu Suria,20103. Memasukan latihan skipping kedalam progam latihan kebugaran meningkatkan tingkat kekuatan dan meningkatkan koordinasi, gerak kaki dan daya tahan latihan ini juga bisa mengaktifkan otot-otot di lutut, pergelangan kaki, pinggul dan bahu yang digunakan selama gerakan balistik merupakan pereganagn dinamis dan mengerakan anggota tubuh secara ritmis dan keseimbangan badan, latihan ini dilakukakn selama 30 detik secara rutinitas dan pengulangan peningkatan dan jumlah sirkuit untuk latihan aerobik yang lengkap, Menurut Mark Roozen ,2005 dalam sebuah artikel yang di terbitkan “jouranal pelatihan NSCA Performance” selalu cek dengan dokter kapan mulai atau mengubah rutinitas kebugaran. METODE PENELITIAN Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan di Smak Thomas Aquino Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Eksperimen dengan rancangan The static Pretest-Postest Design. Masing-masing kelompok terdiri dari 16 orang, dan semua kelompok diberikan tes awal. Penelitian ini dengan melakukan penelitian terhadap kelompok eksperimen. Kepada tiap kelompok eksperimen dikenakan perlakuan tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat dikontrol. Penelitianinimenggunakanpenelitianeksperimendenganrancangan desain the static –group pretest –posttest designdenganbagansebagaiberikut O1 X1 O2 ————————–koyan 2007 O3 X2 O4 S Keterangan O1 Pretest kelompokeksperimenO4 posstestkelompokkontrol O2 postteskelompokeksperimen X1 kelompok eksperimen. O3pretestkelompokkontrolX2kelompok kontrol Untukmengumpulkan data dalampenelitianinidenganmenggunakanpenilaiantesvertical jumpdenganalatukurnya Suharsimi Arikuntoko untuk mengumpulkan data dalam penelitian ada beberapa yaitu, tes, quintioners atau angket, wawancara, observasi dan dokumentasi Penelitian ini dilaksanakan di SMAK Thomas Aquino golewa pada tanggal 16 mei sampai 16 juni 2018 PopulasipenelitianiniadalahseluruhsiswakelasIX SMAK Thomas Aquino Golewa, KecamatanGolewa,KabupatenNgadaPadaTahunPelajaran 2017/2018 yang berjumlah 32 orang. Sampel penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMAK Thomas Aquino Golewa yang berjumlah 32 orang dan terdiri atas 16 orang per kelompok. Uji kesetaraan kelas dilakukan dengan uji t; jika nilai t hitung uji t tidak signifikan, maka kedua kelas tersebut adalah setara. Teknik sampling yang digunakan untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, adalah random sanıpling terhadap kelas, dengan menggunakan teknik undian. Besamya anggota sampel penelitian adalah sesuai dengan banyaknya siswa yang ada pada kedua kelas tersebut secara utuh intac group. Untukmengumpulkan data dalampenelitianinidenganmenggunakanpenilaiantesvertical jumpdenganalatukurnya Suharsimi Arikuntoko untuk mengumpulkan data dalam penelitian ada beberapa yaitu, tes, quintioners atau angket, wawancara, observasi dan dokumentasi. Instrument pengumpulan data mempunyai peranan sangat penting dalam suatu penelitian. Instrument penelitian adalah alat pada waktu penelitian saat mengunakan metodeSuhartini Arikuntoko, 1996. Instrumen yang digunakanuntukmengumpulkan data dalampenelitiantesvertical jumpadalahdenganmeraihtitiktertinggidenganujungjaritangan. Uji Normalitas Sebaran Data Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel yang dalam penelitian mempunyai sebaran data yang sama atau tidak. Penghitungan uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS 16 Statistical Product and service solution. Uji Homogenitas Varians Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan sampel yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol harus mempunyai kemampuan awal yang sama sehingga dapat diketahui pengaruh setelah diberi perlakuan yang berbeda pada kedua kelompok tersebut. Kriteria pengujian yang di ajukan H1 di terima p-value > maka Varian dinyatakan homogenitas. Uji Hipotesis Penelitian Untuk menguji hipotesis penelitian apabila terbukti bahwa kedua sampel terdistribusi normal dan berasal dari populasi dengan variasi yang homogen maka di pergunakan analisis uji t t-test dengan taraf signifikansi 5% dengan rumus perhitungan sebagai berikut Rumus koyan Keterangan rumus X1 = Rata-rata pre-test. X2 = Rata-rata post-test. S12 = varians sampel 1. S22 = varians sampel 2. n1 = jumlah sampel eksperimen. n2 = jumlah sampel kontrol. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di Smak Thomas Aquino Golewa, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada NTT selama satu 1 bulan. Subjek penelitian berjumlah 32 orang yang dibagi menjadi dua 2 kelompok yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, yang masing-masing kelompok berjumlah 16 orang. Sebelum diberikan latihan skipping kedua kelompok diberikan tes awal pre-test dengan meggunakan lompatan vertical jump untuk mengetahui tinggi lompatan. Dari hasil tes awal yang diperoleh, maka sampel diberikan larihan latihan skipping 3 x dalam seminggu selama satu 1 bulan sesuai dengan program latihan yang telah disusun oleh peneliti yaitu setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan latihan karena hanya sebagai pembanding. Tujuan latihan ini untuk meningkatkan tinggi lompatan smash. Untuk memperoleh hasil tinggi lompatan kedua kelompok diberikan tes akhir post-test menggunakan alat tes yang sama pada saat tes awal yaitu tes vertical jump. Uji normalitas dilakukan apakah variabel – variabel dalam penelitian mempunyai sebaran data yang sama atau tidak. Perhitungan uji normalitas dalam penelitian ini Menggunakan SSPS for window. dengan kriteria pengujiannya HI diterima jika p-value sig . Berikut hasil uji normalitas dengan menggunakan bantuan SPSS for Windows. Tabel 1. Tests of Normality Kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Pretest kelas eksperimen .138 16 .200* .933 16 .273 kelas kontrol .171 16 .200* .919 16 .163 Berdasarkan tabel di atas harga statistik Kolmogrov-Smirnova sama dengan untuk kelompok eksperimen = 0,138 dengan signifikan 0,200 – 0,933 dengan signifikan 0,273 lebih besar dari 0,05 sehingga nilai statistik Kolmogorov-Smirnova tidak signifikan. Ini berarti sebaran data untuk kelompok eksperimen adalah normal. Demikian juga dengan kelompok kontrol nilai statistik Kolmogorov-Smirnova = 0,171 dengan signifikan 0,200 – 0,919 dengan signifikan 0,163 lebih besar dari 0,05 sehingga nilai statistik Kolmogorov-Smirnova tidak sugnifikan, ini berarti sebaran data untuk kelompok eksperimen adalah normal. Uji homogenitas data dilakukan terhadap data post-test dari data verical jump pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang menggunakan uji levene dengan bantuan SPSS pada taraf signifikan 0,05, kriteria pengambilan keputusan, yaitu jika nilai signifikan yang diperoleh > maka varians setiap sampel sama homogen. Sedangkan jika signifikan yang diperoleh 0,05 memperoleh pola dihitung dengan menggunakan jenis kebenaran uji-t. Hipotesis statistik H0 µ = µ HI µ µ Kriteria pengujian hipotesis. Jika t hitung ≥ t tabel dengan taraf signifikan 5 % maka H0 ditolak dan HI diterima, ini berarti latihan Skipping berpengaruh terhadap tinggi lompatan Smash Pada Bola Voli Jika t hitung t tabel =2,042 . Jadi H0 ditolak dan H1diterima, dengan demikian disimpulkan bahwa latihan skipping berpengaruh terhadap tinggi lompatan smash dalam permainan bola voly siswa SMAK Thomas Aquino Golewa. PEMBAHASAN Hasil penelitian ini menunjukan dapat perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol , hal ini di sebapkan karena pemberian latihan yang sesuai dengan ketentuan ”FITT”Frekuensi,Intensitas,Tipe Dan Time Merujuk pada deskripsi data gain skor bahwa rata-rata kemampuan melakukan lompatan smash karakteristik siswa di SMAK Thomas Aquino Golewa berbeda-beda ada yang tinggi, tinggi sekali, pendek, dan pendek sekali pada kelompok eksperimen adalah 5,625 dengan nilai kemampuan lompatan smash tertinggi adalah 0,240 dan nilai terendahnya adalah 0,089 hal ini karena kelompok eksperimen di beri latihan skipping selama 1 bulan dan dilakukan pada 3 kali seminggu sedangkan kemampuan melakukan lompatan smash pada kelompok kontrol nilai rata –rata yang di peroleh adalah 3,125 dengan nilai kemampuan tertinggi adalah 0,670 dan nilai terendah adalah 0,068. Hal ini karena kelompok ini tidak di beri latihan skiping melainkan latihan yang lain .berdasarkan analisis data diatas dapat disimpulkan bahwa pada kelompok yang di beri perlakuan latihan Skipping berpengaruh signifikan terhadap kemampuan melakukan lompatan smash siswa kelas XI SMAK Thomas Aquino Golewa, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada. Berdasarkan temuan tersebut teori-teori tentang latihan skipping dan teori lompatan smash yang digunakan untuk membangun kerangka berpikir dan hipotesis penelitian,didukung oleh empiris atau data yang di kumpulkan dari para siswa SMAK Thomas Aquino tingginya lompatan smash dipengaruhi oleh latihan skipping, diduga masih ada variabel lain Salah satu latihan yang di gunakan untuk meningkatkan kemampuan kekuatan adalah latihan skipping, karena dengan latihan skipping sangat menbantu dalam membina kekuatan kaki, pergelangan kaki, daya tahan, koordinsi gerak, dan membantu meningkatkan kualitas gerak pergelangan tangan. Latihan ini sangat baik untuk membina daya tahan , kekuatan kaki, dan kecepatan serta melatih kemampuan gerak pergelangan tangan lebih lentur dan temuan diatas ternyata teori latihan skipping dan teori lompatan smash dalam permainan bola voli yang digunakan sebagai dasar penelitian didukung oleh data lapangan. Kesimpulannya bahwa latihan skipping berpengaruh signifikan terhadap kemampuan lompatan Smash dalam ekstrakulikuler bola voli siswa kelas XI SMAK Thomas Aquino Golewa,Kecamatan Golewa,Kabupaten Ngada. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh latihan Skipping terhadap kemampuan tinggi lompatan smash dalam ekstrakurikuler permainan Bola Voli siswa Kelas XI. untuk kelompok eksperimen mempunyai tinggi lompatan maksimal yaitu 0,171 siswa – siswi yang melakukan tes memiliki kemampuan daya ledak yang untuk kelompok kontrol yaitu 0,076 Dari hasil pengumpulan data awal dan data akhir tes viertical jump, untuk kelompok eksperimen mempunyai tinggi lompatan maksimal yaitu 0,171 siswa – siswi yang melakukan tes memiliki kemampuan daya ledak yang untuk kelompok kontrol yaitu 0,076 siswa – siswi yang melakukan tes memiliki kemampuan daya ledak yang bervariasi. Data ini menjadi pedoman bagi peneliti untuk melakukan latihan untuk meningkatakan daya ledak otot tungkai pada siswa ekstrakurikuler permainan Bola Voli sesuai dengan program latihan yang menjadi acuan dalam melakukan latihan. SARAN Berdasarkan pada hasil penelitian dan kesimpulan yang telah disebutkan diatas, maka timbul beberapa saran oleh peneliti diantaranya sebagai berikut 1 Dari hasil penelitian ini, diharapkan kepada para Pembina ekstrakurikuler permainan bola voli di sekolah dapat menggunakan skipping untuk meningkatkan kemampuan lompatan smash dan daya ledak otot tungkai. 2Kepada para siswa ekstrakurikuler juga diharapkan dapat menjalankan program latihan yang telah dibuat sehingga tidak menyimpang dari hasil yang telah ditargetkan oleh para pembina ekstrakurikuler. 3Kepada para Pembina agar dapat melihat kemampuan binaannya atau atletnya sehingga siswa berkembang dalam usia dan kemampuan seharusnya. DAFTAR PUSTAKA Aip Syarifudin, 1997, Pendidikan jasamni dan Kesehatan, Jakarta Depdikbud. Abdulkadir, Ateng .1997, Asas dan landasan pendidikan jasmani. pendidikan dan kebudayaan Ahmadi , Olahraga Bola Voli Surakarta ,Era Pustaka Fahyu Muhyir. 2009. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondis Fisik Dalam Olahraga. Semarang Dahara Prize. Ilmu Faal dan Dasar-Dasar Kepelatihan. Alfabeta Bandung. Koyan, 2007. Statistik Pendidikan. Universitas Pendidikan Ganesha Press. Rozen , M 2005. NSCA’s performance training journal jumping to agility,Mark Roozen;October 2005. Suroto, dkk, 2007. Pembelajaran Penjas Orkes Inovatif Untuk Pendidikan Dasar. Surabaya Departemen Pendidikan Nasional. Samsudin, 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMA/MA. Litera Jakarta. Surya Bayu .2010. Arena Pendidkan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta. Pustaka Indonesia. Suharsini Arikunto,2002. Prosedur Penelitian. Jakarta Cipta. Wio Be’ Pengaruh Latihan Zig-Zag,Lari Bolak –Balik,Push-Up Dengan Pola Circuit Training Terhadap Kesegaran Jasmani Siswa Ekstrakurikuler Sepak Bola SMAN 1 Soa tahun ajaran 2015/ Sportif Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Universitas Nusantara PGRI KEDIRI Vol 3. hal 115-266
ilmu lompat tinggi dan pukulan keras