indikator yang dapat digunakan untuk mengukur perkembangan sebuah bisnis adalah
SebuahKPI yang baik untuk perusahaan hendaknya mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu. Pertama, KPI harus konkret. Ia harus memiliki target yang jelas dan gamblang. Kedua, KPI yang baik harus terukur. Pastikan hal-hal yang ada dalam KPI merupakan hal-hal yang dapat diukur oleh indikator tertentu. Ketiga, KPI harus realistis.
Menyiapkantarget penjualan membantu Anda dan tim penjualan tetap fokus untuk mencapai tujuan bisnis. Terdapat 3 pendekatan yang bisa Anda gunakan untuk menghitung target penjualan. Pertama adalah melalui penghitungan persentase penjualan. Kedua, yaitu dengan melihat jumlah minimal penjualan.
Jadiini adalah aspek yang vital untuk diteliti mengenai kelayakannya. Alat ukur yang digunakan adalah kelima elemen di atas, dan ditambah dengan BEP (Break Event Point). Target dari analisis aspek keuangan secara keseluruhan pada studi kelayakan bisnis bisa kamu lihat melalui 2 sisi umum. Adalah profit atau keuntungan, dan continuity atau
TujuanPenetapan Indikator Kinerja Utama yaitu: Untuk memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam menyelenggarakan manajemen kinerja secara baik; Untuk memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja.
Pertumbuhanekonomi sering digunakan sebagai istilah untuk menyatakan perkembangan ekonomi, kesejahteraan ekonomi, kemajuan ekonomi dan perubahan fundamental ekonomi jangka panjang suatu negara.. Pertumbuhan ekonomi atau sering disebut economic growth adalah jumlah pertambahan pendapatan nasional agregatif atau pertambahan output dalam periode tertentu, biasanya dalam periode satu tahun.
Wo Treffen Sich Singles In Hamburg. Mengenal KPI Key Performance Indicator Perusahaan Sistem manajemen kinerja dapat diukur menggunakan KPI Key Performance Indicator supaya memiliki tolok ukur kesuksesan yang baik pula. Bagaimana cara menentukan KPI perusahaan? Simak artikel Blog Mekari Jurnal! Kontrol dan evaluasi merupakan fungsi yang penting dalam manajemen untuk memastikan rencana kerja organisasi bisa berjalan dengan baik sehingga tujuan akhir organisasi bisa tercapai. Untuk bisa melakukan fungsi kontrol dan evaluasi dengan baik dibutuhkan sistem manajemen kinerja yang baik. Sistem manajemen kinerja yang baik harus bisa menggambarkan proses bisnis yang terjadi dalam organisasi secara keseluruhan. Sistem manajemen kinerja memuat ukuran-ukuran KPI key performance indicator yang merepresentasikan kinerja dari seluruhbagian organisasi dan keterkaitan yang ada antar bagian-bagian tersebut. Banyak perusahaan yang telah memiliki sistem manajemen kinerja namun hanya berisi ”list of KPIs” dan mengabaikan keterkaitan antar indikator. Dalam satu dekade terakhir berkembang sistem manajemen kinerja seperti Balanced Scorecard BSC yang berusaha mengakomodasi adanya keterkaitan antar indikator. Dalam BSC, keterkaitan antar indikator hanya dinyatakan secara kualitatif. Jika hubungan keterkaitan ini bisa dinyatakan secara kuantitatif, maka model pengukuran kinerja bia digunakan untuk tujuan yang lebih definitif dan spesifik, misalnya upaya perbaikan yang lebih spesifik, ataupun untuk memprediksi perilaku sistem di masa depan. Pengertian KPI KPI Key Performance Indicator adalah alat ukur yang menggambarkan efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuan bisnisnya. Perusahaan menggunakan KPI untuk mengukur kesuksesan pencapaian target mereka. Adapun beberapa karakteristik dari KPI yaitu Ukuran non finansial Ukuran yang sering digunakan regular measurements Ukuran yang diketahui oleh manajemen Semua orang yang ada di dalam suatu organisasi telah mengerti dan memahami KPI Tanggung jawab kepada individu dan tim Memiliki efek yang sangat signifikan Memiliki efek yang positif Key performance indicator diukur dalam periode harian, mingguan dan bulanan. KPI yang baik merupakan suatu hal yang penting dan terus menerus mendapat perhatian dari manajemen. Ketika seseorang menyimpang dari KPI, pihak manajemen dapat mengambil suatu keputusan dan memanggil orang yang bertanggung jawab. Baca Juga Tingkatkan Penjualan dengan Retargeting Ads Strategy Pengerian Key Performance Indicator Menurut Ahli Menurut Iveta 2012, Key Performance Indicator KPI adalah ukuran yang bersifat kuantitatif dan bertahap bagi perusahaan serta memiliki berbagai perspektif dan berbasiskan data konkret, dan menjadi titik awal penentuan tujuan dan penyusunan strategi organisasi. Menurut Warren 2011, Key Performance Indicator KPI merupakan sebuah pengukuran yang menilai bagaimana sebuah organisasi mengeksekusi visi strategisnya. Visi strategis yang dimaksud merujuk kepada bagaimana strategi organisasi secara interaktif terintegrasi dalam strategi organisasi secara menyeluruh. Menurut Parmenter 2007, mendefinisikan Key Performance Indicator KPI sebagai yang paling kritikal untuk kesuksesan organisasi pada kondisi sekarang dan di masa datang. Menurut Banerjee dan Buoti 2012, Key Performance Indicator KPI adalah ukuran berskala dan kuantitatif yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja organisasi dalam tujuan mencapai target organisasi. KPI juga digunakan untuk menentukan objektif yang terukur, melihat tren, dan mendukung pengambilan keputusan. Jenis-jenis Key Performance Indicator Pada dasarnya, indikator kinerja utama atau KPI dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu KPI Financial dan KPI Non-Financial. Key Performance Indicator Financial KPI Financial adalah indikator kinerja utama yang berkaitan dengan keuangan. Contoh KPI Finansial ini diantaranya adalah sebagai berikut KPI Laba Kotor Gross Profit, yaitu KPI yang mengukur jumlah uang yang tersisa dari pendapatan setelah dikurangi Harga Pokok Penjualan HPP. KPI Laba Bersih Net Profit, yaitu KPI yang mengukur jumlah uang yang tersisa dari pendapatan setelah dikurangi Harga Pokok Penjualan dan biaya-biaya bisnis lainnya seperti biaya bunga dan pajak. KPI Marjin Laba Kotor Gross Profit Margin, yaitu KPI yang mengukur nilai persentase yang diperoleh dengan membagi Laba Kotor dengan Pendapatan. KPI Marjin Laba Bersih Net Profit Margin, yaitu KPI yang mengukur nilai persentase yang diperoleh dengan membagi laba bersih berdasarkan pendapatannya. KPI Rasio Lancar Current Ratio, yaitu KPI yang mengukur kinerja keuangan neraca likuiditas dengan membagikan aktiva lancar current assets dengan kewajiban lancar current liabilities. Indikator ini memperkirakan seberapa baik suatu bisnis akan bertahan apabila mengalami penurunan secara tiba-tiba. Kelola keuangan perusahaan dengan menggunakan software akuntansi Mekari Jurnal. Dapatkan free trial gratis dengan menghubungi kami sekarang juga! Key Performance Indicator Non-Financial KPI Non-Financial adalah KPI yang tidak secara langsung mempengaruhi keuangan suatu perusahaan. Beberapa contoh KPI Non-Finansial yang dimaksud tersebut diantaranya seperti Perputaran Tenaga Kerja Manpower Turnover Matriks Kepuasan Pelanggan Customer Satisfaction Metrics Rasio Pelanggan Berulang terhadap Pelanggan Baru Repeat Customer to New Customer Ratio Pangsa Pasar Market Share Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Efektifitas KPI KPI hanya akan berguna jika ada tindak lanjut atas KPI itu sendiri, sering kali perusahaan mengadopsi KPI yang populer digunakan dalam suatu industri. Namun setelah itu bertanya-tanya mengapa KPI tersebut tidak merefleksikan kinerja perusahaan. Dalam mengembangkan strategi untuk menyusun KPI, tim Anda harus mulai dari melihat apa tujuan organisasi Anda, bagaimana Anda berencana untuk mencapainya dan siapa yang dapat mengambil tindakan berdasarkan informasi ini. Hal ini seharusnya merupakan proses berulang yang melibatkan masukan dari analysts, kepala bagian dan para manager. Setelah itu Anda akan mendapatkan pengertian yang lebih baik mengenai bagaimana KPI mengukur proses bisnis perusahaan Anda dan siapa yang dapat menindaklanjuti proses bisnis tersebut. Salah satu cara membuat KPI yang relevan adalah dengan kriteria SMART. Kata ini adalah singkatan dari specific, measurable, attainable, relevant, time-bound. Untuk penjelasan mengenai hal-hal tersebut, sebagai berikut Apakah tujuan perusahaan spesifik? Bisakah Anda mengukur pencapaian tujuan tersebut? Apakah tujuannya dapat dicapai? Apakah tujuan tersebut berkaitan dengan perusahaan? Berapa lama jangka waktu untuk mencapai tujuan tersebut? Penerapan Key Performance Indicator Terdapat 4 kriteria dasar yang harus dipenuhi sebelum suatu organisasi dapat menyatakan bahwa mereka telah mengimplementasikan KPI ke dalam aktivitas operasional, yaitu Kolaborasi antara karyawan, tim, supplier dan pelanggan Desentralisasi dari level manajemen sampai level operasional Integrasi atau keterkaitan antara ukuran, laporan dan tindakan Hubungan KPI dan strategi Untuk mengimplementasikan KPI, membutuhkan suatu proses sistem yang saling terkait, baik itu dari lingkungan organisasi sendiri seperti karyawan, manajer, pemegang saham dan dari pihak-pihak luar seperti pelanggan dan supplier. Begitu juga laporan yang harus tepat waktu, efisien, dan fokus terhadap peningkatan pengambilan keputusan. Ketika mengimplementasikan KPI, hal yang penting adalah mendefinisikan hasil/tujuan dari masing-masing KPI. Baca Juga Pentingnya Strategi Marketing Omnichannel untuk Bisnis Ritel Kesimpulan Mengembangkan KPI memerlukan waktu dan sumber daya perusahaan. Key Performance Indicator yang diukur adalah Indikator yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan dengan mempertimbangkan strategi dan tujuan jangka pendek perusahaan. Misalnya, apabila penjualan perusahaan kita meningkat dengan memuaskan tetapi profitabilitas perusahaan tidak cukup untuk menyediakan dana untuk pertumbuhan bisnis, maka KPI yang hampir pasti untuk perusahaan kita adalah KPI Marjin Laba Bersih dan Marjin Laba Kotor. Hal ini bisa juga dilihat dari akuntansi perusahaan dagang yang tercatat pada perusahaan. Disatu sisi, jika profitabilitas sesuai dengan harapan, namun pertumbuhannya tidak secepat yang diharapkan maka kita dapat mempertimbangkan beberapa KPI non-finansial seperti KPI perputaran tenaga kerja, KPI kepuasan pelanggan ataupun rasio pelanggan berulang terhadap pelanggan baru.
Apa itu KPI Key Performance Indicator? Apa saja jenis, fungsi, dan cara merancang KPI yang baik? Berikut penjelasannya. Key Performance Indicator mempunyai fungsi penting dalam memastikan tujuan dari sebuah perusahaan. Indikator ini menunjukkan seberapa efektif perusahaan mencapai tujuan bisnis utama. Organisasi menggunakan KPI di berbagai tingkatan untuk mengevaluasi keberhasilan mereka dalam mencapai target. Ketika mengadopsi sebuah KPI dalam sebuah perusahaan, harus benar-benar melihat tujuan yang sudah ditetapkan. KPI atau Key Performance Indicator adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur dan menggambarkan efektivitas sebuah perusahaan dalam mencapai tujuan bisnis. Karakter KPI dalam perusahaan antara lain adalah sebagai ukuran non financial. Selain itu, Key Performance Indicator karyawan juga pastinya merupakan suatu alat yang sering digunakan regular measurements. Indikator ini diukur dalam suatu periode yaitu harian, mingguan, hingga bulanan. Hal ini juga seharusnya menjadi hal yang penting dan mendapatkan perhatian signifikan dari perusahaan. Jenis-Jenis KPI Key Performance Indicator Jenis-jenis Key Performance Indicator dibagi menjadi 2 yaitu financial dan non financial. Berikut adalah uraian lengkapnya 1. Key Performance Indicator Financial Jenis KPI Key Performance Indicator yang pertama adalah financial dimana merupakan salah satu indikator kinerja yang berkaitan dalam hal keuangan. Adapun contoh dari KPI financial antara lain laba kotor, laba bersih, margin laba kotor, marjin laba bersih, dan rasio lancar. Indikator finansial memperhitungkan seberapa jauh sebuah bisnis dalam perusahaan dapat bertahan jika mengalami kerugian secara tiba-tiba. 2. Key Performance Indicator Non Financial Jenis yang kedua adalah non financial di mana indikator ini secara tidak langsung akan mempengaruhi keuangan perusahaan. Adapun contoh dari KPI non financial antara lain perputaran tenaga kerja, matriks kepuasan pelanggan, rasio pelanggan berulang, dan juga pangsa pasar. Hal-hal tersebut sangat mempengaruhi naik turunnya perkembangan sebuah perusahaan. Baca juga Tips Agar Tidak Bosan Kerja dan Terhindar dari Burnout Metode untuk Merencanakan dan Mengimplementasikan KPI KPI Key Performance Indicator memang tidak dapat diputuskan dalam waktu yang singkat. Kamu harus benar-benar memperhatikan penggunaan efektivitas dari alat ini dengan tujuan perusahaan. Terdapat metode yang dikenal dengan sebutan SMART, sebagai proses perencanaan untuk mengimplementasikan KPI. Inilah penjelasan metode SMART dalam setiap poinnya Specific Metode yang pertama yaitu specific, dimana kamu harus mempunyai tujuan dan hasil yang jelas. Penulisan dan harapan mengenai tujuan atau hasil yang lebar sangat tidak direkomendasikan dalam hal ini. Fokuskan tujuanmu, dan spesifikkan keputusan yang akan dibuat. Dengan begitu, kamu pasti juga akan mudah dalam melihat hasil yang dicapai. Measurable Dalam pemilihan dan penerapan KPI, harus didasarkan pada metode measurable. Tujuan dan hasil yang ingin dicapai harus dapat dan mudah untuk diukur. Pemberlakuan perhitungan berdasarkan kualitas dan kuantitas. Kamu dapat menempatkan hubungan performa standar atau harapan dari performa yang ada. Achievable Metode yang ketiga yaitu achievable atau mudah dicapai. Kamu harus bisa menempatkan dan menerapkan KPIsebagai alat untuk mencapai tujuan perusahaan. Memang benar jika semua formulasi tujuan harus ada suatu tantangan. Namun, kamu juga dapat memperkirakan bagian mana saja yang dirasa dapat dan tidak dapat dicapai dalam tujuan yang sudah masuk rencana. Realistic Metode berikutnya sangat berkaitan erat dengan achievable. Metode realistic ini merupakan himbauan untuk menciptakan ide yang berorientasi pada hasil yang jelas. Jangan membuat perencanaan yang terlalu tinggi namun tidak ada kejelasan terkait hasil pencapaian. Tantangan memang harus ada, namun hal tersebut perlu dipikirkan agar tidak terjadi kerugian dalam perusahaan. Baca juga Tips Negosiasi Gaji Biar Saling Menguntungkan, Coba Sekarang! Time Sensitive Time sensitive merupakan salah satu metode penerapan yang juga perlu diperhatikan. Setiap tujuan dari perusahaan pasti sudah ada target waktu yang sudah direncanakan. Oleh karena itu, kamu harus dapat memperhitungkan capaian yang harus didapat dengan waktu yang sudah ditentukan. Dengan memperhatikan metode tersebut, kamu bisa menentukan KPI yang tepat. Bagaimana Merancang KPI Key Performance Indicator yang Baik? KPI Key Performance Indicator seringkali disebut-sebut sebagai metrik bisnis. Hal ini tentu saja salah dan tidak dapat dinyatakan akurat begitu saja. Banyak orang yang mengatakan bahwa menentukan KPI adalah sesuatu yang tidak mudah untuk dilakukan. Dengan adanya pernyataan itu, perhatikan tips untuk merancangnya yang baik dan benar. Mengidentifikasi Kinerja Bisnis yang Akan Diukur Dalam proses perancangan KPI, kamu perlu memahami proyek yang akan dijalankan oleh perusahaan. Dari sini, kamu dapat mengetahui arah dan tujuan bisnis secara jelas. Menetapkan Tolak Ukur Kinerja Perlu kamu ingat kembali jika tujuan dari KPI adalah untuk mengukur progres kinerja suatu bisnis dalam perusahaan. Oleh karena itu, kamu harus mengetahui target secara spesifik. Pikirkan target agar kinerja dapat diukur dengan seobjektif mungkin. Kamu juga diharuskan untuk memikirkan dan memperhitungkan apa saja yang akan menjadi tolak ukur berhasil tidaknya kemajuan kerja. Baca juga Cara Mengelola Benefit Selain Gaji untuk Karyawan Membandingkan Kinerja Masa Lalu dengan Saat Ini Selanjutnya adalah dengan membandingkan kinerja masa lalu dengan saat ini. Kamu memang diharuskan melakukan review untuk mendapatkan perbandingan. Dengan cara ini, kamu dapat mengetahui pergerakan dari keputusan yang akan diperbuat. Kamu juga dapat membandingkan dan berdiskusi dengan rekan kerja untuk mendapatkan perbandingan yang akurat. Merancang KPI Setelah kamu meninjau perbandingan kinerja maka mulailah untuk merancang KPI. Sesuaikan hasil dan jawaban dari langkah-langkah yang sudah kamu lakukan sesuai dengan tips di atas. Perhatikan hasil kinerja dan orientasi keberhasilan capaian perusahaan. Dengan begitu, kamu dapat dikatakan berhasil dan tepat dalam menentukan KPI. Key Performance Indicator memang salah satu alat yang sangat penting dalam perkembangan sebuah perusahaan. Perhatikan tips-tips yang sudah dijelaskan di atas agar penentuan KPI kamu tepat sasaran dengan tujuan perusahaan.
Sumber Freepik Bisnis yang semakin lama semakin berkembang tentunya menjadi hal yang selalu diidam-idamkan oleh para pebisnis. Omong-omong soal bisnis yang semakin berkembang, ada pertanyaan menarik yang bisa sama-sama kita diskusikan. Sebenarnya apa sih indikator yang membuat kita bisa dengan yakin menyatakan bahwa “bisnis kita berkembang” atau “bisnis kita tidak berkembang”? Kenyataannya, banyak orang yang ragu-ragu bahkan tidak mampu menjawab jika ditanyakan hal ini. Tenang saja, untuk mengetahui perkembangan bisnis, anda hanya perlu mengandalkan 5 buah indikator. Oiya, tapi untuk dapat memakai 5 indikator ini ada satu syarat yang perlu anda penuhi mencatat keuangan bisnis anda dengan disiplin dan sesuai kaidah pencatatan keuangan yang baik dan benar. Tak perlu takut tidak memenuhi syarat ini. Selama anda disiplin memakai Tebi sebagai media mencatat keuangan, syarat tersebut otomatis akan terpenuhi. Tanpa berlama-lama lagi, yuk segera kita bahas 5 indikator sederhana yang dapat membantu anda mengetahui perkembangan bisnis anda. Indikator 1 Penjualan/Pendapatan Sumber Freepik Penjualan adalah modal utama sebuah bisnis untuk dapat “bertahan hidup” dan berkembang. Hampir semua pebisnis pastinya benar-benar getol terhadap penjualan agar selalu memiliki tren yang positif. Penjualan juga selalu menjadi key performance indicator yang mengukur kinerja sebuah bisnis. Jika tingkat penjualan stabil bahkan semakin tinggi dari satu periode ke periode berikutnya, maka dapat dikatakan kinerja perusahaan sedang baik. Ya, tingkat penjualan memang boleh jadi memberikan gambaran mengenai perkembangan bisnis anda. Tapi jangan sampai anda menjadikannya sebagai satu-satunya indikator untuk menilai perkembangan bisnis anda. Hal ini bisa membuat anda salah persepsi. Selain dari besarnya penjualan, kondisi sebuah bisnis juga bergantung dari besarnya beban-beban usaha. Jika pertumbuhan beban-beban justru lebih besar daripada pertumbuhan penjualan, maka bukan untung yang didapat, melainkan kerugian. Indikator 2 Laba/Profit Sumber Freepik Laba/profit pada bisnis anda memberikan persepsi baru yang belum bisa dihadirkan oleh penjualan/omzet. Hal ini karena saat anda menghitung laba, berarti anda sudah mempertimbangkan pendapatan dan beban usaha karena laba didapat dari pendapatan dikurangi beban. Namun, perlu diketahui bahwa menghitung perkembangan bisnis saja tidaklah cukup. Tahu kenapa? Karena jika kita hanya melihat laba saja, kita tidak akan pernah tahu darimana laba itu berasal. Jika laba bulan ini lebih besar daripada bulan lalu, kita tidak akan mampu menjawab apakah peningkatan laba ini dikarenakan kenaikan pendapatan, penurunan beban, atau malah kombinasi dari kenaikan pendapatan dan penurunan beban. Indikator 3 Total Aset/Harta Sumber Freepik Aset/harta adalah sumber daya baik berwujud maupun tidak, berbentuk uang maupun barang yang dimiliki oleh bisnis kita dan masih produktif untuk menghasilkan penjualan/penghasilan. Contoh dari aset adalah uang kas, uang di rekening bank, persediaan untuk dijual, piutang, mobil operasional, mesin untuk produksi, bangunan kantor, dan sejenisnya. Dari penjelasan di atas, kita dapat mengatakan bahwa semakin banyak aset yang kita miliki, maka akan semakin besar pula sumber daya yang dapat dikerahkan untuk memperoleh penghasilan/penjualan. Tak heran jika perusahaan besar dengan aset yang banyak biasanya memiliki laba yang besar pula. Oleh sebab itu dalam pencatatan keuangan, aset menjadi hal yang penting untuk dicatat. Aset sendiri merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan neraca yang saat ini sedang dalam proses pengembangan di Tebi agar bisa dinikmati oleh pengguna Tebi. Namun dalam menggunakan aset/harta sebagai indikator perkembangan bisnis, ada dua hal yang perlu diperhatikan Yang pertama, aset adalah gabungan dari seluruh sumber daya yang dimiliki sebuah bisnis termasuk berapa jumlah kas yang dimiliki. Namun, aset yang besar belum tentu berbanding lurus dengan jumlah kas yang memadai. Padahal, kas biasa dipakai untuk operasional bisnis seperti membayar beban-beban, dan melunasi utang. Yang kedua, faktor penentu tingginya laba perusahaan bukan hanya aset, tapi juga bagaimana kemampuan perusahaan membuat aset-asetnya produktif untuk menghasilkan penjualan. Banyak juga perusahaan dengan aset besar yang mengalami kerugian karena tidak bisa mengelola asetnya secara optimal. Mohamad Jatiardi F / Tentang Penulis [Subject Matter Expert Temanbisnis, Konsultan Akuntansi & Keuangan] Saya adalah seorang konsultan,trainer, dan tenaga pendidik di bidang akuntansi. Memiliki ketertarikan dalam hal menulis. Memiliki visi memajukan Indonesia lewat UMKM.
Kinerja Karyawan Anda Belum Maksimal? Anda Perlu Menerapkan Key Performance Indicator! Pelajari Di sini Sebagai pelaku bisnis, tentu Anda pasti tidak asing dengan istilah KPI. Apa itu KPI? Key performance indicator KPI merupakan matrik atau indikator yang digunakan perusahaan untuk mengukur kinerja bisnis secara keseluruhan. Banyak bisnis juga menggunakan KPI untuk mengevaluasi pencapaian bisnis apakah sudah sesuai target yang telah ditentukan sebelumnya. Dari hasil evaluasi, bisnis dapat mengidentifikasi masalah pada strategi yang Anda terapkan. Kemudian Anda bisa memperbaikinya untuk meningkatkan penjualan. Lalu apa itu KPI, apa keuntungan bisnis membuat KPI dan bagaimana cara membuat dan penerpan KPI yang baik? Yuk, pelajari semuanya pada ulasan dibawah ini. Apa itu Key Performance Indicator KPI? Key Performance Indicator KPI adalah indikator yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya. Dari indikator tersebut, bisnis bisa melakukan evaluasi sistem operasional secara keseluruhan. Biasanya bisnis mengukur Key performance indicator dalam periode tertentu, seperti harian, mingguan dan bulanan. KPI kerap dimanfaatkan untuk menilai aktivitas yang sulit diukur secara kuantitatif seperti kepemimpinan, perjanjian, layanan, dan kepuasan. Maka dari itu, penerapan KPI sering memanfaatkan teknik-teknik tertentu seperti kartu skor berimbang BSC, balanced scorecard. Pada teknik BSC , hubungan ketertarikan antar indikator hanya dinyatakan secara kualitatif. Tapi jika hubungan keterkaitan ini bisa dinyatakan secara kuantitatif, maka model pengukuran kinerja bisa digunakan seperti melakukan perbaikan lebih terperinci, atau memprediksi perilaku sistem di masa depan. Baca juga Definisi Objectives & Key Results OKR, Manfaat dan Contohnya Apa saja Jenis-Jenis Key Performance Indicator KPI pada Perusahaan? Seteleh mengetahui apa itu KPI, mungk Anda akan tertarik lebih jauh mengenai Key Perfomrnace Indicator. Salah satunya adalah jenis-jenisnya. KPI pada bisnis terdapat 2 jenis dengan tujuan yang berbeda sehingga tidak dapat diterapkan di segala situasi. Kedua KPI yang dimaksud tersebut adalah KPI Financial dan juga KPI Non-Financial. – KPI Financial Apa itu KPI financial? seperti namanya, KPI jenis ini berkaitan dengan kuangan perusahaan. Dimana KPI finansial ini ada beberapa indikator yang perlu dihitung diantaranya seperti berikut Gross Profit KPI yang digunakan untuk mengukur keuntungan kotor dari jumlah seluruh pendapatan dikurangi Harga Pokok Penjualan HPP. Net Profit KPI yang mengukur keuntungan bersih dari hari gross profit dikurangi HPP dan biaya-biaya bisnis lainnya seperti biaya bunga dan pajak. Gross Profit Margin KPI yang menghitung nilai persentase yang diperoleh dari hasil gross profit dibagi total pendapatan, kemudian dikali 100%. Net Profit Margin KPI yang mengukur nilai persentase yang berasal dari net profi/total pendapatan dikali 100%. Current Ratio KPI yang mengukur kinerja keuangan neraca likuiditas dengan membagikan aktiva lancar current assets dengan Kewajiban lancar current liabilities. – KPI Non-Finansial KPI non-finasial berbeda dengan KPI Finansial. Lalu apa itu KPI Non-Finansial? KPI non Finansial adalah indikator yang tidak hubungannya langsung dengan keuangan perusahaan. Meskipun tujuannya sama yakni memastikan perusahaan bisa mendapatkan penghasilan bisnis sebanyak-banyaknya. Beberapa matriks atau indikator yang tergolong sebagai KPI Non-Finansial sebagai berikut Performance tenaga kerja Kepuasan pelanggan Rasio Pelanggan Berulang Terhadap Pelanggan Baru Pangsa Pasar Apa Manfaat Menerapkan Key Performance Indicator bagi Bisnis? Manfaat utama menerapkan key performance indicator adalah agar dapat meningkatkan kinerja Perusahaan di level strategis maupun operasional. Tidak hanya itu, KPI juga dapat digunakan untuk hal lainnya, sebagai berikut Meningkatkan produktivitas karyawan Mengelola kinerja karyawan lebih baik dengan mengetahui KPI atau acuan yang diberikan. Menjadi parameter berharga bagi bisnis untuk membuat sistem reward penghargaan dan punishment hukuman yang lebih objektif. Subjektivitas atasan bisa dikurangi dan karyawan merasakan adanya atmosfer pertumbuhan yang memacu kinerja secara lebih alami. Memudahkan Anda untuk membuat pengukuran dan evaluasi kinerja karyawan dan dampaknya terhadap kinerja perusahaan. Membuat karyawan menjadi lebih paham ekspektasi manajemen atau perusahaan. Baca juga Pentingnya Implementasi Performance Management System Pada Bisnis Bagaimana Cara Membuat Key Performance Indicator KPI? Sebagian bisnis mengangap cara membuat KPI merepotkan. Namun kenyataannya tidak seperti itu. Anda bisa membuat KPI dengan mudah melalui langkah-langkah dibawah in Step 1. Tentukan kinerja bisnis yang ingin diukur Langkah penting dalam membuat KPI adalah mengidentifikasi kinerja bisnis yang ingin Anda ukur. Dengan begitu, Anda memiliki arah yang jelas untuk mencapai tujuan Anda. Misalnya Anda ingin mengukur pencapaian penjualan 2 kali dibandingkan tahun sebelumnya. Step 2. Buat matriks untuk kemajuan kinerja Fungsi utama KPI adalah mengukur kinerja bisnis. Dimana untuk mengukurnya, dibutuhkan matriks yang spesifik agar kinerja yang diukur lebih objektif. Anda perlu menuntukan batasan atau tolak ukur tinggi rendahnya kemajuan kinerja bisnis. Misalnya Anda menentukan target penjualan produk dan satu bulan. Jika hasil penjualan selama sebulan hanya mencapai produk, artinya Anda perlu memperbaiki strategi yang diterapkan sekarang. Penting bagi Anda untuk mengidentifikasi poin mana yang memenuhi syarat berhasil atau gagal. Step 3. Evaluasi pencapain saat ini Setelah Anda menjalankan semuah proyek, penting buat Anda untuk melakukan evaluasi pencapaian bisnis selama periode tertentu. Kemudian bandingkan pencapaian tersebut dengan target keseluruhan bisnis yang ingin dicapai. Temukan juga solusi yang tepat untuk mencapai target tersebut. Contohnya “Jika Anda ingin mencapai target X, maka perlu meningkatkan penjualan sebesar Y pada bulan ini. Hal ini akan membuat Anda melihat bagaimana KPI dapat mempengaruhi hasil kerja keseluruhan. Step 4. Tinjau perubahan kinerja secara berkala Membuaat KPI saja tidak cukup. Anda perlu melakukan evaluasi secara berkala untuk melakukan perbaikan berkelanjutan. Sebelum membuat KPI untuk proyek selanjutkan, Anda harus menincai pencapaian kinerja saat ini. Tujuannya agar Anda tidak melakukan kesalahan yang sama untuk proyek selanjutnya. Step 5. Menyusun KPI Dengan mengukur KPI yang tepat, Anda dapat mengoptimalkan proses penjualan dan memastikan Anda dan tim Anda memprioritaskan aktivitas yang tepat untuk mendapatkan kesuksesan. Dalam cara menyusun KPI Anda sendiri, ada 5 hal utama atau lebih dikenal dengan istilah SMART ini, harus dipastikan diantaranya SPECIFIC menentukan KPI haruslah mendetail, spesifik, dan terfokus pada tujuan apa yang akan menjadi indicator dalam KPI MEASURABLE KPI harus indikator yang dapat diukur sesuai standar yang ditentukan. ACHIEVABLE KPI yang ditentukan harus realistis atau dicapai serta ada nilai atau hasil yang dapat dicapai dan diukur. RELEVANT KPI harus mengukur sesuatu yang penting atau sesuai dengan tujuan perusahaan secara umum. TIME-BOUND KPI dapat dicapai memiliki batas waktu atau deadline yang telah ditentukan untuk mencapai target tersebut. Bagaimana Cara Penerapan KPI yang Baik? Penerapan KPI dapat dibantu dengan software CRM KPI. Software KPI terbaik di Indonesia disediakan oleh Dimana software KPI ini memiliki tampilan yang dapat disesuaikan customize untuk Bisnis Anda. Berikut menerapkan KPI dengan menggunakan software CRM yang disediakan di yaitu 1. Mengelola Tugas Fitur manajemen manajemen tugas akan mengelola seluruh tugas karyawan. Sehingga karyawan hanya perlu membuka fitur ini untuk mengetahui tugas apa saja yang menjadi tanggung jawabnya. Sebaliknya manajer juga bisa melihat pencapaian kerja karyawan dari sini. 2. Kustomisasi KPI Pembuatan KPI kustom sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Hal ini memudahkan bisnis dalam mengoperasikannya. 3. Mengukur Pencapain KPI Pelacakan Operasional bisnis dapat ditampilkan dalam satu dashboard KPI. Artinya semua aktivitas yang dijalankan bisnis dapat terlihat semua dari satu tampilan dashboard secara real time. Hal ini memudahkan mendeteksi apabila terjadi kendala. 4. Tracking Sales Tahun ke Tahun Membandingkan performa sales Anda dengan tahun lalu di periode yang sama. Dengan begitu Anda dapat mengetahui perkembangan bisnis Anda dari tahun ke tahu. Artinya Anda bisa membandingkan strategi bisnis mana yang lebih efektif. Rekomendasi KPI Software Aplikasi Pengelola KPI Perusahaan Tentukan Key Performance Indicator Bisnis Anda Sekarang! Dari ulasan diatas, Ada bisa mengetahui banyak hal mengenai apa itu KPI atau key performance indicator. Bagi bisnis KPI menjadi elemen penting bagi sebuah bisnis. Selain hal tersebut, Anda juga mengetahui hal lainnya seperti Apa itu pengertian KPI Manfaat apa saja yang perusahaan dapatkan dengan menerapkan KPI Jenis-jenis KPI yang biasa ada pada perusahaan Cara menyusun atau membuat KPI yang tepat Contoh penerapan KPI pada perusahaan yang tepat Untuk mempermudah mengelola KPI, banyak bisnis telah memanfaatkan aplikasi KPI. Sebab Cara membuat KPI secara manual bukanlah hal yang mudah. Sebaliknya cara membuat KPI untuk perusahaan Anda akan lebih mudah dengan sales tracking system dari dapat membantu perusahaan dalam melacak KPI dalam tampilan laporan yang mudah dipahami. akan memastikan perusahaan Anda membuat KPI sales yang tepat. KPI akan otomatis diukur dengan aplikasi CRM sehingga membantu tim sales mencapai tujuan mereka dan mendorong mereka untuk berusaha lebih baik. [ninja_form id=2]
Perkembangan sebuah startup tidak hanya bisa dilihat dari banyaknya profit yang didapat. Ada tolak ukur lain yang juga penting untuk diketahui guna mengukur sejauh mana perkembangan sebuah startup. Bahkan jumlah pelanggan yang berhenti membayar biaya langganan juga bisa menjadi salah satu tolak ukur pertumbuhan atau justru kemunduran sebuah startup. Itulah kenapa setiap technopreneur perlu mengenal dan memahami metrics performance. Ada beberapa cara yang biasa digunakan untuk mengukur performa sebuah startup. Key metrics yang digunakan juga tidak selalu sama dan disesuaikan dengan startup itu sendiri. Ada startup yang key metrics-nya adalah penambahan jumlah sponsor, ada juga yang key metrics-nya jumlah download. Untuk lebih jelasnya, berikut performance metrics yang penting dari sebuah startup. Active User Daily/Weekly/Monthly Active user merupakan salah satu metric penting untuk sebuah startup yang dapat memberikan insight tentang jumlah user yang melakukan engagement terhadap produk atau layanan sebuah startup. Metrics ini pada dasarnya dapat dijadikan dasar untuk menghitung metrics startup lainnya, yaitu customer retention. Pengukuran metrics ini bisa harian, mingguan hingga bulanan. Dalam mengukur active users, Anda perlu merumuskan terlebih dahulu pengertian aktif’. Dari situ, maka Anda bisa menghitung berapa jumlah users yang sesuai dengan definisi yang sudah Anda tentukan. Customer Retention Meski akuisisi pelanggan baru itu penting, Anda tidak boleh melupakan pelanggan lama. Pelanggan yang loyal juga perlu diperhatikan. Untuk alasan inilah, peran metrics customer retention dibutuhkan. Dalam customer retention, hal-hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah intensitas interaksi pelanggan dengan bisnis Anda dan value yang mereka berikan kepada bisnis Anda. Di sini, Anda juga perlu mencari tahu kenapa pelanggan lama memilih berbisnis dengan Anda dibandingkan dengan kompetitor Anda. Net Promoter Score Net Promoter Score NPS pada dasarnya merupakan salah satu metrics utama untuk bisnis e-Commerce. NPS menjadi indikator seberapa banyak konsumen yang dimiliki sebuah startup mau merekomendasikan produk dan layanan Anda ke orang lain. NPS sendiri dapat menunjukan konsumen yang loyal dan memberikan prediksi tentang tingkah laku konsumen terhadap produk dan layanan sebuah startup. Tingkat NPS sendiri bisa menjadi indikasi tingkat kepuasan konsumen berdasarkan fakta bahwa ketika konsumen merasa senang dengan produk dan layanan Anda, mereka akan cenderung menceritakannya ke orang lain. Users & Transaction Growth Penambahan users dan peningkatan transaksi juga menjadi metrics penting bagi sebuah startup. Users growth akan memberikan jumlah rata-rata pertumbuhan orang-orang yang menggunakan produk dan layanan Anda. Sementara transaction growth memberikan jumlah rata-rata nilai transaksi yang terjadi dari produk dan layanan Anda. Kedua hal tersebut akan memberikan insight penting terkait seberapa banyak dan seberapa luas produk dan layanan Anda digunakan, serta seberapa besar nilai transaksi yang sudah dihasilkan produk dan layanan Anda. LTV Lifetime Value Berapa lama Anda mengharapkan setiap pelanggan tetap bersama Anda, inilah yang disebut dengan LTV atau lifetime value. Metrics performance ini kerap digunakan pada startup yang menggunakan modal bisnis subscription. Anda dapat menghitung nilai LTV dengan cara mengalikan jumlah pendapatan bulanan dari pelanggan yang ingin dihitung dengan rata-rata jumlah bulan mereka tetap bersama Anda. Untuk mendapatkan nilai LTV yang sebenarnya, Anda juga perlu memasukkan semua biaya yang terkait dengan pemeliharaan produk Anda. Di samping metrics di atas, sebenarnya masih ada metrics performance lainnya. Misalnya saja seperti viral coefficient, return of investment dan burn rate. Namun apapun metrics yang digunakan, tujuan metrics performance hanya ada satu, yakni menilai performa startup guna meramu langkah yang tepat untuk diambil selanjutnya. Karena itulah, menilai performa startup harus dilakukan secara berkala.
indikator yang dapat digunakan untuk mengukur perkembangan sebuah bisnis adalah