hubungan teori evolusi kimia dengan asal usul kehidupan adalah

TeoriEvolusi Kimia - Menyatakan bahwa kehidupan itu berasal dari suatu akumulasi senyawa organik yang terjadi selama berjuta-juta tahun. Nah, senyawa organik tersebut berasal dari sebuah reaksi senyawa-senyawa anorganik yang dibantu dengan keadaan lingkungan disekitarnya. ituTeori Oparin adalah hipotesis tentang asal usul kehidupan yang diajukan oleh ilmuwan Rusia Alexander Oparin pada tahun 1924. Teori ini mendalilkan bahwa semua kehidupan berasal secara spontan dari bahan mati, seperti metana, uap air, dan hidrogen. Menurut teori ini, yang juga disebut hipotesis Oparin-Haldane, asal usul kehidupan di Bumi adalah hasil dari proses evolusi kimia yang lambat AsalUsul Teknologi - Teknologi berkembang dengan pesat seiring perkembangan zaman 04 Minggu, 03 Mei 2009 Teori Asal Usul Kehidupan (Teori Abiogenesis, Biogenesis, Kosmozoan, Penciptaan, Evolusi Biokimia, dan Evolusi Biologi Lengkap) Cinta Biologi Jumat, 30 September 2016 Biology Asal-usul kehidupan menjadi pertanyaan bagi para ilmuwan dan 9 Evolusi kimia dalam abiogenesis - Teori tentang evolusi molekuler umumnya menganggap molekul alami telah menyatu ke makromolekul pada saat ketika kedua konsentrasi bertemu, dan kondisi saat atmosfer mendukung kontak tersebut. Pada tahun 1924, Alexander I. Oparin ditentukan yang bahan kimia harus di atmosfer bumi untuk asam amino untuk Teorievolusi adalah teori yang muncul sebagai salah satu cara untuk mencari tahu asal usul kehidupan atau makhluk hidup. Seiring berjalannya waktu, banyak para ahli yang telah menjelaskan teori evolusi. Berikut akan dijelaskan mengenai teori evolusi, antara lain teori evolusi Lamarck, teori evolusi Darwin, teori Cuvier, teori Weismann, dan Wo Treffen Sich Singles In Hamburg. Quipperian, pernahkah kamu bertanya-tanya, bagaimana manusia, hewan, dan tumbuhan bisa ada di bumi? Pertanyaan mengenai asal usul kehidupan makhluk hidup ini masih menjadi tanda tanya besar di berbagai kalangan. Meskipun demikian, sudah ada beberapa teori yang berasal dari pemikiran dan penelitian para ahli yang mencoba untuk menjawab pertanyaan tersebut. Apa saja teorinya? Artikel ini akan membahas tentang teori asal usul kehidupan di bumi, pencetus teori tersebut, dan pendukungnya dengan lebih detail. Yuk, baca ulasan berikut ini! Asal Usul Kehidupan Pertanyaan bagaimana makhluk hidup bisa ada di bumi atau siapa makhluk hidup pertama yang hidup di bumi, memang masih menjadi misteri yang berusaha dipecahkan oleh para ilmuwan sejak lama. Bahkan, zaman sebelum masehi sudah banyak ilmuwan yang berusaha memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Salah satunya saja Aristoteles, pencetus teori Abiogenesis. Sayangnya, teori tersebut belum bisa menjawab pertanyaan mengenai asal usul kehidupan di bumi dan akhirnya dipatahkan oleh teori lain yang dicetuskan oleh ilmuwan asal Italia, yakni Francesco Redi. Lagi-lagi, teori tersebut dipatahkan oleh teori-teori lain yang baru muncul. Hingga akhirnya, munculah berbagai macam teori tentang asal usul makhluk hidup di bumi. Mulai dari teori abiogenesis, teori biogenesis, hingga teori penciptaan. Teori mengenai asal usul kehidupan ini dipelajari dalam ilmu yang mempelajari tentang kehidupan, yakni Biologi. Kamu akan menemukan materi tentang asal usul makhluk hidup ini dalam pelajaran Biologi kelas 12 SMA. Teori Asal Usul Kehidupan Ada berbagai teori yang berusaha menjelaskan tentang asal usul kehidupan di muka bumi. Munculnya teori-teori ini berawal dari hipotesis atau pendapat para ahli, lalu diperkuat dengan bukti-bukti yang didapat dari hasil penelitian. Berikut adalah beberapa teori yang membahas tentang asal usul kehidupan beserta pencetus teori tersebut. 1. Teori Abiogenesis Teori asal usul kehidupan yang paling awal adalah teori Abiogenesis atau disebut juga Genetio Spontanea. Teori ini dicetuskan oleh Aristoteles, seorang filsuf asal Yunani pada tahun 384-322 SM Sebelum Masehi. Teori Abiogenesis berpendapat bahwa makhluk hidup itu bisa muncul dari benda mati. Contohnya, katak berasal dari lumpur. Awal kemunculan teori ini adalah saat Aristoteles meletakkan sepotong daging di tempat terbuka. Perlahan-lahan daging tersebut membusuk dan munculah larva lalat. Hal inilah yang membuat filsuf Yunani tersebut yakin bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati. Tak hanya itu saja, mengutip dari Encyclopedia Britannica, teori ini juga mengakui bahwa kehidupan yang saat ini berasal dari benda mati di bumi sudah ada sejak 3,5 miliar tahun lalu. Kemunculan teori Abiogenesis ini juga didukung oleh Antonie Van Leeuwenhoek, penemu mikroskop pada abad ke-17. Antonie mengamati air rendaman jerami di bawah mikroskop buatannya dan menemukan adanya protozoa sehingga ia pun meyakini bahwa makhluk hidup di bumi berasal dari benda mati. Selain Antonie Van Leeuwenhoek, John Needham juga salah satu tokoh yang mendukung teori asal usul kehidupan Abiogenesis ini. Pada pertengahan 1700, ia melakukan percobaan dengan memasukkan air kaldu ke dalam tabung reaksi dan menutupnya dengan gabus. Setelah beberapa hari, tabung tersebut dipenuhi dengan bakteri. Dengan begitu, John Needham menyimpulkan bahwa teori Abiogenesis adalah benar. 2. Teori Biogenesis Perkembangan ilmu pengetahuan ternyata mengubah cara berpikir banyak orang. Hal inilah yang membuat para ilmuwan mulai mempertanyakan kebenaran dari teori asal usul kehidupan Aristoteles tersebut sekaligus awal mula lahirnya teori asal usul kehidupan Biogenesis. Berbanding terbalik dengan teori Abiogenesis, menurut teori Biogenesis kehidupan di bumi saat ini berasal dari kehidupan sebelumnya. Ada tiga ilmuwan yang mendukung teori ini, yaitu Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur. Untuk memperkuat teori Biogenesis, ketiga ilmuwan ini melakukan percobaan masing-masing. Berikut percobaan yang dilakukan Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur. Percobaan Francesco Redi Pada abad ke-17, Francesco Redi adalah orang pertama yang menyanggah teori asal usul kehidupan Abiogenesis yang dicetuskan oleh Aristoteles. Pada percobaaan, Francesco Redi memasukkan sepotong daging ke dalam dua toples dengan perlakukan berbeda. Toples A dimasukkan sepotong daging tanpa ditutup, sedangkan toples B dimasukkan sepotong daging dan ditutup dengan kain kasa rapat. Kedua toples dibiarkan selama beberapa hari. Image source Setelah beberapa hari, daging yang sudah membusuk di toples A ternyata lebih banyak dihinggapi lalat dan muncul banyak belatung kecil. Sementara itu, tidak ditemukan adanya belatung pada daging membusuk di toples B. Dari percobaannya ini, Redi menyimpulkan bahwa belatung berasal dari telur lalat yang hinggap di daging. Percobaan Lazzaro Spallanzani Sama seperti percobaan John Needham, Lazzaro Spallanzani juga menggunakan air kaldu sebagai percobaannya. Ilmuwan asal Italia ini menyiapkan dua buah tabung, yakni tabung A dan tabung B. Image source Kedua tabung tersebut digunakannya untuk merebus air kaldu selama satu jam untuk memastikan semua mikroorganisme dalam kaldu sudah mati. Setelah direbus selama satu jam, Spallanzani membiarkan tabung A terbuka, sedangkan tabung B ditutup dengan cara memanaskan ujung botol. Hasilnya, terdapat banyak bakteri pada tabung A, sedangkan pada tabung B tidak ada pertumbuhan bakteri di dalamnya. Spallanzani pun menyimpulkan bahwa bakteri dalam air kaldu berasal dari jasad hidup omne ovo ex vivo. Percobaan Louis Pasteur Percobaan Spallanzani kemudian disempurnakan oleh Louis Pasteur dengan menggunakan air kaldu dan tabung leher angsa sebagai penutupnya. Langkah-langkah percobaan Louis Pasteur ini sama dengan percobaan Spallanzani. Hanya saja, Pasteur mempertahankan adanya gaya hidup yang dalam hal ini adalah udara. Jadi, meskipun tabung ditutup, tapi udara tetap bisa masuk ke dalam tabung karena adanya tabung leher angsa sebagai perantara. Image source Setelah air kaldu dipanaskan dan dibiarkan berhari-hari, hasilnya air tersebut tetap jernih dan tidak timbul mikroorganisme. Hal ini dikarenakan, mikroorganisme yang masuk tertahan di tabung leher angsa. Percobaan yang dilakukan oleh Louis Pasteur ini akhirnya dapat mematahkan teori asal usul kehidupan Abiogenesis yang dicetuskan oleh Aristoteles, serta melahirkan tiga teori baru yang isinya Omne vivum ex ovo Semua makhluk hidup berasal dari telur Omne ovum ex vivo Semua telur berasal dari makhluk hidup Omne vivum ex vivo Semua makhluk hidup berasal dari makhluk hidup. Nah, dari penjelasan mengenai teori Biogenesis ini, bisa disimpulkan bahwa teori ini menyatakan bahwa kehidupan di bumi saat ini berasal dari kehidupan sebelumnya. Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur adalah pencetus sekaligus pendukung teori ini. 3. Teori Evolusi Kimia Neobiogenesis Apakah setelah Louis Pasteur berhasil mematahkan teori Abiogenesis pertanyaan tentang asal usul kehidupan terjawab? Belum juga, Quipperian. Sebaliknya, muncul lagi teori baru tentang asal usul kehidupan, yaitu teori evolusi kimia atau disebut juga teori neobiogenesis yang menerangkan bahwa makhluk hidup pertama kali berasal dari senyawa organik. Awal mula lahirnya teori evolusi kimia ini adalah hipotesis yang dikemukakan oleh dua ilmuwan, yakni Oparin dan Haldane pada tahun 1920. Keduanya berpendapat bahwa laut yang baru terbentuk mengandung molekul sederhana yang berlimpah. Kemudian, pada tahun 1953, Harold Urey dan muridnya Stanley Miller membuktikan hipotesis tersebut dengan melakukan percobaan yang meniru atmosfer bumi primitif. Atmosfer buatan tersebut kemudian dicampur dengan gas-gas, seperti metana, amonia, uap air, dan hidrogen dalam sebuah alat. Image source Modul ajar Biologi disusun oleh Maman Rumanta, dkk Selanjutnya, Harold Urey memanfaatkan aliran listrik untuk menyimulasikan kilat dan cahaya matahari pada atmosfer bumi primitif yang dibuatnya dan menunjukkan hasil yang menakjubkan. Dalam beberapa hari saja, percobaan tersebut menghasilkan senyawa organik yang terdiri dari urea, asam asetat, asam laktat, dan beberapa asam amino. Dari hasil percobaan ini, Miller menyimpulkan bahwa terbentuknya senyawa organik pada atmosfer bumi primitif secara spontan sangat mungkin terjadi, tapi agar senyawa organik ini saling berikatan dan membentuk senyawa kompleks penyusun makhluk hidup membutuhkan waktu yang sangat lama, bahkan bisa mencapai jutaan tahun. Itu artinya proses terbentuknya makhluk hidup tidak sesederhana teori Abiogenesis, melainkan ada proses evolusi kimia yang memakan waktu hingga jutaan tahun. Teori ini pun disebut dengan teori evolusi kimia atau neobiogenesis, serta dicetuskan oleh Harold Urey dan Stanley Miller. 4. Teori Panspermia Apakah setelah adanya percobaan yang dilakukan Harold Urey dan Stanley Miller, pertanyaan tentang asal usul kehidupan sudah terjawab? Tentu belum karena setelah teori evolusi kimia, muncul kembali teori asal usul kehidupan yang baru, yaitu teori Panspermia. Teori Panspermia yang juga sering disebut teori eksogenesis atau teori kosmologi ini dicetuskan oleh para ilmuwan antariksa pada abad ke-19. Menurut teori ini, asal usul kehidupan bersumber dari benih-benih kehidupan yang ada di luar angkasa. 5. Teori Penciptaan Semakin para ilmuwan berusaha keras menemukan jawaban asal usul kehidupan, maka semakin banyak pula teori yang dikemukakan. Hal ini juga membuat para ilmuwan semakin merasa kebingungan. Oleh karena itu, sebagian ilmuwan akhirnya memilih kembali pada teori penciptaan yang bersumber dari agama dan kitab-kitab dianutnya. Nah, itu dia beberapa teori asal usul kehidupan yang dicetuskan oleh para ilmuwan terdahulu. Meskipun demikian, asal usul kehidupan makhluk hidup di bumi ini masih menjadi teka-teki besar yang belum terpecahkan. Bumi diperkirakan berusia 15 miliar tahun. Suhu bumi mula-mula mencapai C. bumi berangsur-angsur mendingin, dimulai dari bagian luarnya. Zat-zat yang memiliki bobot molekul BM tinggi bergerak menuju ke pusat bumi, sedangkan yang BM rendah menuju ke permukaan bumi. Gas-gas yang memiliki BM kecil terdapat di lapisan terluar bumi membentuk atmosfer bumi. Pada tahun 1936, ahli biokimia Rusia Alexander Ivanovich Oparin mengemukakan bahwa evolusi zat-zat kimia terjadi sebelum kehidupan di bumi ada. menurut Oparin, pada awalnya atmosfer bumi mempunyai zat-zat anorganik berupa uap air H2O,ammonia NH4 , karbon dioksida CO2 dan metana CH4. Zat-zat tersebut bereaksi membentuk zat-zat organic dan asam amino, karena adanya energy radiasi benda-benda angkasa dan energy listrik dari petir yang ada pada saat itu. Suhu bumi terus menurun, ketika suhu mencapai titik kondensasi, terjadi hujan. Air hujan yang turun akan mencuci permukaan batuan bumi dan membawa larutan zat organic ke lautan yang masih panas, para pakar menyebut lautan itu dengan nama sup prabiotik atau sup primordial sup purba. Oparin adalah ahli biologi bangsa Rusia, pada tahun 1924 mempublikasikan pendapatnya tentang Asal usul kehidupan. Oparin adalah orang pertama yang mengemukakan bahwa evolusi zat-zat kmia telah terjadi sebelum kehidupan ini ada. Dalam bukunya The Origin of Life, dia mengemukakan bahwa asal mula kehidupan terjadi bersamaan dengan evolusi terbentuknya bumi dan atmosfernya. Atmosfer bumi mula-mula memiliki air, karbon dioksida, metana, dan aonia, namun tidak memiliki oksigen. Dengan adanya panas dari berbagai sumber energi, zat-zat tersebut mengalami serangkaian perubahan menjadi berbagai molekul organik sederhana. Senyawa-senyawa ini membentuk semacam campuaran yang kaya akan materi-materi dalam lautan yang masih panas, yang di sebut primordial soup. Bahan campuran ini belum merupakan makhluk hidup, tetapi bertingkah laku mirip seperti sistem biologi. Primordial soup ini melakukan sintesis dan membentuk molekul organik kecil atau monomer, misalnya asam amino dan nukleotida. Monomer-monomer lalu bergabung membentuk polimer, misalnya protein dan asam nukleat. Kemudian agregasi ini membentuk molekul dalam bentuk tetesan yang disebut protobian. Protobian ini memiliki ciri kimia yang berbeda dengan lingkungannya. Pendapat Oparin ini mendapat dukungan dari Haldane ahli biologi bangsa Inggris, pada tahun 1936. Pendapat Oparin, Haldane, dan Harold Urey dapat dipandang sebagai hiotesis yang menyatakan adanya evolusi kimia yang mengarah pada terbentuknya makhluk hidup. Pada tahun 1953, hipotesis tentang evolusi kimia tersebut mendapat dukungan oleh Stanley Miller, seorang mahasiswa Amerika di bawah bimbingan Harold Urey yang membuat percobaandengan menyalakan bunga api listrik di dalam tabung yang berisi amonia, metana, ar, dan hidrogen. Kenudian bahan yang ada di dalam tabung tersebut dianalisis dan diperoleh senyawa asam amino yang merupakan bahan dasar kehidupan. Gambar 50 perangkat percobaan yang digunakan Miller untuk membuktikan adanya evolusi kimia Berdasarkan teori-teori diatas dari teori Cosmozoa sampai dengan teori Oparin-haldane maka gambaran terjadinya organisme di bumi dimulai di perairan. Pada mulanya atmosfer mengandung kadar karbon dioksida yang tinggi sehingga intensitas efek rumah kaca juga tinggi, akibatnya suhu permukaan bumu sangat tinggi. Lebih-lebih oksigen belum ada sehingga lapisan stratosfer tidak pula mengandung ozon, dengan demikian seluruh sinar matahari tidak tersaring dan sampai di permukaan bumi. Kecuali suhu yang tinggi dan sinar ultra violet UV sampai juga ke permukaan bumi, maka kehidupan yang ada saat ini hanya mungkin di perairan yang dalam yang terlindung dari sinar UV. Zat-zat kehidupan yang terbentuk dengan cara seperti dibuktikan oleh Harold Urey bersama-sama dengan gerakan air percikan, riak kecil, gerakan coaservas kemudian menjadi sel yang pada mulanya berupa organisme bersel tunggal kemudian berevolusi menjadi organisme banyak sel multiseluler dan seterusnya. Pada tahun 1953, hipotesis tentang evolusi kimia didukung oleh Harold Urey dan muridnya Stanley Miller dari Unversitas Chicago, Amerika Serikat. Urey menyatakan zat-zat organic terbentuk dari zat-zat anorganik. Menurut Urey, zat-zat anorganik yang ada di atmosfer berupa gas karbon dioksida, metana, ammonia, hydrogen dan uap air. Semua zat itu bereaksi membentuk zat organic karena energy petir. Murid Urey, Stanley Miller berhasil membuktikan dugaan gurunya di dalam laboratorium. Harold Urey 1893 seorang ahli kimia Amerika Serikat, mengemukakan teori yang yang didasari atas pemikiran bahwa bahan organik merupakan bahan dasar organisme hidup, yang pada mulanya dibentuk sebagai reaksi gas yang ada di alam dengan bantuan energi. Menurut teori Urey, konsep tersebut dapat dijabarkan atas 4 fase berikut ini 1 Tersedianya molekul metana, amonia, hidrogen, dan uap air yang sangat banyak di atmosfer. 2 Energi yang timbul dari aliran lisrik, halilintar, dan radiasi sinar kosmis merupakan energi pengikat dalam reaksi molekul metana, amonia, hidrogen, dan uap air. 3 Terbentuknya zat hidup yang paling sederhana. 4 Zat hidup yang terbentuk berkembang dalam waktu jutaan tahun menjadi sejenis organisme yang lebih kompleks. Miller membuat percobaan di laboratorium dengan membuat model yang sederhana yang dapat digunakan unntuk membuktikan teori Urey. Miller memasukkan uap air, metana, ammonia, gas hydrogen dan karbon dioksida ke dalam tabung percobaan. Kemudian, tabung tersebut dipanaskan. Untuk mengganti energy listrik halilintar,ke dalam perangkat alat tersebut dilewatkan lecutan aliran listrik bertegangan tinggi, yaitu sekitar volt. Semua itu dilakukan untuk meniru kondisi permukaan bumi pada waktu terjadi pembentukan zat organic secara spontan. Energy listrik memicu terjadinya reaksi-reaksi di dalam tabung membentuk zat-zat baru. Zat-zat yang terbentuk kemudian didinginkan dan ditampung. Setelah percobaan berlangsung seminggu, hasil reaksi itu dianalisis. Ternyta di dalamnya terbentuk zat organic sederhana, misalnya asam amino dan gula sederhana seperti ribose dan adenine. Dengan demikian Miller dapat membuktikan bahwa zat organic terbentuk dari zat anorganik. Setelah itu para ahli berlomba melakukan percobaan serupa. Jika ke dalam gas itu dimasukkan fosfat maka akan terbentuk ATP Adenin Trifosfat yaitu suatu senyawa berenergi tinggi. Ada pula penelitian yang berhasil menyusun polipeptida yang tersusun atas 6 urutan basa. Peneliti itu menghasilkan senyawa-senyawa Gambar 51 Struktur RNA nukleutida. Peneliti Melvin Calvin dari universitas Calivornia menunjukkan bahwa radiasi sinar dapat mengubah metana, ammonia, hydrogen dan air menjadi molekul gula, asam amino, purin dan pirimidin. Purin dan pirimidin merupakan zat pembentuk DNA, ATP, ADP dan RNA. Ditemukannya molekul hidup DNA dan RNA memunculkan teori yang menyatakan bahwa zat tersebut merupakan pemicu timbulnya suatu kehidupan. DNA atau RNA-kah yang terbentuk pertama kali? Para pakar berpendapat bahwa RNA merupakan molekul hidup yang diduga muncul pertama kali di permukaan bumi, karena RNA lebih sederhana jika dibandingkan dengan DNA. Selain itu, RNA memiliki sifat mudah dibentuk dan mudah terurai serta ada jenis RNA yang dapat berfungsi sebagai enzim. Setelah terbentuk RNA baru terbentuk DNA yang merupakan molekul yang lebih mantap. DNA terbentuk melalui proses transkripsi balik yaitu RNA membentuk DNA yang komplemen. Karena DNA lebih mantap dibandingkan dengan RNA, maka jumlah DNA lebih banyak jika dibandingkan dengan RNA. Kini justru DNA yang dapat membentuk RNA komplemen. RNA dapat membentuk protein sehingga urutan asam amino dalam protein yang terbentuk sesuai dengan perintah DNA sejak saat itu, di dalam sup prabiotik berlangsung aliran perrintah kehidupan yakni dari DNA ke RNA ke protein. Maka protein dalam sup prabiotik akan semakin melimpah. Asal usul kehidupan secara singkat dapat dikatakan bahwa di dalam sup prabiotik terkandung zat-zat organic, DNA dan RNA. RNA dapat melakukan sintesis protein atas perinat DNA. Dengan demikian, di dalam sup prabiotikterdapat protein. Setelah itu, terbentuklah sel pertama. Sel tersebut hidup secara heterotrof, yang mendapatkan makanannya dari lingkungan berupa zat organic yang melimpah. Sel tersebut mampu membelah diri sehingga jumlahnya semakin banyak. Selanjutnya berlangsung evolusi biologi. Teori evolusi biokimia menyatakan bahwa makhluk hidup terbentuk dari gas-gas di atmosfer yang dipengaruhi oleh energi radiasi sinar kosmis dan aliran listrik halilintar berdasarkan hukum fisika-kimia. Teori Evolusi Biokimia menurut Alexander Ivannovich Oparin, yaitu atmosfer bumi banyak mengandung senyawa berbentuk uap . Dengan adanya energi dari benda-benda angkasa/petir, zat-zat tersebut bereaksi membentuk zat organik sederhana yang berlangsung tanpa adanya oksigen. Zat organik terbawa oleh air hujan menuju ke lautan yang panas sehingga disebut primordial soup sop purba. Secara bertahap zat organik sederhana bersintesis membentuk mikromolekul asam amino dan nukleotida, makromolekul protein, nukleotida, asam nukleat, polipeptida, lemak, dan polisakarida, dan tetesan protobion. Selanjutnya, senyawa organik akan mengalami evolusi biologi hingga terbentuk organisme yang kompleks. Proses evolusi berlangsung dari lautan menuju ke daratan. Teori Evolusi Biokimia menurut Harold Urey, yaitu di atmosfer terdapat zat-zat anorganik berbentuk gas, antara lain metana, air, amonia, dan hidrogen. Oleh karena adanya pengaruh energi radiasi sinar kosmis dan aliran listrik halilintar maka zat -zat anorganik tersebut bereaksi menjadi zat-zat organik sebagai dasar organisme. Eksperimen Stanley Miller. Stanley Miller adalah murid Harold Urey. Miller membuat model percobaan untuk membuktikan teori Urey dengan memasukkan gas metana, amonia, dan hidrogen dimasukkan ke dalam alat percobaan melalui keran yang terdapat pada perangkat alat. Di dalam labu, dimasukkan air yang dipanaskan sehingga menghasilkan uap air. Gas-gas terdorong oleh uap air menuju ke dalam bilik bola reaksi yang di dalamnya dialirkan energi listrik volt sebagai pengganti kilatan halilintar. Aliran listrik bertegangan tinggi tersebut menyebabkan gas-gas bereaksi membentuk zat baru. Zat baru didinginkan dengan kondensor alat pengembun menjadi tetesan air yang mengandung asam amino, asam hidroksi, HCN, dan urea. Asam amino merupakan komponen kehidupan. Oleh karena itu, jawaban yang benar adalah A. Mahasiswa/Alumni Politeknik Negeri Jember04 Agustus 2022 0738Jawaban yang benar adalah b. reaksi halilintar dengan bahan dasar atmosfer purba membentuk senyawa mikromolekul. Pembahasan Teori evolusi biokimia menyatakan bahwa makhluk hidup terbentuk dari gas-gas di atmosfer yang dipengaruhi oleh energi radiasi sinar kosmis dan aliran listrik halilintar berdasarkan hukum fisika-kimia. Berikut ini merupakan beberapa teori evolusi biokimia dari beberapa ahli 1. Teori Evolusi Biokimia menurut Alexander Ivannovich Oparin yaitu atmosfer bumi banyak mengandung senyawa berbentuk uap H₂O, CO₂, CH₄, NH₃, H₂. Dengan adanya energi dari benda-benda angkasa atau petir, zat-zat tersebut bereaksi membentuk zat organik sederhana yang berlangsung tanpa adanya oksigen. Zat organik terbawa oleh air hujan menuju ke lautan yang panas sehingga disebut primordial soup sop purba. Secara bertahap zat organik sederhana bersintesis membentuk mikromolekul asam amino dan nukleotida, makromolekul protein, nukleotida, asam nukleat, polipeptida, lemak, dan polisakarida, dan tetesan protobion. Selanjutnya, senyawa organik akan mengalami evolusi biologi hingga terbentuk organisme yang kompleks. Proses evolusi berlangsung dari lautan menuju ke daratan. 2. Teori Evolusi Biokimia menurut Harold Urey yaitu di atmosfer terdapat zat-zat anorganik berbentuk gas, antara lain metana, air, amonia, dan hidrogen. Oleh karena adanya pengaruh energi radiasi sinar kosmis dan aliran listrik halilintar, maka zat -zat anorganik tersebut bereaksi menjadi zat-zat organik sebagai dasar organisme. 3. Eksperimen Stanley Miller yang merupakan murid Harold Urey. Miller membuat model percobaan untuk membuktikan teori Urey dengan memasukkan gas metana, amonia, dan hidrogen dimasukkan ke dalam alat percobaan melalui kran yang terdapat pada perangkat alat. Di dalam labu, dimasukkan air yang dipanaskan sehingga menghasilkan uap air. Gas-gas terdorong oleh uap air menuju ke dalam bilik bola reaksi yang di dalamnya dialirkan energi listrik volt sebagai pengganti kilatan halilintar. Aliran listrik bertegangan tinggi tersebut menyebabkan gas-gas bereaksi membentuk zat baru. Zat baru didinginkan dengan kondensor alat pengembun menjadi tetesan air yang mengandung asam amino, asam hidroksi, HCN, dan urea. Asam amino merupakan komponen kehidupan. Jadi, hubungan teori evolusi kimia dengan asal usul kehidupan adalah reaksi halilintar dengan bahan dasar atmosfer purba membentuk senyawa mikromolekul. Halo Hanastasya, kakak bantu jawab ya Hubungan teori evolusi kimia dengan asal usul kehidupan dinyatakan dalam teori evolusi biokimia yang menyatakan bahwa pada atmosfer bumi terdapat zat-zat yang dengan bantuan halilintar petir akan membentuk zat organik yang secara bertahap akan membentuk mikromolekul dan makromolekul yang nantinya akan berevolusi menjadi makhluk hidup. Makhluk hidup yang terbentuk kemudian secara bertahap akan terus berevolusi menjadi organisme yang semakin kompleks. Sekarang mari kita bahas! Berdasarkan teori evolusi biokimia, dinyatakan bahwa makhluk hidup terbentuk dari gas-gas atmosfer yang dipengaruhi oleh energi radiasi sinar kosmis dan aliran listrik yaitu halilintar petir berdasarkan hukum fisika-kimia. Menurut Alexander Ivannovich Oparin, pada atmosfer bumi terdapat senyawa berbentuk uap yaitu H₂O, CO₂, CH₄, NH₃. dan H₂. Zat-zat ini kemudian dengan bantuan halilintar petir akan membentuk zat organik. Zat organik yang terbawa hujan, akan berkumpul di laut sop purba dan kemudian secara bertahap bersintesis membentuk mikromolekul dan makromolekul. Makromolekul yang terbentuk kemudian akan mengalami evolusi biologi secara terus menerus hingga terbentuk organisme yang semakin kompleks. Semoga jawabannya membantu!

hubungan teori evolusi kimia dengan asal usul kehidupan adalah