hukum bacaan qs al maidah ayat 32
IsaAl masih sebagai seorang Nabi dan Rasul Allah yang di utus kepada kaum bani israil (Al-Maidah: 75) Isa Al masih adalah seorang manusia yang ta'at dan berbakti kepada ibunya dan tidak pula sombong kepadanya ( QS. Maryam:32) Isa Almasih adalah seorang manusia yang memiliki sikap dan perangai yang baik serta senantiasa beribadah kepada Allah
SuratAl Maidah Ayat 32: Larangan Membunuh, Wajib Menjaga Kehidupan Sesama Manusia Surat Al Maidah Ayat 90: Perbuatan-Perbuatan Terlarang bagi Orang Beriman Tafsir Surat Al Maidah Ayat 2: Hal-Hal yang Tidak Boleh Dilakukan ketika Ibadah Haji
QS. Al Maidah: 32) Baca Juga : Hukum Bacaan Idgham Mutajanisain. Dalam satu ayat yang cukup panjang tersebut, terdapat berbagai macam hukum tajwid yang nyaris lengkap di setiap kata. Mulai dari, idzhar, Qolqolah, ikhfa, idghom bighunnah, idghom bighunnah dan banyak lagi. Hukum Tajwid Surat Al Maidah Ayat 32
Hukumbacaan Qolqolah sughro terdapat pada nomor .. a. 1dan 3 b. 2 dan 5 c. 3 dan 4 d. 6 dan 7. 14. Perhatikan Qs. Al 'Adiyat ayat : 3 - 8 berikut ini ! Ayat 32 QS Al-Maidah di atas (soal nomer 51) ditujukan kepada umat manusia pada umumnya, meskipun secara lahiriyah ayat tertuju kepada ..
Tetapikemudian banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi." (QS. al-Maidah : 32) Allah Swt. menjelaskan dalam ayat ini, bahwa setelah peristiwa pembunuhan Qabil terhadap Habil, Allah Swt. menetapkan suatu hukum bahwa membunuh seorang manusia, sama dengan membunuh seluruh manusia.
Wo Treffen Sich Singles In Hamburg. 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID 7w7wbhSUrkdHqLEmlaXhR-CDeRZ5Js71h11ZAF04akBRrs9TZGNnZQ==
Gaya Hidup BuddyKu Senin, 1 Agustus 2022 - 1203 JAKARTA, - Hukum tajwid surat Al Maidah ayat 32 beserta arti dan cara pelafalannya dapat menjadi pelajaran berharga. Memahami bacaan Al Quran sesuai kaidah ilmu tajwid sangat penting agar ayat yang dibaca tidak salah pemaknaannya. Surat Al Maidah ayat 32 dengan jelas berisi tentang bagaimana semestinya menjaga kehidupan dan menghindarkan diri dari kekerasan. Ayat ini menunjukkan betapa besarnya dosa membunuh sesama manusia tanpa sebab yang dibenarkan. Guna mengetahui lebih rinci mengenai hukum tajwid ayat tersebut, berikut adalah bunyi Surat Al Maidah ayat 32 beserta artinya. Min ajli zalika katabnaa alaa Banii Israaaiila annahuu man qatala nafsan bighairi nafsin aw fasadin fil ardhi faka annamaa qatalan fil ardi faka annamaa qatalan naasa jamiianw wa man ahyaahaa faka annamaaa ahyan naasa jamiiaa; wa laqad jaaaat hum rusulun bil-bayyinti umma inna karam min-hum bada lika fil-ari lamusrifn Artinya Oleh karena itu Kami tetapkan suatu hukum bagi Bani Israil, bahwa barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya Rasul Kami telah datang kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi. QS. Al Maidah 32 Dalam satu ayat yang cukup panjang tersebut, terdapat berbagai macam hukum tajwid yang nyaris lengkap di setiap kata. Mulai dari, idzhar, Qolqolah, ikhfa, idghom bighunnah, idghom bighunnah dan banyak lagi. Hukum Tajwid Surat Al Maidah Ayat 32 = Hukumnya Izhar, sebab huruf nun berharakat sukun bertemu huruf hamzah. Dibaca jelas tidak berdengung sama sekali. = Hukumnya Qalqalah sugra, karena huruf qalqalah jim berharakat sukun dan posisinya di tengah kalimat. Cara membacanya dipantulkan secara ringan. = Hukumnya Mad asli atau mad thabii, karena huruf dzal berharakat fathah tegak dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat. = Hukumnya Qalqalah, sugra karena huruf qalqalah ba berharakat sukun dan posisinya di tengah kalimat. Cara membacanya dipantulkan secara ringan. = Hukumnya Mad asli atau mad thabii, karena huruf lam berharakat fathah tegak bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat. = Hukumnya Mad jaiz munfasil, alasannya karena huruf mad bertemu hamzah di lain kata. Dibaca panjang 2/ 4 atau 5 harakat. Huruf alif bila berharakat adalah hamzah. Huruf alif sebenarnya sebagai mad atau pemanjang fathah. = Hukumnya Mad wajib muttashil, alasannya karena huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata. Dibaca panjang 4 atau 5 harakat. = Hukumnya Mad badal, karena huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata akan tetapi posisi hamzah lebih dahulu dari huruf mad. Cara membacanya panjang 2 harakat. = Hukumnya Ghunnah, karena nun bertanda tasydid dan cara membacanya dengan dengung serta ditahan 3 harakat. = Hukumnya Mad shilah qashirah, sebab huruf ha kata ganti bertemu dengan huruf selain hamzah. Cara membacanya panjang 2 harakat. = Hukumnya Ikhfa, karena huruf lam berharakat kasrah tanwin bertemu huruf qaf. Cara membacanya samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat. Cara pengucapan seperti bunyi ng. = Hukumnya Iqlab, karena huruf sin berharakat fathah tanwin bertemu huruf ba. Cara membacanya dengan tanwin berubah menjadi mim dan berdengung serta ditahan selama 3 harakat. = Hukumnya Mad layyin atau mad lin, karena huruf ya sukun didahului oleh huruf ghain berharakat fathah. Dibaca panjang 2 harakat. = Hukumnya Izhar, sebab huruf sin berharakat kasrah tanwin bertemu huruf hamzah. Dibaca jelas tidak berdengung sama sekali. = Hukumnya Mad layyin atau mad lin, karena huruf wau sukun didahului oleh huruf hamzah berharakat fathah. Dibaca panjang 2 harakat. = Hukumnya Mad asli atau mad thabii, karena huruf sin berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat. = Hukumnya Ikhfa, karena huruf dal berharakat kasrah tanwin bertemu huruf fa. Cara membacanya samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat. Pada waktu mengucapkan tanwin, sikap lidah dan bibir dipersiapkan menempati huruf fa. = Hukumnya Ghunnah, karena nun bertanda tasydid dan cara membacanya dengan dengung serta ditahan 3 harakat. = Hukumnya Mad asli atau mad thabii, karena huruf mim berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat. = Hukumnya ada tiga jenis. Pertama, alif lam syamsiyah karena huruf alif lam bertemu huruf syamsiyah nun. Dibaca idgham masuk ke huruf nun. Kedua, ghunnah karena nun bertanda tasydid dan cara membacanya dengan dengung serta ditahan 3 harakat. Ketiga, mad asli atau mad thabii karena huruf nun berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat. = Hukumnya Mad iwadh, karena lam alif berharakat fathah tanwin dan diwaqaf. Cara membacanya tanwin dihilangkan dan panjangnya 2 harakat. Hal ini bila kita berhenti atau waqaf di sini. = Hukumnya Izhar, sebab huruf nun berharakat sukun bertemu huruf hamzah. Dibaca jelas tidak berdengung sama sekali. = Hukumnya Mad asli atau mad thabii, karena huruf ya berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat. = Hukumnya Mad asli atau mad thabii, karena huruf ha berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat. = Hukumnya Ghunnah, karena nun bertanda tasydid dan cara membacanya dengan dengung serta ditahan 3 harakat. = Hukumnya Mad jaiz munfasil, alasannya karena huruf mad bertemu hamzah di lain kata. Dibaca panjang 2, 4 atau 5 harakat. = Hukumnya ada tiga jenis. Pertama, alif lam syamsiyah karena huruf alif lam bertemu huruf syamsiyah nun. Dibaca idgham masuk ke huruf nun. Kedua, ghunnah karena nun bertanda tasydid dan cara membacanya dengan dengung serta ditahan 3 harakat. Ketiga, mad asli atau mad thabii karena huruf nun berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat. = Hukumnya Mad iwadh, karena lam alif berharakat fathah tanwin dan waqaf waqfu aula. Cara membacanya tanwin dihilangkan dan panjangnya 2 harakat. = Hukumnya Qalqalah sugra, karena huruf qalqalah dal berharakat sukun dan posisinya di tengah kalimat. Cara membacanya dipantulkan secara ringan. = Hukumnya Mad, wajib muttashil alasannya karena huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata. Dibaca panjang 4 atau 5 harakat. = Hukumnya Idzhar syafawi, karena huruf mim sukun bertemu dengan huruf ra. Cara membacanya dengan jelas. = Hukumnya Mad asli atau mad thabii, karena huruf nun berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat. = Hukumnya Mad asli atau mad thabii, karena huruf nun berharakat fathah bertemu alif tegak dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat. = Hukumnya Ghunnah, karena mim bertanda tasydid dan cara membacanya dengan dengung serta ditahan 3 harakat. = Hukumnya Ghunnah, karena nun bertanda tasydid dan cara membacanya dengan dengung serta ditahan 3 harakat. = Hukumnya Mad asli atau mad thabii, karena huruf tsa berharakat kasrah bertemu ya berharakat sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat. = Hukumnya Idgham bighunnah, karena huruf ra berharakat fathah tanwin bertemu huruf mim tasydid. Dibaca masuk dengan dengung dan ditahan sampai 3 harakat. = Hukumnya Idzhar, sebab huruf nun berharakat sukun bertemu huruf ha. Dibaca jelas tidak berdengung sama sekali. = Hukumnya Ikhfa syafawi, sebab huruf mim sukun bertemu huruf ba. Dibaca samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat. = Hukumnya Mad asli atau mad thabii, karena huruf dzal berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat. = Hukumnya Mad arid lissukun, karena huruf mad jatuh sebelum huruf yang diwakaf. Cara membacanya panjang 2 sampai 6 harakat. Demikian hukum tajwid Surat Al Maidah ayat 32. Semoga bermanfaat dan bisa dipahami dengan baik setiap hukum bacaan pada ayat tersebut. Wallahu alam bishawab.
Setelah sebelumnya kita telah membahas tentang surat Al Jumuah ayat 5 beserta tajwid dan penjelasannya,sekarang kita akan membahas tajwid surat Al Maidah ayat 32 lengkap beserta penjelasannya. Kandungan surat al maidah ayat 32 Orang yang memelihara kehidupan orang lain, maka seakan-akan dia telah memelihara seluruh manusia. Menjaga dan menjamin hak hidup orang lain merupakan kewajiban seluruh muslimin karena mendatangkan amal shalih yang besar. Haram dan dosa besar hukumnya seseorang yang membunuh orang lain tanpa alasan syari dan dibenarkan oleh agama. Membunuh orang lain hukumnya diperbolehkan jika orang tersebut telah membunuh orang lain maupun telah melakukan kerusakan dimuka bumi. Orang yang membunuh orang lain tanpa alasan syari, maka seakan-akan dia telah membunuh seluruh manusia. Tajwid surat al maidah ayat 32 Surat Al Maidah Ayat 32 [مِنْ اَجْلِ] Idzhar karena ada nun sukun bertemu dengan hamzah,maka nun sukunnya dibaca jelas tidak memantul dan berdengung. [اَجْلِ] Qolqolah sughra karena ada huruf jim sukun berada pada tengah kalimat,dibaca memantul. [ذٰ] Mad asli atau mad thabii karena ada huruf yang berharokat fathah berdiri,dibaca panjang dua harakat atau satu alif. [كَتَبْنَا] Qolqolah sughra dan mad tabii karena ada huruf nun sukun berada pada tengah kalimat,dibaca memantul. dan mad tabii karena ada huruf mad yaitu alif sebelumnya ada huruf yang berharakat fathah maka dibaca panjag dua harakat atau satu alif. [عَلٰى] Mad asli atau mad thabii karena ada huruf yang berharokat fathah berdiri,dibaca panjang dua harakat atau satu alif. [بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ] Mad jaiz munfasil karana ada mad tabii bertemu dengan hamzah pada kalimat yang berbeda dibaca panjang 5 harakat. [اِسْرَاۤءِيْلَ] Mad wajib muttasil karena ada mad tabii bertemu dengan hamzah pada satu kalimat,dibaca panjang 6 harakat. [اِسْرَاۤءِيْلَ] Mad tabii karena ada huruf mad yaitu ya sukun sebelumnya ada huruf yang berharakat kasrah,dibaca panjang satu alif atau dua harakat. [اَنَّهٗ] Gunnah karena ada nun bertasydid dibaca dengung dengan ditahan seukuran dua harakat,Mad shilah qosirah karena ada ha dhomir bertempat diantara dua huruf yang berharokat dan tidak bertemu dengan hamzah dibaca panjang dua harakat. [مَنْ قَتَلَ] Ikhfa karena ada nun sukun bertemu dengan hurufu qof,maka nun sukunnya dibaca sama tidak dijelaskan dan tidak dipantulkan. [نَفْسًاۢ بِغَيْرِ] iqlab karena ada tanwin fathah bertemu dengan huruf ba,maka fathah tain nya diganti dengan makhraj mim. [بِغَيْر] Harfu lin atau huruf lin karena ya sukun sebelumnya ada huruf berharakat fathah,dibaca ghoi bukan ghoe. [نَفْسٍ اَوْ] Idzhar karena ada tanwin kasrah bertemu dengan hamzah,maka tanwin kasrahnya dibaca jelas tidak memantul dan berdengung. [اَوْ] Harfu lin atau huruf lin karena wawu sukun sebelumnya ada huruf berharakat fathah,dibaca au bukan ao. [فَسَادٍ فِى] Ikhfa karena ada tanwin kasrah bertemu dengan hurufu fa,maka nun sukunnya dibaca sama tidak dijelaskan dan tidak dipantulkan. [الْاَرْضِ] Alif lam qomariyah karena ada alif lam bertemu dengan huruf qomariyah yaitu hamzah,maka lam sukunnya dibaca jelas. [فَكَاَنَّمَا] Gunnah karena ada nun bertasydid dibaca dengung dengan ditahan seukuran dua harakat. [فَكَاَنَّمَا] mad tabii karena ada huruf mad yaitu alif sebelumnya ada huruf yang berharakat fathah maka dibaca panjag dua harakat atau satu alif. [النَّاسَ]Alif lam syamsiah atau idghom syamsiah karena ada alif lam bertemu dengan huruf syamsiah yaitu nun,maka lam nya tidak dibacadimasukan. Gunnah karena ada nun bertasdid,mad tabii karena ada huruf mad yaitu alif sebelumnya berarakat fathah dibaca panjang satu alif. [جَمِيْعًاۗ] Mad tabii karena ada huruf mad yaitu ya sukum sebelumnya ada huruf yang berarakat kasrah maka dibaca panjang satu alif. Mad iwad karena tanwin fathah berada pada posisi waqof maka tanwinnya dibaca menjadi fathah dan panjang dua harakat. [جَمِيْعًاۗ وَ] Idghom maal gunnah karena ada tanwin fathah bertemu dengan huruf wawu,dibaca disertai dengan dengung. [وَمَنْ اَحْيَا] Idzhar karena ada nun sukun bertemu dengan hamzah,maka nun sukunnya dibaca jelas tidak memantul dan berdengung. [اَحْيَا] mad tabii karena ada huruf mad yaitu alif sebelumnya ada huruf yang berharakat fathah maka dibaca panjag dua harakat atau satu alif. [هَا] mad tabii karena ada huruf mad yaitu alif sebelumnya ada huruf yang berharakat fathah maka dibaca panjag dua harakat atau satu alif. [فَكَاَنَّمَآ] Gunnah karena ada nun bertasydid dibaca dengung dengan ditahan seukuran dua harakat. [فَكَاَنَّمَآ اَحْيَا] Mad jaiz munfasil karana ada mad tabii bertemu dengan hamzah pada kalimat yang berbeda dibaca panjang 5 harakat. [النَّاسَ] Alif lam syamsiah atau idghom syamsiah karena ada alif lam bertemu dengan huruf syamsiah yaitu nun,maka lam nya tidak dibacadimasukan. Gunnah karena ada nun bertasdid,mad tabii karena ada huruf mad yaitu alif sebelumnya berarakat fathah dibaca panjang satu alif. [جَمِيْعًا] Mad tabii karena ada huruf mad yaitu ya sukum sebelumnya ada huruf yang berarakat kasrah maka dibaca panjang satu alif. Mad iwad karena karena tanwin fathah berada pada posisi waqof maka tanwinnya dibaca menjadi fathah dan panjang dua harakat. [جَمِيْعًا ۗوَ] ] Idghom maal gunnah karena ada tanwin fathah bertemu dengan huruf wawu,dibaca disertai dengan dengung. [وَلَقَدْ] Qolqolah sughra karena ada huruf qolqolah yaitu dal berharokat sukun berada pada posisi wshal. [جَاۤءَ] Mad wajib muttasil karena ada mad tabii bertemu dengan hamzah pada satu kalimat,dibaca panjang 6 harakat. [تْهُمْ رُ] Idzhar syafawi karena ada mim sukun bertemu dengan huruf ra,maka mim sukun dibaca jelas tidak samar dan berdengung. [رُسُلُنَا] mad tabii karena ada huruf mad yaitu alif sebelumnya ada huruf yang berharakat fathah maka dibaca panjag dua harakat atau satu alif. [بِالْبَيِّنٰتِ] Mad asli atau mad thabii karena ada huruf yang berharokat fathah berdiri,dibaca panjang dua harakat atau satu alif. [ثُمَّ] Gunnah karena ada mim bertasydid dibaca dengung dengan ditahan seukuran dua harakat. [اِنَّ] Gunnah karena ada nun bertasydid dibaca dengung dengan ditahan seukuran dua harakat. [كَثِيْرًا] Mad tabii karena ada huruf mad yaitu ya sukum sebelumnya ada huruf yang berarakat kasrah maka dibaca panjang satu alif. [كَثِيْرًا مِّنْهُمْ] Idghom maal gunnah atau bigunnah karena ada tanwin fathah bertemu dengan huruf mim,dibaca disertai dengan dengung. [مِّنْهُمْ] Idzhar karena ada nun sukun bertemu dengan huruf ha,maka nun sukunnya dibaca jelas tidak berdengun dan samar. [مِّنْهُمْ بَعْدَ] Ikhfa syafawi karena ada mim sukun bertemu dengan huruf ba,maka mim sukun dibaca sama dan berdengun seukuran satu alif. [ذٰ] Mad asli atau mad thabii karena ada huruf yang berharokat fathah berdiri,dibaca panjang dua harakat atau satu alif. [فِى الْاَرْضِ] ] Alif lam qomariyah karena ada alif lam bertemu dengan huruf qomariyah yaitu hamzah,maka lam sukunnya dibaca jelas. [لَمُسْرِفُوْنَ] Mad aridlissukun karena ada mad tabii pada posisi waqof atau berhenti,dibaca panjang sampe 3 alif atau enam harokat. Demikian penjelesan tajwid surat Al Maidah ayat 32,semoga bisa bermanfaat bagi kita terus belajar untuk memperbaikin bacaan Al Quran maaf jika ada kesalah,karena kesalahan itu murni dari penulis. Jika menemukan kesalahan dalam segi materi atau penulisan mohon segera hubungi kami via email admin ataupun bisa dengan memberi komentar di bawah. Terimakasih Wallahua’alam. Tag almaidahbelajarislamqurantajwid Mungkin Anda juga menyukai
Jakarta - Surat Al-Maidah ayat 1, 32 dan 48 perlu diketahui arti dan maknanya. Surat Al-Maidah adalah surat ke-5 dalam Al-quran dan tergolong surah juga memiliki arti hidangan. Hal ini dikarenakan ayat-ayat tersebut menceritakan tentang peristiwa perjamuan Nabi Isa As dengan para pengikutnya dengan hidangan yang turun dari langit dan dimaknai sebagai anugerah yang datang langsung dari Allah yang terdapat dalam surat Al-Maidah diturunkan setelah Nabi Muhammad hijrah ke Madinah yaitu sewaktu terjadinya peristiwa Haji Wada haji perpisahan. Berikut beberapa ayat dari surat Al-Maidah ayat 1, 32 dan 481. Surat Al-Maidah Ayat 1يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَوْفُوا بِالْعُقُودِ ۚ أُحِلَّتْ لَكُمْ بَهِيمَةُ الْأَنْعَامِ إِلَّا مَا يُتْلَىٰ عَلَيْكُمْ غَيْرَ مُحِلِّي الصَّيْدِ وَأَنْتُمْ حُرُمٌ ۗ إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ مَا يُرِيدُArab-latin Yā ayyuhallażīna āmanū aufụ bil-'uqụd, uḥillat lakum bahīmatul-an'āmi illā mā yutlā 'alaikum gaira muḥilliṣ-ṣaidi wa antum ḥurum, innallāha yaḥkumu mā yurīdArtinya "Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. Yang demikian itu dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.2. Surat Al-Maidah Ayat 32مِنْ أَجْلِ ذَٰلِكَ كَتَبْنَا عَلَىٰ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ أَنَّهُۥ مَن قَتَلَ نَفْسًۢا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِى ٱلْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ ٱلنَّاسَ جَمِيعًا وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَآ أَحْيَا ٱلنَّاسَ جَمِيعًا ۚ وَلَقَدْ جَآءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِٱلْبَيِّنَٰتِ ثُمَّ إِنَّ كَثِيرًا مِّنْهُم بَعْدَ ذَٰلِكَ فِى ٱلْأَرْضِ لَمُسْرِفُونَArab-Latin Min ajli żālika katabnā 'alā banī isrā`īla annahụ mang qatala nafsam bigairi nafsin au fasādin fil-arḍi fa ka`annamā qatalan-nāsa jamī'ā, wa man aḥyāhā fa ka`annamā aḥyan-nāsa jamī'ā, wa laqad jā`at-hum rusulunā bil-bayyināti ṡumma inna kaṡīram min-hum ba'da żālika fil-arḍi lamusrifụnArtinya "Oleh karena itu Kami tetapkan suatu hukum bagi Bani Israil, bahwa barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan membawa keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi."3. Surat Al-Maidah Ayat 48وَأَنزَلْنَآ إِلَيْكَ ٱلْكِتَٰبَ بِٱلْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ ٱلْكِتَٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ۖ فَٱحْكُم بَيْنَهُم بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَآءَهُمْ عَمَّا جَآءَكَ مِنَ ٱلْحَقِّ ۚ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَٰحِدَةً وَلَٰكِن لِّيَبْلُوَكُمْ فِى مَآ ءَاتَىٰكُمْ ۖ فَٱسْتَبِقُوا۟ ٱلْخَيْرَٰتِ ۚ إِلَى ٱللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَArab-Latin Wa anzalnā ilaikal-kitāba bil-ḥaqqi muṣaddiqal limā baina yadaihi minal-kitābi wa muhaiminan 'alaihi faḥkum bainahum bimā anzalallāhu wa lā tattabi' ahwā`ahum 'ammā jā`aka minal-ḥaqq, likullin ja'alnā mingkum syir'ataw wa min-hājā, walau syā`allāhu laja'alakum ummataw wāḥidataw wa lākil liyabluwakum fī mā ātākum fastabiqul-khairāt, ilallāhi marji'ukum jamī'an fa yunabbi`ukum bimā kuntum fīhi takhtalifụnArtinya "Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat saja, tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,"Dalam ketiga ayat yang ada di Surat Al-Maidah ialah tentang bagaimana sikap kita sebagai muslim yang harus berprilaku jujur dan juga adil dengan menjauhi segala larangan-Nya. Di dalam surat Al-Maidah ayat 48 juga mengingatkan pada kita untuk melaksanakan semua kebaikan dan menjauhi segala kemungkaran. lus/lus
hukum bacaan qs al maidah ayat 32