hukum memakai jilbab tidak menutup dada

Hijabdan Jilbab adalah masalah Fiqih (Syari'ah), Keempat Mazhab yg terkenal seperti Mazhab Hanafi, Maliki, Syafii dan Hambali dan semua ahli Fiqh dan Syariat Islam sependapat bahwa aurat perempuan adalah semua badannya kecuali Muka dan Telepak tangan. Berikut ini adalah dalil-dalil tentang wajibnya memakai Hijab menurut Al-Qur'an dan Hadith dan penafsiran para Shahabat dan Fuqaha [] Namunulama lain berpendapat bahwa jilbab adalah baju wanita yang longgar untuk menutupi kepala, dada dan punggung. Hukum Memakai Jilbab dan Menutup Aurat Pengurus Lazismu Gresik Berpakaian sebagai Penutup Aurat Hukum Memakai Jilbab, Pada dasarnya Allah memerintahkan umat muslim untuk mematuhi segala perintahnya. Salah satunya dengan menutup aurat. Pakaiantakwa adalah pakaian yang menutup aurat karena itu berarti menjalankan perintah-Nya. Sponsors Link Perintah Berjilbab Dalam surat Al Qur'an surat Al Ahzab ayat 59 dijelaskan lebih lanjut, aturan menutup aurat bagi muslimah yaitu memakai jilbab. Jilbab syar'i yang menutup sampai dada. Tidakpada setiap tempat ada kewajiban untuk menutup aurat bagi wanita. Hanya apabila seorang wanita berada di hadapan laki-laki ajnabi yang bukan mahramnya saja dia diwajibkan untuk menutup auratnya secara sempurna Sedangkan di hadapan wanita muslimah, atau di hadapan laki-laki yang masih mahramnya, wanita itu boleh menampakkkan sebagian auratnya. Ulamalainnya berpendapat, bahwa jilbab ialah kerudung wanita yang dapat menutupi kepala, dada, dan punggung (Ibnu Manzur, Lisân al-'Arab, entri. jalaba). Adapun menurut Ibnu Abbas, jilbab ialah jubah yang dapat menutup badan dari atas hingga ke bawah (al-Qasimiy, XIII: 4908). Sedangkan menurut al-Qurtubiy, jilbab ialah baju yang dapat menutup seluruh badan (al-Qurtubiy, VI: 5325). Wo Treffen Sich Singles In Hamburg. Seorang Wanita diwajibkan untuk menutupi tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan. Namun bagaimana dengan status wanita yang berhijab namun tidak menutupi dada? Simak penjelasan di bawah diketahui bahwa seorang muslimah diwajibkan menutup auratnya dengan cara berhijab, Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya seorang wanita, apabila telah baligh mengalami haid, tidak layak tampak dari tubuhnya kecuali ini dan ini seraya menunjuk muka dan telapak tangannya.”HR. Abu Daud.Belakangan ini banyak sekali trend kekinian yang dampaknya tidak dari style pria, pun wanita muslimah. Trend tersebut mendominasi sebagian kaum wanita dalam berpakaian. Contohnya seperti dalam mode hijab berasal dari kata jalbaba yang berarti memakai baju kurung. Sebagian ulama berpendapat bahwa jilbab sendiri adalah baju kurung dan ulama lainnya mengartikannya baju wanita yang longgar yang dapat menutupi kepala dan Ibnu Abbas sendiri jilbab adalah jubah yang dapat menutup badan dari atas hingga ke bawah. Sedangkan menurut al-Qurtubiy, jilbab ialah baju yang dapat menutup seluruh dapat disimpulkan mengenai pengertian hijab sendiri bahwa jilbab adalah kerudung yang dapat menutup kepala, dada, dan punggung yang biasa dipakai oleh kaum wanita. Jilbab pun bisa diartikan semacam baju kerudung yang dapat menutup seluruh tubuh yang biasa dipakai kaum Indonesia sendiri, arti kata kerudung memiliki makna sebuah kain untuk menutup kepala dan rambut. Dan dapat disimpulkan bahwa wanita muslimah kerap lupa mengenai fungsi jilbab sebagai penutup anggota badan agar terhindarnya ketidaknyamanan yang ditimbulkan atau bisa menyebabkan hijab ini terdapat dalam Al-Quran surah Al-Ahzab ayat 59,يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًاArtinya “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”Hukumnya tidak boleh karena cara memakai kerudung seperti itu tidak dianjurkan atau tidak dibenarkan, sebab menyimpang dari ketentuan seorang muslimah tidak mengulurkan kerudungnya ke dada, tapi malah mengikatnya ke belakang mengelilingi leher atau memasukannya ke dalam baju, hal tersebut bisa menimbulkan dosa. Meskipun dadanya ditutup oleh kain firman Allah yang berbunyi di bawah ini,وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّArtinya “Dan hendaklah mereka perempuan beriman menutupkan kain kerudung ke dadanya.” QS. An-Nuur 24 31.Seperti dalam surah An-Nuur di atas bahwa, Allah menyuruh kaum muslimah untuk memakai kerudung dengan cara menutup hingga ke dada. Dan dianjurkan seperti untuk para kaum muslimah sebaiknya tidak mengikuti trend dan mode busana yang menyimpang dari ajaran agama menjadi kewajiban untuk muslimah, untuk memahami dan mengamalkan ayat tentang kerudung tersebut secara sempurna utuh, bukan demi mengikuti trend dan mode yang marak seperti saat ini karena sungguh hal tersebut adalah mengenakan kerudung yang sesuai syariat adalah kain tersebut dibuat secara luas hingga menutupi tubuh di bawahnya seperti dada dan tulang dada serta agar menyelisihi model perempuan dalam Tafsir Fathul Qadir menjelaskan, khimar dimaknai dulunya dimana wanita Arab waktu jika menutupi kepala mereka dengan kain kerudung, maka mereka menguraikan kain kerudung itu ke sebalik punggung sebagaimana lazimnya wanita awam pada saat leher serta kedua telinganya terbuka, kemudian lewat surah An-Nuur ayat 31, Allah memerintahkan untuk melilitkan hijab pada jayub bagian dada dan leher. Saat turunnya ayat tersebut, kaum Muhajirin dan kaum Anshar langsung merespon dengan Muhajirin dan kaum Anshar bahkan tidak sekedar menutup dada, namun mempertebal jilbabnya. Apabila seorang tidak mengenakan kerudung berwarna hitam maka berarti kerudungnya berfungsi sebagai surah An-Nuur ayat 31 di atas telah menjadi syariat kepada kaum muslimah untuk memanjangkan kain penutup ke bagian dada yang diambil dari kata juyuub saku-saku baju. Sehingga jika wanita hanya memakai penutup kepala tanpa memanjangkannya ke dada maka dia belum melaksanakan perintah Allah itu, menghilangkan fungsi dari jilbab itu sendiri sebagai benda yang menutupi aurat. Karena seorang wanita dalam Islam sangat mulia sehingga ketetapan yang Allah SWT berikan digunakan untuk memuliakan wanita itu jika seorang muslimah menggunakan busana pakaia panjang dan lebar sehingga tubuh dan dadanya tidak terbentuk, maka hal tersebut diperbolehkan sehingga fungsi dari jilbabnya menjadi hilang. Tapi bagaimana pun tetap sebagai muslimah yang penuh kecintaan terhadap Allah SWT, sebaiknya kita mengikuti segala hal yang sesuai dengan Al-Quran sebagai pedoman akhirnya, kewajiban menutup aurat memang sudah seharusnya dilakukan yang mana berguna bagi wanita itu sendiriSesungguhnya Allah mencintai hamba-hambanya yang berada di jalannya dengan melaksanakan ketentuan-ketentuan dan menjauhi segala larangannya. Pertanyaan Dari Happy Nurhidayat, melalui e-mail disidangkan pada hari Jum’at, 15 Jumadilakhir 1434 H / 26 April 2013 Pertanyaan Assalamu alaikum w. w. Bagaimana hukum dan cara mensikapi kebijakan pimpinan/ instansi tentang seragam instansi Jilbab yang transparan dan tidak besar menutup dada Menggunakan celana bagi wanita Berolah raga tetapi menggunakan pakaian yang tidak tertutup aurotnya misal sepak bola. Wassalamu alaikum w. w. Jawaban Wa alaikum-salam w. w. Terima kasih atas pertanyaan yang diajukan. Semoga jawaban yang kami sajikan dapat memberikan solusi untuk permasalahan yang tengah dihadapi. Untuk menjawab pertanyaan pertama, yakni tentang jilbab yang tidak besar dan tidak menutup dada, kami akan menjelaskan bagaimana seharusnya muslimah berbusana dan menutup aurat. Tentang masalah jilbab, baik dari segi hukumnya, sifat, batasan, disertai contoh visualnya, sebenarnya telah beberapa kali dimuat dalam rubrik Tanya Jawab Agama Majalah Suara Muhammadiyah, di antaranya pada No. 18 dan 19 tahun 2003, No. 22 tahun 2010 dan No. 5 tahun 2011. Intisari dari jawaban-jawaban tersebut akan kami ringkaskan di sini. Jilbab, berasal dari kata jalbaba yang berarti memakai baju kurung. Para ulama berbeda pendapat mengenai arti jilbab. Sebagian ulama mengartikannya baju kurung, sedangkan ulama lainnya mengartikannya baju wanita yang longgar yang dapat menutupi kepala dan dada. Al-Asy’ariy berpendapat bahwa jilbab ialah baju yang dapat menutupi seluruh badan. Ulama lainnya berpendapat, bahwa jilbab ialah kerudung wanita yang dapat menutupi kepala, dada, punggung Ibnu Manzur, Lisân al-Arab, entri. jalaba. Adapun menurut Ibnu Abbas, jilbab ialah jubah yang dapat menutup badan dari atas hingga ke bawah al-Qasimiy, XIII 4908. Sedangkan menurut al-Qurtubiy, jilbab ialah baju yang dapat menutup seluruh badan al-Qurtubiy, VI 5325. Dari penjelasan tersebut, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa jilbab mempunyai dua pengertian Jilbab ialah kerudung yang dapat menutup kepala, dada dan punggung yang biasa dipakai oleh kaum wanita. Jilbab ialah semacam baju kurung yang dapat menutup seluruh tubuh, yang biasa dipakai kaum wanita. Jika kedua pengertian tersebut digabungkan, maka yang dimaksud dengan jilbab ialah pakaian wanita yang terdiri dari kerudung dan baju kurung yang dapat menutup seluruh auratnya, atau dengan pengertian lain, jilbab adalah pakaian perempuan muslimah yang menutupi aurat; yaitu seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan, yang terdiri dari kerudung dan sejenis baju kurung. Oleh karena itu perlu diluruskan pandangan kita selama ini di Indonesia, yang cenderung mempersempit makna jilbab menjadi hanya sekedar penutup kepala saja. Dari sini juga disimpulkan, bahwa wanita muslimah jika sudah menginjak dewasa tidak diperbolehkan memperlihatkan auratnya, selain kepada 13 kelompok orang sebagaimana tersebut dalam surat an-Nur 24 31. Sedang syarat-syarat jilbab yang benar di antaranya adalah tidak tipis/transparan, tidak ketat sehingga nampak lelukan tubuhnya, dan tidak kecil sehingga bagian dada kemungkinan nampak dan tidak tertutupi. Oleh sebab itu, jika ada instansi yang menyediakan seragam bagi perempuan berupa jilbab yang transparan dan tidak menutup dada, berarti telah memberlakukan hal yang belum sesuai dengan ketentuan di atas. Bagi seorang perempuan yang bekerja di instansi tersebut, seyogyanya dapat memodifikasi jilbab atau kerudungnya sehingga tidak lagi tampak transparan. Kami menyarankan agar saudara atau orang yang bekerja di instansi tersebut dapat menyampaikan kepada pimpinan instansi tentang hukum atau cara menutup aurat yang benar berdasarkan pemahaman terhadap ayat-ayat al-Qur’an dan hadis-hadis Nabi Muhammad saw. Mengenai hukum memakai celana bagi wanita, kami tidak menemukan teks yang melarang perempuan memakai celana. Dalam persoalan keduniaan atau muamalah, hukum asal segala sesuatu adalah mubah, selama tidak bertentangan dengan syari’ah al-Quran dan as-Sunnah. Kaidah ushul fiqh mengatakan الأَصْلُ فِي اْلمُعَامَلاتِ الإِبَاحَةُ، بِحَيْثُ لاَ تُخَالِفُ اْلمُعَامَلَةِ نَصًّا أَوْ قَاعِدَةً كُلِّيَّةً. Artinya “Asal hukum dalam muamalah adalah boleh, selama muamalah tersebut tidak menyalahi nash atau kaidah umum.” Maksudnya adalah, bahwa dalam hal yang tidak berhubungan dengan ibadah, semuanya dibolehkan, yang tidak dibolehkan adalah yang ada nash pelarangannya secara jelas atau yang menyalahi aturan syari’ah secara umum. Sebagai contoh memeras anggur pada asalnya adalah boleh, asalkan tidak untuk dijadikan khamr. Begitu juga dengan memakai celana, asalkan tidak menyalahi aturan menutup aurat yang sudah kami sebutkan di atas, seperti tidak tipis, tidak transparan, tidak ketat, tidak menampakkan lekuk tubuh, maka hukumnya boleh. Selanjutnya, untuk menjawab pertanyaan tentang berolahraga tanpa menutup aurat, maka kami sampaikan fatwa sebelumnya tentang batasan aurat laki-laki maupun perempuan sebagai berikut Aurat laki-laki terhadap laki-laki Menurut jumhur ulama, aurat laki-laki terhadap laki ialah antara pusat perut hingga lutut, berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Jurhud al-Aslamiy, ia berkata Rasulullah saw duduk di antara kita dan paha saya terbuka, kemudian beliau bersabda أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ اْلفخذَ عَوْرَةٌ Artinya “Ketahuilah bahwa paha adalah aurat.” [ditahrijkan oleh Abu Dawud dan at-Tirmiziy, dari Jurhud al-Aslamiy] Aurat perempuan terhadap perempuan Jumhur ulama berpendapat bahwa aurat perempuan terhadap perempuan adalah sama dengan aurat laki-laki terhadap laki-laki. Aurat laki-laki terhadap perempuan Jumhur ulama berpendapat bahwa aurat laki-laki terhadap perempuan adalah dari pusat perut hingga lutut, baik terhadap mahram maupun bukan mahram. as-Sabuniy, 1971, II153 Aurat perempuan terhadap laki-laki Para ulama berbeda pendapat tentang aurat perempuan terhadap laki-laki, dan di antara pendapat-pendapat tersebut Majelis Tarjih menetapkan bahwa seluruh tubuh wanita adalah aurat bagi laki-laki yang bukan mahramnya, kecuali muka dan pergelangan tangan “kaff”. Sebagaimana dijelaskan pada jawaban pertama di atas. Tidak terdapat nash yang menunjukkan pengecualian bagi ketentuan di atas, sehingga ketentuan di atas berlaku kapan saja dan di mana saja, sekalipun ketika berolahraga. Apabila tidak menutup aurat itu merupakan kebijakan dari instansi tempat saudara bekerja, maka sedapat mungkin saudara menolak dan tidak perlu mematuhinya sebagaimana tersirat dalam hadis berikut عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ لاَ طَاعَةَ فِي مَعْصِيَةِ اللهِ إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوفِ. [رواه أبو داود] Artinya “Diriwayatkan dari Ali ra., bahwa Rasulullah saw. Bersabda Tidak ada ketaatan dalam maksiat kepada Allah. Ketaatan hanya pada perkara yang baik’.” [HR. Abu Dawud] Tentu saja, cara menolak dan tidak mematuhi aturan sebuah instansi yang tidak sesuai dengan ajaran Islam harus dengan baik pula, sehingga tidak menimbulkan akibat yang negatif. Kami menyarankan agar setiap orang yang mendapati instansi tempatnya bekerja menerapkan sesuatu yang belum sesuai dengan syariah, khususnya tentang busana muslimah ini, agar menyampaikan informasi ini dan mengajak pimpinan instansi untuk menerapkannya. Allah memerintahkan hamba-Nya untuk mengajak kepada kebaikan dengan diskusi yang paling baik. ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ. النحل، 16 125 Artinya “Serulah kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” [QS. an-Nahl 16 125] Demikian jawaban dari kami, semoga bermanfaat. Wallahu alam bish-shawab. Ilustrasi dosa tidak memakai jilbab Unsplash.Umat Islam diperintahkan untuk menutup aurat, salah satunya menggunakan jilbab bagi wanita. Lantas, bagaimana dengan yang belum melakukannya, apakah dosa tidak memakai jilbab?Menurut Ardiansyah dalam jurnal Analytica Islamica 2014, aurat adalah batas bagian tubuh yang wajib ditutupi wanita dan laki-laki Muslim dengan pakaian atau sejenisnya sesuai dengan batasan masing-masing. Jika aurat dibuka dengan sengaja, pelakunya akan berdosa dan tempatnya kelak adalah di neraka. Untuk menutupi aurat tersebut, Muslimah dianjurkan untuk menggunakan pakaian dan jilbab yang baik dan Nabi Muhammad SAW pernah bersabda“Ada dua golongan penghuni neraka yang aku belum pernah melihatnya Laki-laki yang tangan mereka menggenggam cambuk yang mirip ekor sapi untuk memukuli orang lain dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang dan berlenggak bergoyang-goyang bak punuk onta. Mereka itu tidak masuk surga dan tidak pula mencium baunya. Padahal sesungguhnya bau surga itu bisa tercium dari jarak sekian dan sekian.” HR. MuslimArtinya, kaum Muslimah diperintahkan Allah SWT berjilbab untuk menutup auratnya. Namun penggunaannya tak boleh sembarangan, harus sesuai dengan ajaran saja batasan aurat bagi wanita dan aturan menggunakan jilbab yang benar sesuai ajaran Islam?Batasan Aurat Seorang MuslimahIlustrasi dosa tidak memakai jilbab Unsplash.Ada perbedaan pendapat dari empat Imam Mazhab mengenai batasan aurat wanita Muslim. Berikut pendapat empat Imam Mazhab dikutip dari buku Kitab Lengkap Panduan Shalat karya Ust. Abdurrahim Hamdi dan Ust. Khalilurrahman1. Mazhab Syafi'iMenurut mazhab Syafi'i, batas aurat wanita adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan kedua telapak tangannya. Batasan telapak tangan itu maksudnya, baik bagian dalam maupun Mazhab HambaliSementara menurut mazhab Hambali, batas aurat wanita adalah seluruh tubuh kecuali wajahnya saja. Artinya mazhab ini memasukkan telapak tangan sebagai aurat yang wajib Mazhab HanafiSedangkan menurut mazhab Hanafi, batas aurat wanita adalah seluruh tubuhnya kecuali bagian dalam telapak tangan dan bagian luar telapak Mazhab MalikiAurat dibagi dua macam menurut mazhab Maliki, yaitu mughalladzah besar dan mukhaffafah kecil.Aurat mughalladzah batasnya yaitu antara pusat dan lutut. Aurat mukhaffafah batasnya seluruh tubuh, kecuali wajah dan kedua telapak tangan bagian luar dan dalam.Aurat Muslimah ini sebenarnya juga telah disampaikan Allah dalam Al-Quran surat An-Nur ayat 31 yang berbunyiوَقُلْ لِّلْمُؤْمِنٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ اَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوْجَهُنَّ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلٰى جُيُوْبِهِنَّۖ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا لِبُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اٰبَاۤىِٕهِنَّ اَوْ اٰبَاۤءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اَبْنَاۤىِٕهِنَّ اَوْ اَبْنَاۤءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْٓ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْٓ اَخَوٰتِهِنَّ اَوْ نِسَاۤىِٕهِنَّ اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُنَّ اَوِ التّٰبِعِيْنَ غَيْرِ اُولِى الْاِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ اَوِ الطِّفْلِ الَّذِيْنَ لَمْ يَظْهَرُوْا عَلٰى عَوْرٰتِ النِّسَاۤءِ ۖوَلَا يَضْرِبْنَ بِاَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِيْنَ مِنْ زِيْنَتِهِنَّۗ وَتُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَArtinya Katakanlah kepada para perempuan yang beriman hendaklah mereka menjaga pandangannya, memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya bagian tubuhnya, kecuali yang biasa terlihat. Hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya. Hendaklah pula mereka tidak menampakkan perhiasannya auratnya, kecuali kepada suami mereka, ayah mereka, ayah suami mereka, putra-putra mereka, putra-putra suami mereka,Saudara-saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara perempuan mereka, para perempuan sesama muslim, hamba sahaya yang mereka miliki,Para pelayan laki-laki tua yang tidak mempunyai keinginan terhadap perempuan, atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat pula mereka tidak mengentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu Memakai Jilbab yang BenarIlustrasi dosa tidak memakai jilbab Unsplash.Dalam surat Al-Azhab ayat 59, Allah SWT berfirmanيٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِّاَزْوَاجِكَ وَبَنٰتِكَ وَنِسَاۤءِ الْمُؤْمِنِيْنَ يُدْنِيْنَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيْبِهِنَّۗ ذٰلِكَ اَدْنٰىٓ اَنْ يُّعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًاArtinya "Wahai Nabi Muhammad, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin supaya mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali sehingga mereka tidak diganggu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."Menurut tafsir Kemenag, jilbab adalah baju longgar yang menutupi baju dan kerudung wanita atau baju luar wanita. Jilbab yang digunakan juga harus memenuhi kriteria tertentu, yaitu tidak transparan dan menutupi bagian kepala, leher, hingga itu aurat? Apa ancaman bagi wanita berjilbab yang tidak sesuai syariat Islam? Apa itu mughalladzah? YOGYAKARTA—Jilbab berasal dari kata jalbaba yang berarti memakai baju kurung. Para ulama berbeda pendapat mengenai arti jilbab. Sebagian ulama mengartikannya baju kurung, sedangkan ulama lainnya mengartikannya baju wanita yang longgar yang dapat menutupi kepala dan dada. Al-Asy’ariy berpendapat bahwa jilbab ialah baju yang dapat menutupi seluruh badan. Ulama lainnya berpendapat, bahwa jilbab ialah kerudung wanita yang dapat menutupi kepala, dada, punggung Ibnu Manzur, Lisân al-Arab, entri. jalaba. Adapun menurut Ibnu Abbas, jilbab ialah jubah yang dapat menutup badan dari atas hingga ke bawah al-Qasimiy, XIII 4908. Sedangkan menurut al-Qurtubiy, jilbab ialah baju yang dapat menutup seluruh badan al-Qurtubiy, VI 5325. Dari penjelasan tersebut, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa jilbab mempunyai dua pengertian pertama, jilbab ialah kerudung yang dapat menutup kepala, dada dan punggung yang biasa dipakai oleh kaum wanita; kedua, jilbab ialah semacam baju kurung yang dapat menutup seluruh tubuh, yang biasa dipakai kaum wanita. Jika kedua pengertian tersebut digabungkan, maka yang dimaksud dengan jilbab ialah pakaian wanita yang terdiri dari kerudung dan baju kurung yang dapat menutup seluruh auratnya, atau dengan pengertian lain, jilbab adalah pakaian perempuan muslimah yang menutupi aurat; yaitu seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan, yang terdiri dari kerudung dan sejenis baju kurung. Oleh karena itu perlu diluruskan pandangan kita selama ini di Indonesia, yang cenderung mempersempit makna jilbab menjadi hanya sekedar penutup kepala saja. Dari sini juga disimpulkan, bahwa wanita muslimah jika sudah menginjak dewasa tidak diperbolehkan memperlihatkan auratnya, selain kepada 13 kelompok orang sebagaimana tersebut dalam surat an-Nur 24 31. Sedang syarat-syarat jilbab yang benar di antaranya adalah tidak tipis/transparan, tidak ketat sehingga nampak lelukan tubuhnya, dan tidak kecil sehingga bagian dada kemungkinan nampak dan tidak tertutupi. Oleh sebab itu, jika ada instansi yang menyediakan seragam bagi perempuan berupa jilbab yang transparan dan tidak menutup dada, berarti telah memberlakukan hal yang belum sesuai dengan ketentuan di atas. Bagi seorang perempuan yang bekerja di instansi tersebut, seyogyanya dapat memodifikasi jilbab atau kerudungnya sehingga tidak lagi tampak transparan. Majelis Tarjih menyarankan agar orang yang bekerja di instansi tersebut dapat menyampaikan kepada pimpinan instansi tentang hukum atau cara menutup aurat yang benar berdasarkan pemahaman terhadap ayat-ayat al-Qur’an dan hadis-hadis Nabi Muhammad saw. Hits 572 Jilbab menjadi salah satu kewajiban yang identik dengan ajaran Islam. Secara otomatis, seorang perempuan akan dilihat sebagai seorang Muslimah manakala mengenakan jilbab. Meski jilbab juga dikenakan oleh biarawati atau suster bagi pemeluk agama Nasrani, kadar kewajibannya agak berbeda. Menurut jumhur ulama, jilbab menjadi kewajiban bagi Muslimah siapapun dia. Terkecuali untuk perempuan yang sudah mengalami monopause atau tidak subur. Belakangan ini, publik dihebohkan dengan selebriti yang melepas jilbabnya usai sebelumnya hijrah dengan mengenakan jilbab. Perdebatan pun kembali menghangat apakah memang jilbab sebuah kewajiban yang sesuai dengan tuntunan syariat Islam atau hanya budaya bangsa Arab saja. Terlebih, ada salah satu ulama juga mengatakan jikalau Muslimah hanya perlu mengenakan pakaian yang sopan. Pembahasan mengenai jilbab secara spesifik ada pada QS An-Nur31. “Katakanlah kepada para wanita yang beriman Hendaklah mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya…” Setelah itu, ayat ini juga melanjutkan pembahasan tentang pengecualian kepada siapa saja para perempuan beriman bisa menampakkan perhiasan’nya seperti suami, ayah, mertua dan sebagainya. Dalam ayat lainnya di QS Al Ahzab ayat 59, Allah SWT lebih jelas memerintahkan kepada istri Nabi SAW, anak perempuan dan istri-istri orang mukmin. “Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang-orang mukmin Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke tubuhnya. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang. QS Al Ahzab59. Jilbab, berasal dari kata jalbaba yang berarti memakai baju kurung. Para ulama berbeda pendapat mengenai arti jilbab. Sebagian ulama mengartikannya baju kurung sesuai dengan asal katanya; sedang ulama lainnya mengartikannya baju wanita yang longgar baju yang dapat menutupi seluruh badan. Ulama lainnya berpendapat, jilbab ialah kerudung wanita yang dapat menutupi kepala, dada, punggung. Ibnu Manzur, Lisan al-Arab. Menurut Ibnu Abbas, jilbab ialah jubah yang dapat menutup badan dari atas hingga ke bawah. Menurut al-Qurtuby, jilbab ialah baju yang dapat menutup seluruh badan al-Qurtuby, VI5325. Menurut riwayat yang ditakhrijkan oleh Ibni Mardawaih, dari Ali bin Abi Thalib ra, ia berkata Pada masa Rasulullah Saw, ada seorang berjalan di suatu jalan di Madinah, kemudian dia melihat seorang wanita, dan wanita itupun melihatnya. Setan pun mengganggu keduanya sehingga masing-masing melihatnya karena terpikat. Maka ketika laki-laki tersebut mendekati suatu tembok untuk melihat wanita tersebut, hidungnya tersentuh tembok hingga luka. Lalu ia bersumpah Demi Allah saya tidak akan membasuh darah ini hingga bertemu Rasulullah Saw dan memberi tahu kepadanya tentang masalahku. Kemudian ia datang kepada Rasulullah dan menceritakan peristiwanya. Kemudian bersabdalah beliau “Itu adalah balasan dosamu” Menurut riwayat lain yang ditakhrijkan oleh Ibnu Kasir, dari Muqatil ibni Hibban, dari Jabir ibni Abdillah al-Ansariy, ia berkata “Saya mendengar berita bahwa Jabir ibni Abdillah al-Ansariy menceritakan, bahwa Asma’ binti Marsad, ketika berada di kebun kurma miliknya, datanglah kepadanya orang-orang wanita dengan tidak memakai izar kain, sehingga tampaklah gelang kaki mereka dan dada mereka. Maka berkatalah Asma’ Ini tidak baik. Kemudian datanglah ayat QS al-Ahzab ayat 59 tersebut. Sekalipun ayat tersebut diturunkan karena sebab tertentu, namun ayat tersebut berlaku untuk umum, yaitu seluruh kaum Mukminin. Pada masa jahiliyah perempuan suka membuka bagian leher, dada dan lengannya, bahkan sebagian tubuhnya, hanya sekedar untuk menyenangkan laki-laki hidung belang. Laki-laki pun suka memandang aurat wanita, sebagaimana masa kini, bahkan pada masa kini mereka lebih berani. Dilihat dari pengertian dan Asbabun Nuzul di atas, Majelis Tarjih Muhammadiyah berpendapat, jilbab ialah pakaian wanita yang terdiri dari kerudung dan baju kurung yang dapat menutup seluruh auratnya. Sementara itu, aurat menurut bahasa berarti segala sesuatu yang harus ditutupi. Maknanya juga berarti segala sesuatu yang menjadikan malu apabila dilihat. Luis Ma'luf di bawah arti 'awira. Menurut istilah, 'aurah ialah anggota badan manusia yang wajib ditutupi, dan haram dilihat oleh orang lain, kecuali orang-orang yang disebutkan pada surah an-Nur31. Para ulama berbeda pendapat tentang aurat perempuan terhadap laki-laki, dan diantara pendapat-pendapat tersebut ada dua pendapat yang diikuti oleh banyak orang, yaitu a. Asy-Syafi’iyah dan al-Hanabilah berpendapat bahwa seluruh tubuh wanita adalah aurat, dengan alasan 1. Firman Allah Wala Yubdina Zinatahunna dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya. an-Nur 24 31. Ayat tersebut dengan tegas melarang memaparkan perhiasannya. Mereka membagi zinah perhiasan menjadi dua macam Pertama zinah khalqiyyah perhiasan yang bereasal dari penciptaan Allah, seperti wajah, ia adalah asal keindahan dan menjadi sumber fitnah. Al-Qurtubiy dalam tafsirnya mengatakan, pakaian penutup aurat hendaklah terbuat dari bahan yang tidak tembus pandang, agar warna kulit tidak kelihatan, dan berbentuk longgar, agar bentuk badannya tidak tampak, kecuali apabila sedang bersama suaminya. Menurut Al-Qurtubiy pakaian tembus pandang dan sempit, tidak memenuhi fungsinya sebagai penutup aurat, maka Rasulullah Saw pernah bersabda “Kadang-kadang wanita berpakaian di dunia, tetapi telanjang di akhirat.” al-Qurtubiy, tt, al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an, VI5326. Sekalipun ayat tersebut disampaikan dalam bentuk khabariyah berita, tetapi didalamnya terkandung makna perintah yang menunjukkan kepada wujub kewajiban. Menurut ilmu balaghah, bentuk khabariyah itu lebih baligh tegas dan tepat daripada bentuk insya’iyah amr perintah, maka jelaslah bahwa menutup aurat merupakan kewajiban bagi kaum muslimin dan muslimat, bukan hanya keluarga Nabi saw, dan para wanita Madinah. Sebab ayat tersebut berlaku umum, sekalipun diturunkan karena sebab khusus. Allah memerintahkan Nabi-Nya agar umat Islam semuanya mentaati peraturan adab dan sopan santun Islam, petunjuknya yang mulia dan peraturan-peraturannya yang bijaksana, untuk kebaikan bersama, baik untuk kehidupan. Bagaimana melepas jilbab demi pekerjaan? Ustaz Bachtiar Natsir menjelaskan lewat dalil ayat Alquran. “Dan berapa banyak binatang yang tidak dapat membawa mengurus rezekinya sendiri. Allahlah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” QS al-Ankabut [29] 60. Dalam kondisi terdesak kadang manusia terjebak oleh pikirannya sendiri, seakan-akan prasangkanya itulah yang bakal menjadi takut pada selain Allah membuatnya gelap mata, tawakal bukan kepada Allah membuatnya bergantung pada ranting patah yang rapuh, berharap pada selain Allah menjadikannya putus asa. Celakanya, jika ini terjadi pada pemimpin atau orang tua, yang akan menjadi korban adalah rakyat banyak atau anak-anaknya, wal'iyadzu billah. Perhatikan ayat di atas, sedangkan hewan yang tak berakal dan ditundukkan untuk manusia selalu dapat memenuhi kebutuhannya, apalagi manusia yang berakal pasti lebih bisa dari hewan. Semua itu pasti terjadi karena Allahlah yang memberikan rezeki kepada makhluk-Nya. Melepas hijab tidak serta merta masalah akan langsung lepas. Analoginya adalah menyelesaikan masalah dengan masalah baru. Masalah adalah gang’ lain dan kewajiban menutup aurat juga gang’ lain. Sebagai seorang public figure, seorang artis harusnya menjaga tindak tanduknya. Sebab akan menjadi contoh bagi fansnya. Meski dengan embel-embel “jangan ikuti aku”. Namun alasan-alasan melepaskan hijab itu bisa dijadikan basis alasan oleh awam untuk melakukan hal yang sama. sumber Pusat Data RepublikaBACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini

hukum memakai jilbab tidak menutup dada